Tuesday, 18 April 2017

Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi

Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi
Bagian 21
Lagi pula Sariputra, usia Buddha Amitabha dan penduduk Alam Sukhavati adalah asamkheyakalpa tak terhingga dan tanpa batas, maka itu namaNya juga disebut Buddha Amitayus (Buddha Usia Tanpa Batas).

Penjelasan :
Bait sutra ini menjelaskan tentang usia Buddha dan penduduk di Alam Sukhavati adalah tanpa batas, sehingga disebut sebagai Buddha Amitayus (Buddha Usia Tanpa Batas).


Mengapa penduduk Alam Sukhavati dapat menikmati usia tanpa batas? Setiap hari berada bersama Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva Mahasthamaprapta dan para Bodhisattva calon Buddha serta para suciwan yang berkebajikan tinggi, memperoleh bimbingan dari Mereka, meskipun terlahir pada tingkatan terendah serta membawa serta karma terlahir ke Alam Sukhavati, juga dapat mencapai Tiga Ketidakmunduran, dengan pemberkatan jasa kebajikan yang tak terhingga dari Buddha Amitabha, maka seluruh penduduk Alam Sukhavati menikmati usia tanpa batas.

Sewaktu menjalani pelatihan diri, Bhiksu Dharmakara mengikrarkan tekad bahwa kelak ketika dia mencapai KeBuddhaan, penduduk Alam Sukhavati seluruhnya menikmati usia tanpa batas. Kini dia telah mencapai KeBuddhaan dan tekadnya telah menjadi kenyataan, sungguh merupakan ikrar agung yang tiada taranya.

Bhiksu Dharmakara telah mengamati dan mempelajari alam para Buddha yang tak terhingga dan tanpa batas, dia menemukan bahwa ternyata usia para penghuni alam-alam tersebut ada yang berusia panjang dan ada yang berusia pendek, kalau begitu tentunya sulit untuk melatih diri dan mencapai hasil, barulah kemudian Bhiksu Dharmakara mengikrarkan tekad agung tersebut, dan kini dia telah berhasil mewujudkannya.

 “Asamkheyakalpa”, “tak terhingga”, “tanpa batas”, semua ini adalah istilah dalam ilmu berhitung. Asamkheya dikalikan Asamkheya hasilnya adalah tak terhingga, tak terhingga dikalikan tak terhingga hasilnya adalah tanpa batas. Pada akhirnya adalah tak terbilang tak terbilang.

Maka itu apabila bisa terhitung keluar dalam bentuk angka, maka ini disebut sebagai masih terbatas. Ketika jodoh Buddha Amitabha dalam mengajari para makhluk telah usai, Beliau juga akan memasuki Parinirvana, kemudian Bodhisattva Avalokitesvara akan segera mencapai KeBuddhaan menjadi penerus, dan setelah Bodhisattva Avalokitesvara memasuki Parinirvana, maka Bodhisattva Mahasthamaprapta akan segera mencapai KeBuddhaan dan menjadi penerus, jadi di Alam Sukhavati takkan ada periode kekosongan tanpa Buddha.

Di Alam Sukhavati setiap insan memiliki usia tanpa batas sehingga semuanya pasti mencapai KeBuddhaan, jadi takkan ada periode kekosongan tanpa Buddha. Tidak seperti di alam saha ini, ketika Buddha Sakyamuni memasuki Parinirvana dalam usia 80 tahun maka harus menanti hingga kurun waktu yang begitu lama, kelak barulah Bodhisattva Maitreya turun ke dunia mencapai KeBuddhaan, harus menunggu 5,67 miliar tahun lagi.

Selama periode kekosongan ini tanpa Buddha yang mendiami dunia ini. Dengan mengamati sedemikian maka Alam Sukhavati lebih sempurna. Di dalam sutra tercantum bahwa untuk mencapai KeBuddhaan diperlukan tiga Asamkheyakalpa besar, oleh karena melatih diri di alam ini ada maju mundurnya, majunya sedikit mundurnya banyak, maka itu sulit untuk berhasil.

Lain halnya dengan penduduk Alam Sukhavati, usianya tanpa batas juga tidak ada jodoh yang membuatnya mengalami kemunduran, hanya terus maju dan berkembang maka itu keberhasilan mudah diraih. Di dalam sutra disebutkan bahwa : “tempat para insan berkebajikan tinggi berkumpul berada bersama”. Maksud kata “para insan berkebajikan tinggi” adalah para Bodhisattva calon Buddha. Seluruh penduduk Alam Sukhavati, tak peduli yang terlahir pada tingkatan terendah sekalipun, namun semuanya memiliki segala keperluan yang serupa dengan Buddha Amitabha.

Melafal Amituofo adalah benih sebab, terlahir di Alam Sukhavati adalah buah akibat. Melafal sepatah Amituofo harus disertai didalamnya keyakinan dan tekad barulah bisa terjalin dengan Buddha Amitabha. Dengan terjalin barulah bisa menerima cahaya dan mukjizat dari Buddha Amitabha.

Saat menjelang ajal praktisi meninggalkan tubuh kasarnya dalam kondisi masih hidup, jadi bukanlah setelah menghembuskan nafas terakhir atau badan jasmani ini sudah mati barulah terlahir ke Alam Sukhavati. Detik-detik mendekati ajal, Buddha Amitabha akan datang menjemput, praktisi akan mengikuti Buddha dan terlahir ke Alam Sukhavati, ini adalah Pintu Dharma yang meraih keberhasilan dalam satu kehidupan saja, saya selalu berkata bahwa ini adalah Pintu Dharma tanpa kematian. Setelah sampai di Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan.

Setelah terlahir di Alam Sukhavati maka menyempurnakan kebijaksanaan dan kemampuan yang tak terhingga, mampu mengingat sanak keluarga dan sanak saudara pada kelahiran kelahiran yang lampau, menyelamatkan ayahbunda merupakan bakti terbesar, diri sendiri sudah terlahir di Alam Sukhavati, mendiang ayahbunda tak peduli ada di alam mana, kita juga mampu melihat di mana keberadaan mereka, juga merupakan kesempatan untuk mewujudkan bakti sempurna pada ayahbunda (yakni menyelamatkan ayahbunda ke Alam Sukhavati).

Tingkatan Bodhisattva yang tertinggi adalah Bodhisattva calon Buddha, Pintu Dharma ini adalah Pintu Dharma yang meraih keberhasilan dalam satu kelahiran, tak perlu menunggu hingga kelahiran kedua. Sedangkan Pintu Dharma lainnya, untuk mencapai KeBuddhaan diperlukan waktu selama tiga asamkheyakalpa besar, tidak tahu harus melewati berapa kali kelahiran dan kematian berputar dalam lingkaran tumimbal lahir.

Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa tingkatan kesucian pertama dari Aliran Theravada yakni Srotapanna, masih harus terlahir kembali sebanyak tujuh kali antara Alam Dewa dan Alam Manusia, barulah dapat mencapai Arahat. Tetapi sampai di Alam Sukhavati langsung mencapai Bodhisattva calon Buddha dan kemudian menyempurnakan KeBuddhaan. Banyak para praktisi senior jaman dulu, tak peduli itu adalah Bhiksu-Bhiksuni atau Upasaka Upasika, setelah memahami Pintu Dharma ini, tiada yang tidak menfokuskan diri melatih dan menyebarluaskannya.

Dipetik dari : Buku Ceramah Master Chin Kung
Judul : Penjelasan Amitabha Sutra Karya Master Ou Yi

No comments:

Post a Comment