Sesi Tanya Jawab.
Dengan: YM. Bhante Sri Paññavaro Mahathera.
1. Bhante, pada bulan lalu saya mengikuti latihan meditasi di sebuah vihara dan saya nginap di vihara tersebut. Pada suatu malam, saat tidur, ada suatu kejadian yang sangat tidak menyenangkan. Saya seperti bermimpi, tapi tersentak bangun dan di samping tempat tidur saya seperti ada bayangan hitam. Kemudian saya melanjutkan tidur lagi. Besok malamnya, seorang bhikkhu yang ada di vihara itu bertanya, tadi malam mimpi apa? Saya pun menceritakan mimpi saya itu. Sang bhikkhu menjelaskan bahwa di tempat itu memang sering ada yang mengalami mimpi tidak menyenangkan begitu akibat ulah sejenis makhluk halus. Setelah menerima penjelasan itu, saya berusaha untuk tidur lagi di tempat itu, tapi tidak bisa-bisa. Ketakutan telah timbul dalam diri saya, dan mungkin telah menjadi stigma. Bagaimana cara untuk mengurangi, bukan menghilangkan, ketakutan itu, bhante?
Jawab :
Hal tersebut sebenarnya belum jadi stigma. Jika muncul pernyataan, ‘Kalau tidur di dekat kutinya bhante, akan diganggu setan’, itu jadi stigma. Jadi Anda belum sampai menjadi stigma, hanya ketakutan saja. Ketakutan karena tidak tahu. Bagaimana cara untuk mengatasinya? Ada dua cara. Cara yang pertama adalah dengan membaca paritta – Vandana, Tisarana – pelindung saya adalah Buddha, Dhamma, Sangha. Buddha, Dhamma, Sangha itu bebas dari kotoran batin, sedikitpun tidak punya keserakahan, kebencian pada semua makhluk. Pelindung saya – Buddha, Dhamma, Sangha – tidak takut pada apapun juga, termasuk kematian, termasuk orang-orang atau makhluk-makhluk yang jahat, yang sakti, dan sebagainya. Kemudian bisa juga membacakan Paritta Karaniya Metta Sutta. Kalau tidak hapal, bisa dengan mengucapkan cinta kasih. Semoga semua makhluk berbahagia, semoga semua makhluk berbahagia.
Jika dilihat dari psikologi – baca paritta, Tisarana, membuat perlindungan, merasa dirinya sudah ada perlindungan, ataupun memancarkan cinta kasih – pikiran positif digunakan untuk melawan pikiran-pikiran negatif, seperti takut, ada
setan datang nanti diganggu, dan sebagainya – ada dalam agama, dan semua agama mengajarkan hal itu dengan caranya masing-masing, dengan doanya masing-masing.
Cara yang kedua, meskipun agak sulit, bisa dilakukan. Caranya yakni dengan vipassana. Bagaimana caranya? Yah, disadari saja, menyadari dengan murni, dengan pasif. Artinya ‘just be aware’. Tidak menamai, tidak menafsirkan,
tidak mengusir. Kalau pakai cara yang biasa, sebenarnya kita hanya memunculkan pikiran-pikiran positif melawan pikiran-pikiran negatif supaya tidak timbul kekhawatiran, ketakutan. Tapi cara biasa ini tidak membebaskan dari masalah. Cara vipassana adalah dengan menyadari, apa yang yang muncul dalam perasaan dan pikiran.
Ada yang bertanya pada saya, ‘Bhante, kalau misalnya bhante duduk dan di suatu pojok bhante melihat ada sesuatu, apa yang akan bhante lakukan?’ Kalau kita mengerti vipassana, kita mengerti meditasi, saya hanya akan melihat saja, tidak menafsirkan, tidak pikir apa-apa. Membuat pikiran jadi tenang, membuat hanya kesadaran saja yang muncul, tidak memberikan reaksi. Just be aware. Pikiran dijaga, jangan menafsirkan, jangan mengusir, jangan ingin bersahabat,
jangan ingin memusuhi. Inilah kebebasan, bebas dari beban.
Wah, sulit Bhante. Yah, Anda harus berlatih. Meditasi tidak perlu ongkos, tidak membutuhkan dupa, lilin yang harus dipasang, tidak bisa baca paritta juga tidak apa; tapi Anda harus melatih, karena kesadaran itu tidak mungkin menjadi
tua. Fisik kita menjadi tua, dan lapuk, dan meninggal; namun kesadaran kita tidak ikut menjadi tua. Kesadaran akan terus berlanjut, meski fisik kita sudah meninggal. Dan jika kesadaran terus dilatih, kesadaran itu akan maju terus.
Bagi umat Buddha, kesadaran dilatih untuk dibebaskan dari segala macam beban, termasuk racun-racun, ikatan, segala macam. Jika kesadaran tersebut telah menjadi murni, benarbenar murni, tidak ada warna di situ, itulah yang sebetulnya dikatakan nibbana, kebebasan. Kita dapat merasakan nibbana itu sekarang, sesaat, meskipun tidak permanen. Jadi apapun yang timbul – perasaan senang luar biasa, jenuh, pikiran baik, pikiran jorok, pikiran mulia, cinta kita terhadap dia – sadarilah, dengan tidak usah menafsirkan, tidak usah menanggapi. Saat Anda dapat menyadari hal itu, kemudian lenyaplah itu; hanya ada kesadaran murni, itulah terbebas dari penderitaan meskipun sesaat.
Jika timbul rasa takut, gimana bhante? Yah, ketakutan itu yang disadari. Setelah bayangan itu lewat, timbul rasa puas, ‘Ahh.., bisa aku’. Itu juga mesti disadari. Hanya begitu saja. Vipassana hanya begitu saja, tidak lebih. Alatnya memang awareness, kesadaran, perhatian, keawasan, namun perlu di latih. Bukan hanya vipassana, cobalah berlatih anapanasati, metta bhavana, apa saja; itu landasan-landasan untuk memperkuat awareness, memperkuat sati, memperkuat kesadaran.
No comments:
Post a Comment