Thursday 29 June 2017

orang-orang yang bodoh melekat kepada perasaan-perasaannya

Renungan:

Orang-orang yang tidak berkebijaksanan (baca: orang-orang yang bodoh), cenderung untuk menderita. Mengapa? Karena mereka melekat/mencengkeram pada apa-apa atau hal-hal yang sudah lewat, yang sudah tidak ada dan tidak terjadi pada saat ini.
- Mereka melekat kepada perasaan-perasaannya (seperti: patah-hati, sedih, kecewa, cemas, marah, dengki, putus-asa, dlsb). Mereka menganggap "perasaan-perasaan" itu sebagai 'harta kekayaan' & miliknya.
- Mereka melekat kepada pikiran-pikirannya (seperti: penilaian-penilaiannya, prasangka-prasangkanya, ide-idenya, rencana-rencananya, argumen-argumennya, analisa-analisanya, dll). Mereka menganggap "pikiran-pikiran" tersebut sebagai 'harta kekayaan & miliknya.
- Mereka melekat kepada ingatan-ingatan, kesan-kesan, atau kenangan-kenangannya dll.
Dan kebanyakan dari perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, & ingatan/kenangan-kenangan tersebut adalah yang menyakitkan, yang mengecewakan, dan tidak memuaskan.
Tetapi mereka tetap 'menyimpan' semua itu bak harta karun miliknya yang amat berharga.
Apa itu bukan suatu kebodohan??
Prihatinnya lagi, selain mereka tidak mengetahui dan menyadari hal tersebut, mereka juga tidak tahu caranya untuk melepaskan diri dari pencengkramannya terhadap beban-beban 'harta-karun' yang tak menyenangkan (dan tidak ada harganya lagi) itu dari batin mereka sendiri. Demikianlah penderitaan yang diciptakan sendiri oleh orang-orang yang tidak berkebijaksanan.

(Ariyadari).

No comments:

Post a Comment