Wednesday 5 February 2020

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 26 Oktober 2014

Inginkah dalam satu kehidupan mencapai keberhasilan? Inginkah terlahir ke Tanah Suci Sukhavati? Jika ingin maka ini tidak sulit, asalkan membangkitkan keyakinan benar dan tekad menyeluruh, menfokuskan pikiran melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, maka setiap orang dapat berhasil. Meskipun pada masa lampau menciptakan banyak karma buruk, jangan taruh di hati, dengan sepatah Amituofo, kita harus percaya pada apa yang tercantum di dalam sutra, dengan melafal sepatah Amituofo dapat mengeliminasi delapan miliar kalpa karma berat tumimbal lahir. Anda harus percaya Buddha takkan berdusta, setiap patah perkataan Beliau adalah kebenaran, insan yang percaya memiliki berkah.

Monday 3 February 2020

Melekat Pada Milikku

Melekat Pada Milikku
Ven YM. BHante Sri Pannavaro Mahathera.

Dengan mengerti sesuatu sebagaimana adanya, kita tidak akan melekat terlalu erat pada segala sesuatu yang kita anggap menjadi milik kita. Dengan bersikap seperti itu, maka kalau suatu saat milik kita rusak, peristiwa itu tidak akan menghancurkan pikiran kita🤔, tidak akan menghancurkan batin kita. Kita melihat rusaknya milik kita sebagai suatu proses. Karena kita melihat segala sesuatu di alam semesta ini tidak kekal😌.

Misalnya kita melihat sesuatu yang menjadi milik seseorang yang tidak kita kenal, jatuh dan pecah. Tidak ada konflik yang muncul dalma pikiran kita. Apalagi kita sama sekali tidak mengenal orang yang memiliki benda ini. Mungkin bertemu saja tidak pernah. Kita hanya melihat bahwa barangnya jatuh pecah. Oleh karena itu, tidak ada persoalan bagi diri kita😶.

Tetapi, kalau benda itu milik teman, atau keluarga kita, yang kita kenal dengan baik, kemudian benda yang dia miliki satu-satunya, yang sangat berharga itu, jatuh dan rusak, maka akan timbul problem dalam diri kita, meskipun tidak besar; "Aduh, sayang amat benda berharga itu pecah. Saya ikut sedih."😥

Jika sebelum pecah, benda milik teman kita itu dinyatakan olehnya, "Benda ini sekarang saya berikan kepada Anda, benda ini sekarang menjadi milik Anda.☺" Bendanya sama saja, tidak bertambah dan juga tidak berkurang, hanya benda ini dinyatakan menjadi milik kita. Sekarang akan timbul satu masalah besar kalau benda ini jatuh dan pecah; akan menjadi problem bagi pikiran kita, menjadi beban bagi batin kita. Karena sekarang kita sudah mempunyai konsep, "Ini sekarang milikku."Dan itulah permulaan, bibit timbulnya problem, awal timbulnya problem. Begitu kita sudah merasa, "Ini milikku sekarang,' kita sudah mulai menanamkan problem.🙂

Kita tidak diharuskan untuk tidak memiliki sesuatu atau tidak punya apa-apa. Tidak diharamkan untuk memiliki sesuatu. Dan memiliki sesuatu itu bukan kotor, bukan dosa, bukan salah. Kita boleh saja memiliki. Tetapi, kita harus sadar bahwa apa yang dikatakan milikku itu hanyalah sebuah konsep. Kita tidak bisa memiliki dalam arti yang sesungguhnya. Sehingga kalau benda ini suatu ketika jatuh, rusak, pecah, kita harus siap menerima itu sebagai suatu proses yang wajar.🤔

Suatu ketika di dalam kehidupan berumah tangga , seseorang istrinya meninggal atau suaminya meninggal, anaknya meninggal. Orang menamakan itu suatu musibah, marabahaya, maut. Kemudian akan timbul suatu problem, timbullah penderitaan😭, timbullah kekecewaan. Tetapi, kalau kita berusaha menerima peristiwa kematian itu sebagia suatu proses yang sangat wajar, yang pasti terjadi dalam kehidupan ini, peristiwa kematian itu tidak akan menggoncangkan pikiran kita.😧

Jadi bukan berarti jangan punya istri atau jangan berumah tangga; Karena kalau kita tidak punya istri, maka kita tidak akan sedih karena kehilangan istri. Kalau kita tidak punya suami, kita tidak akan sedih karena kehilangan suami. Boleh punya istri, boleh punya suami, boleh punya anak. Tidak dilarang. Tetapi, pada saat terjadi perubahan pada suami, pada istri atau anak, kita harus menganggapnya itu sebagai suatu proses yang wajar🙄. Oleh karena sifat segala sesuatu adalah berubah. Kita boleh saja mengatakan, suami saya meninggal, istri saya meninggal, anak saya meninggal. Tetapi, kita harus mengerti bahwa meninggal, atau mati itu adalah suatu proses. Proses perubahan yang sudah sangat wajar dan pasti terjadi dalam kehidupan ini. Pengertian ini yang akan menjaga pikiran kita untuk tidak hancur.🙂

Rumah bisa hancur, terbakar habis, tetapi pikiran tidak akan ikut hancur. Sekarang bagaimana melindungi pikiran supaya tidak ikut hancur?😌 Pikiran dilindungi dengan pengertian bahwa rumah terbakar adalah wajar. Itu adalah proses dari alam semesta ini. Perubahan wajar. Perubahan adalah sifat yang paling jelas dari kehidupan ini. Kalau kita mengerti ini, maka kita akan bisa melihat segala sesuatu sebagaimana sewajarnya terjadi.🤗

Cara Melenyapkan Seorang Musuh

Seorang senator mengatakan pada Abraham Lincoln,
”Kalau Anda mau maju,
ingatlah bahwa Anda hanyalah anak seorang tukang sepatu.”

Mendengar pernyataan itu,
Lincoln hanya tersenyum.

Ia naik ke atas mimbar & memulai pidatonya yg singkat,
”Terima kasih sudah mengingatkan saya pada ayah saya yg sudah lama meninggal.
Setahu saya,
ayah saya lah yg membuat semua sepatu Anda sekalian.
Jadi jika Anda sekalian mungkin merasa tidak cocok dgn sepatu yg Anda pakai sekarang,biarkan saya yg memperbaikinya.”

MASUK KE ARUS DHAMMA

*MASUK KE ARUS DHAMMA
ENTERING THE STREAM OF DHAMMA*

Bagian 4 ( empat )

Oleh : Phra Acariya Thoon Khippanno

Alih bahasa :
Dra. Yasodhara Wena Cintiawati
Dra. Sujata Lanny Anggawati

Penerbit :
Wisma Sambodhi
Klaten

🌴 LANDASILAH KEBIJAKSANAAN DASAR ANDA DENGAN PANDANGAN BENAR.

Bagaimanapun juga, kebijaksanaan duniawi ini merupakan fondasi utama di dalam praktek Dhamma. Kita membutuhkannya untuk memahami Dhamma pada saat mendengarkan khotbah atau mempelajari Dhamma dasar. Pemahaman Dhamma yang mendasar membutuhkan kebijaksanaan duniawi. Pelatihan – pelatihan Dhamma, seperti misalnya berdana, menjalankan sila ( peraturan ) yang berjumlah lima, delapan, sepuluh atau dua ratus dua puluh tujuh tidak dapat dicapai bila tidak dimulai dari tingkat kebijaksanaan duniawi yang mendasar. Sila anda tidak dapat murni tanpa adanya kebijaksanaan untuk memahami maksudnya. Pelatihan konsentrasi juga membutuhkan kebijaksanaan untuk mengetahui tingkat – tingkat konsentrasi yang berbeda : konsentrasi sesaat ( khanika samadhi ), konsentrasi akses ( upacara samadhi ), konsentrasi penuh ( appana samadhi ), jhana Alam Materi Halus dan Alam Tanpa Materi. Orang harus menggunakan kebijaksanaan untuk membedakan konsentrasi yang benar dari yang salah atau konsentrasi yang bersekutu dengan moha, agar konsentrasi yang salah tidak muncul. Orang membutuhkan kebijaksanaan untuk mempelajari dan memahami hal – hal seperti Lima Penghalang – nafsu indra, kemauan jahat, kemalasan dan keraguan dan mencari cara agar pikiran terbebas dari Lima Penghalang itu.

Ringkasnya, setiap langkah di dalam praktek Dhamma membutuhkan kebijaksanaan. ‘ Kebijaksanaan ‘ di sini menyiratkan inteligensi menyeluruh di dalam praktek Dhamma. Mereka yang berlatih Dhamma harus selalu waspada dan menganalisis cara pelatihan mereka dengan bijaksana. Mereka harus siap memecahkan setiap masalah yang muncul di dalam pelatihan dan menanggulangi setiap penghalang yang menganggu perkembangan mental mereka. Inilah yang disebut ‘ pandai ‘ dalam praktek Dhamma.

🌴
KEYAKINAN MEMERLUKAN KEBIJAKSANAAN.

Keyakinan atau rasa percaya pada seseorang atau pada suatu pernyataan harus muncul baru setelah dipertimbangkan secara cermat dan bijaksana. Jangan percaya secara membuta pada apa pun juga. Ketika membaca buku, anda harus berpikir secara kritis untuk melihat apakah cukup beralasan mempercayai apa yang anda baca itu. Pilihlah bagian – bagian yang masuk akal saja untuk diikuti. Memilih merupakan proses kebijaksanaan untuk membedakan ‘ yang benar ‘ dari ‘ yang salah ‘. Anda harus memilih buku yang mengandung prinsip – prinsip yang masuk akal. Ini disebut ‘ saddhananasampayut ‘, yang artinya ‘ keyakinan yang berdasarkan perenungan ‘. Penggunaan kebijaksanaan lewat perenungan yang analitis atau kritis tentang sebab akibat di dalam segala hal ini akan membantu anda memperoleh pemahaman yang benar. Dengan demikian, anda terhindar dari pemahaman yang salah serta keraguan di dalam praktek Dhamma.

Pada zaman Sang Buddha, mereka yang mencapai tahap – tahap kesucian seperti Sotapanna ( Pemasuk Arus ), Sakadagami ( Yang Kembali Sekali Lagi ), Anagami ( Yang Tak Kembali Lagi ) atau Arahat ( Yang Tersucikan ) semua menggunakan kebijaksanaan duniawi dengan cara yang harus dijelaskan di sini. Tanpa kebijaksanaan semacam itu, mereka tidak akan dapat memahami Ajaran – ajaran Sang Buddha pada tahap pertama pelatihan. Dengan kebijaksanaan ini, mereka merenungkan Ajaran – ajaran Sang Buddha, seperti misalnya Empat Elemen ( dhatu ), Lima Khanda dan Tiga puluh dua Bagian Tubuh, Sifat – sifat Tubuh yang Menjijikkan ( asubha ), dll, sampai mereka memahami sifat hakiki hal – hal tersebut. Dengan berulang – ulang merenungkannya, mereka mengajar pikiran untuk mengembangkan Pandangan Benar sesuai dengan Kebenaran. Hasilnya, mereka menjadi lebih bijaksana. Akhirnya mereka mencapai Tahap Kesucian.

Begitulah cara Orang – orang Suci di jaman Sang Buddha mengembangkan pikiran. Tanpa kebijaksanaan dasar di awalnya, mereka tidak akan pernah menapakkan kaki di jalur pelatihan yang benar. Jika ada yang ingin berdebat mengenai ini, coba sebutkan satu Orang Suci yang mulai berlatih tanpa kebijaksanaan dasar apa pun.

Dalam proses perkembangan mental, gunakanlah kebijaksanaan untuk merencanakan pelatihan anda di sepanjang Jalan Suci menuju Pencapaian Kesucian. Dengan demikian, pelatihan anda akan maju tanpa rintangan, kecemasan atau keraguan. Pelatihan ini akan terarah langsung ke tujuan akhir, bagaikan seorang sopir yang telah mempelajari peta dengan cermat sebelum mulai perjalanannya. Dia dapat melaju dengan kecepatan penuh tanpa rasa was – was akan tersesat. Kalau tidak, dia mungkin akan berputar – putar tak menentu atau membuang banyak waktu karena harus berhenti di sana sini untuk bertanya di sepanjang jalan. Jika dia bertanya kepada orang yang juga tidak tahu jalan, bisa jadi dia malahan berputar – putar dan tidak akan sampai tujuan. Tetapi jika dia kebetulan bertanya kepada orang yang memang tahu jalan dan mau memberi petunjuk, ini merupakan keberuntungan. Jika orang yang benar – benar tahu memberitahukan jalannya tetapi dia tidak mau percaya, hal ini sungguh patut disayangkan.

Pelatihan Dhamma membutuhkan kebijaksanaan untuk merenungkan jalan itu dengan cermat agar tidak salah. Jika anda menentukan arah dengan lurus, pelatihan akan maju dengan lancar dan anda dapat mengerahkan segenap usaha untuk pelatihan itu. Walaupun kekotoran batin dan godaan mungkin datang, anda sudah siap dan sadar sehingga dapat melawan dengan tekad dan ketekunan. Tekad anda yang kuat akan dapat mengalahkan kekotoran batin dan godaan itu. Jika anda dapat melewatinya, maka dapat dikatakan bahwa anda telah memberikan kehidupan anda kepada Dhamma.

🙏