Friday 30 June 2017

Kebenaran Pencerahan

Kebenaran Pencerahan.
Ven Ajahn Brahm.
Sebelum Anda memahami hukum karma yang merupakan bagian penting dari Buddhisme, hukum karma hanyalah sebatas teori.
Apakah Anda percaya bahwa ada sesosok Tuhan di 'atas sana' yang memutuskan apakah Anda bisa bahagia atau tidak bahagia? Atau apakah segala sesuatu yang terjadi pada Anda hanyalah kebetulan saja? Kebahagiaan Anda dan kesengsaraan Anda dalam kehidupan, kegembiraan Anda, rasa sakit dan rasa kekecewaan Anda, apakah semua itu Anda layak memperolehnya?
Apakah Anda yang bertanggung jawab kepada diri sendiri atau apakah itu kesalahan orang lain? Aapakah kebetulan belaka bahwasanya kita kaya atau hidup miskin? Apakah itu nasib buruk ketika kita jatuh sakit dan meninggal di usia muda? Mengapa? Mengapa dan mengapa? Masih banyak 'mengapa'.
Anda dapat menemukan jawaban sejatinya di dalam diri Anda sendiri. Anda dapat mengerti hukum karma melalui meditasi yang mendalam. Ketika Buddha duduk dibawah pohon bodhi di Bodhgaya, dua pengetahuan yang Beliau realisasi tepat sebelum Pencerahan-Nya adalah pengetahuan berdasarkan pengalaman tentang kebenaran kelahiran yang berulang-ulang, dan pengetahuan dari pengalaman akan hukum karma. Ini bukan hanya teori, bukan sekadar hasil pemikiran belaka, bukan sesuatu yang dihasilkan dari suatu diskusi di seputar meja kopi, ini adalah realisasi dari pengalaman yang mendalam akan sifat pikiran. Anda pun dapat mengalami hal yang sama.
Semua agama di dunia kecuali Buddhisme mempertahankan keberadaan dari sebuah jiwa. Mereka yang memastikan adanya sesosok 'diri' yang kekal, sebuah 'inti dari semua mahluk', sesosok 'orang', sebuah 'aku'. Buddhisme barkata tidak ada diri ! Siapa yang benar? Apakah ini sebuah jiwa, apakah sebuah mahluk, ataukah ini sebuah proses?
Ketika Buddha berkata bahwa tidak ada seorang pun di dalam sini, Beliau tidak pernah bermaksud perkataan-Nya hanya dipercaya begitu saja, tetapi Beliau mendorong umatnya untuk mengalaminya sendiri. Buddha berkata, sebagai sebuah fakta ilmiah apa pun, semua hal harus dialami sendiri oleh setiap orang, Paccattam Veditabbo Vinnuhi. Banyak di antara Anda yang melafalkan bahasa Pali tersebut setiap harinya. Itu adalah dasar ilmiah Buddhisme. Anda harus menjaga pikiran agar terbuka. Anda jangan bahwa 'tidak ada diri', Anda jangan percaya ada sesosok 'diri'; kedua rasa kepercayaan tersebut adalah dogmatisme.
Tetaplah Anda berpikiran terbuka sampai Anda menyelesaikan percobaan. Percobaan itu adalah pratik sila, samadi, dan panna, (kenoralan, meditasi, dan pandangan cerah). Percobaannya adalah praktik Buddisme. Lakukanlah semua prosedur percobaan yang sama dengan yang pernah dilakukan Sang Buddha di bawah pohon bodhi. Ulangi dan lihatlah apakah Anda akan mendapatkan hasil yang sama yang disebut Pencerahan.
Banyak pria dan wanita yang telah berulang kali mengulangi percobaan itu selama berabad-abad. Di dalam laboratorium praktik Buddhis-lah para yang Tercerahkan, para Arahanta, muncul. Para Arahanta adalah orang-orang yang telah menyelesaikan semua percobaan dan telah menemukan hasilnya. Itulah sebabnya BUddhisme selalu merupakan jalan ilmiah. Ini adalah sebuah cara untuk membuktikan sendiri adanya Kebenaran Pencerahan

No comments:

Post a Comment