Monday, 3 February 2020

MASUK KE ARUS DHAMMA

*MASUK KE ARUS DHAMMA
ENTERING THE STREAM OF DHAMMA*

Bagian 4 ( empat )

Oleh : Phra Acariya Thoon Khippanno

Alih bahasa :
Dra. Yasodhara Wena Cintiawati
Dra. Sujata Lanny Anggawati

Penerbit :
Wisma Sambodhi
Klaten

🌴 LANDASILAH KEBIJAKSANAAN DASAR ANDA DENGAN PANDANGAN BENAR.

Bagaimanapun juga, kebijaksanaan duniawi ini merupakan fondasi utama di dalam praktek Dhamma. Kita membutuhkannya untuk memahami Dhamma pada saat mendengarkan khotbah atau mempelajari Dhamma dasar. Pemahaman Dhamma yang mendasar membutuhkan kebijaksanaan duniawi. Pelatihan – pelatihan Dhamma, seperti misalnya berdana, menjalankan sila ( peraturan ) yang berjumlah lima, delapan, sepuluh atau dua ratus dua puluh tujuh tidak dapat dicapai bila tidak dimulai dari tingkat kebijaksanaan duniawi yang mendasar. Sila anda tidak dapat murni tanpa adanya kebijaksanaan untuk memahami maksudnya. Pelatihan konsentrasi juga membutuhkan kebijaksanaan untuk mengetahui tingkat – tingkat konsentrasi yang berbeda : konsentrasi sesaat ( khanika samadhi ), konsentrasi akses ( upacara samadhi ), konsentrasi penuh ( appana samadhi ), jhana Alam Materi Halus dan Alam Tanpa Materi. Orang harus menggunakan kebijaksanaan untuk membedakan konsentrasi yang benar dari yang salah atau konsentrasi yang bersekutu dengan moha, agar konsentrasi yang salah tidak muncul. Orang membutuhkan kebijaksanaan untuk mempelajari dan memahami hal – hal seperti Lima Penghalang – nafsu indra, kemauan jahat, kemalasan dan keraguan dan mencari cara agar pikiran terbebas dari Lima Penghalang itu.

Ringkasnya, setiap langkah di dalam praktek Dhamma membutuhkan kebijaksanaan. ‘ Kebijaksanaan ‘ di sini menyiratkan inteligensi menyeluruh di dalam praktek Dhamma. Mereka yang berlatih Dhamma harus selalu waspada dan menganalisis cara pelatihan mereka dengan bijaksana. Mereka harus siap memecahkan setiap masalah yang muncul di dalam pelatihan dan menanggulangi setiap penghalang yang menganggu perkembangan mental mereka. Inilah yang disebut ‘ pandai ‘ dalam praktek Dhamma.

🌴
KEYAKINAN MEMERLUKAN KEBIJAKSANAAN.

Keyakinan atau rasa percaya pada seseorang atau pada suatu pernyataan harus muncul baru setelah dipertimbangkan secara cermat dan bijaksana. Jangan percaya secara membuta pada apa pun juga. Ketika membaca buku, anda harus berpikir secara kritis untuk melihat apakah cukup beralasan mempercayai apa yang anda baca itu. Pilihlah bagian – bagian yang masuk akal saja untuk diikuti. Memilih merupakan proses kebijaksanaan untuk membedakan ‘ yang benar ‘ dari ‘ yang salah ‘. Anda harus memilih buku yang mengandung prinsip – prinsip yang masuk akal. Ini disebut ‘ saddhananasampayut ‘, yang artinya ‘ keyakinan yang berdasarkan perenungan ‘. Penggunaan kebijaksanaan lewat perenungan yang analitis atau kritis tentang sebab akibat di dalam segala hal ini akan membantu anda memperoleh pemahaman yang benar. Dengan demikian, anda terhindar dari pemahaman yang salah serta keraguan di dalam praktek Dhamma.

Pada zaman Sang Buddha, mereka yang mencapai tahap – tahap kesucian seperti Sotapanna ( Pemasuk Arus ), Sakadagami ( Yang Kembali Sekali Lagi ), Anagami ( Yang Tak Kembali Lagi ) atau Arahat ( Yang Tersucikan ) semua menggunakan kebijaksanaan duniawi dengan cara yang harus dijelaskan di sini. Tanpa kebijaksanaan semacam itu, mereka tidak akan dapat memahami Ajaran – ajaran Sang Buddha pada tahap pertama pelatihan. Dengan kebijaksanaan ini, mereka merenungkan Ajaran – ajaran Sang Buddha, seperti misalnya Empat Elemen ( dhatu ), Lima Khanda dan Tiga puluh dua Bagian Tubuh, Sifat – sifat Tubuh yang Menjijikkan ( asubha ), dll, sampai mereka memahami sifat hakiki hal – hal tersebut. Dengan berulang – ulang merenungkannya, mereka mengajar pikiran untuk mengembangkan Pandangan Benar sesuai dengan Kebenaran. Hasilnya, mereka menjadi lebih bijaksana. Akhirnya mereka mencapai Tahap Kesucian.

Begitulah cara Orang – orang Suci di jaman Sang Buddha mengembangkan pikiran. Tanpa kebijaksanaan dasar di awalnya, mereka tidak akan pernah menapakkan kaki di jalur pelatihan yang benar. Jika ada yang ingin berdebat mengenai ini, coba sebutkan satu Orang Suci yang mulai berlatih tanpa kebijaksanaan dasar apa pun.

Dalam proses perkembangan mental, gunakanlah kebijaksanaan untuk merencanakan pelatihan anda di sepanjang Jalan Suci menuju Pencapaian Kesucian. Dengan demikian, pelatihan anda akan maju tanpa rintangan, kecemasan atau keraguan. Pelatihan ini akan terarah langsung ke tujuan akhir, bagaikan seorang sopir yang telah mempelajari peta dengan cermat sebelum mulai perjalanannya. Dia dapat melaju dengan kecepatan penuh tanpa rasa was – was akan tersesat. Kalau tidak, dia mungkin akan berputar – putar tak menentu atau membuang banyak waktu karena harus berhenti di sana sini untuk bertanya di sepanjang jalan. Jika dia bertanya kepada orang yang juga tidak tahu jalan, bisa jadi dia malahan berputar – putar dan tidak akan sampai tujuan. Tetapi jika dia kebetulan bertanya kepada orang yang memang tahu jalan dan mau memberi petunjuk, ini merupakan keberuntungan. Jika orang yang benar – benar tahu memberitahukan jalannya tetapi dia tidak mau percaya, hal ini sungguh patut disayangkan.

Pelatihan Dhamma membutuhkan kebijaksanaan untuk merenungkan jalan itu dengan cermat agar tidak salah. Jika anda menentukan arah dengan lurus, pelatihan akan maju dengan lancar dan anda dapat mengerahkan segenap usaha untuk pelatihan itu. Walaupun kekotoran batin dan godaan mungkin datang, anda sudah siap dan sadar sehingga dapat melawan dengan tekad dan ketekunan. Tekad anda yang kuat akan dapat mengalahkan kekotoran batin dan godaan itu. Jika anda dapat melewatinya, maka dapat dikatakan bahwa anda telah memberikan kehidupan anda kepada Dhamma.

🙏

No comments:

Post a Comment