Tuesday 31 October 2017

TIADANYA SUATU PRIBADI YANG BERSIFAT KEKAL

Message of The Buddha (14 dari 14)
Oleh : Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera

TIADANYA SUATU PRIBADI YANG BERSIFAT KEKAL

Lima kelompok kehidupan adalah tidak kekal.
Sang Buddha melalui pencerahan-Nya menyadari bahwa tiada sesuatu pribadi yang bersifat abadi, kekal yang dapat ditemukan dimanapun di alam semesta.
Kenyataan ini sulit untuk dipahami dan sama sulitnya bagi banyak orang untuk menerimanya.
lni karena kita telah melekati pandangan akan pribadi yang kekal dari kehidupan
masa lampau yang tidak terbatas, dan hanya keegoisan ini yang menyebabkan kita berada dalam lingkaran eksistensi kehidupan demi kehidupan, mengalami kegelisahan, ketakutan, kesedihan. ratap-tangis, kesakitan, penderitaan dan keputusasaan.


Makhluk pada dasarnya terdiri dari tubuh jasmani dan batin.
Didalam terminologi Buddhis kita sering berkata tentang lima khandha atau kelompok kehidupan, yang terdiri dari tubuh jasmani, perasaan, persepsi, kemauan/kehendak dan kesadaran.
Ini juga disebut tubuh jasmani dan batin. 51)

“Diri/pribadi” ini adalah tidak kekal, berubah, subjek dari kondisi, tetapi makhluk hidup menganggap “diri/pribadi” yang mereka lekati sebagai kekal, tidak berubah, dan yang abadi selamanya.
Mereka pada umumnya menganggap lima kelompok kehidupan sebagai
diri/pribadi, merupakan miliknya diri/pribadi,  diri/pribadi berada/bersemayam di dalam lima kelompok kehidupan, atau
lima kelompok kehidupan berada /bersemayam di dalam diri/pribadi.

~ Tubuh jasmani bukan merupakan diri/pribadi ~
Tubuh ini lebih mudah dipahami sebagai tiadanya diri/pribadi. Pengetahuan
modern menunjukkan kepada kita bahwa tubuh itu tersusun dari milyaran sel yang secara terus menerus berubah.
Sel yang tua mati dan sel yang baru tumbuh dan tubuh ini tidak sama dalam dua selang waktu; karenanya tidak ada sesuatu yang kekal yang disebut tubuh, ia merupakan sesuatu yang terus berubah, sebuah perubahan.
Sang Budhha menyamakan tubuh ini seperti sebuah gumpalan busa, dimana gelembung yang tua pecah dan gelembung yang baru muncul dengan tidak adanya inti yang kekal.

Kita tidak mempunyai kendali atas emua itu.
Ia datang didunia ini tanpa diminta, tumbuh secara alami dan setelah kira-kira dua puluh delapan tahun, ia mulai menua.
Dan yang merupakan ketakutan terbesar kita, suatu hari akan mati.
Bagaimana tubuh ini dapat menjadi milik kita ketika semua itu diluar kendali kita?

Ini keadaan yang sangat tidak stabil. Seseorang mungkin berpikir kalau dia adalah orang yang kuat, dalam kesehatan yang prima, tetapi satu atau dua minggu kemudian penyakit serius dapat mengurasnya hingga tinggal kulit dan tulang belaka, kerangka hidup.
Masa kehidupan kita adalah tidak pasti dan kita dapat mati kapanpun saja.
Oleh sebab itu Sang Buddha mengatakan kalau tubuh ini berpenyakit seperti kanker.

Kita harus merawatnya sepanjang waktu.
Setiap beberapa jam kita harus memberinya makan, namun tidak pernah mendapatkan kepuasaan, kita juga harus sering membersihkannya, jika tidak ia berbau busuk, lalu pergi ke kamar mandi setiap waktu untuk pembuangan kotoran, lalu tugas yang tak habis lainnya seperti berpakaian, memotong kuku kita, menggosok gigi, dan membalut luka kita..
Tubuh ini diluar duga, memiliki kecenderungan alami akan tindakan jahat yang menyakiti kita nantinya. Tetapi untuk mengendalikannya sangatlah sulit.
Demikian Sang Buddha mengatakan tubuh ini adalah penderitaan, bukan diri/pribadi.

~ Batin bukanlah diri/pribadi ~
Adalah lebih sulit untuk memahami jika batin bukanlah diri/pribadi.
Batin secara dasarnya adalah kesadaran karena kesadaran hadir dalam setiap kegiatan mental.

Ada enam jenis kesadaran yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, sentuhan dan berpikir.
Menurut Sang Buddha, semua hal-hal yang terkondisi muncul dari sebab-sebab.

 Enam jenis kesadaran muncul dari kondisi-kondisi; 52)
* Kesadaran penglihatan muncul karena benda yang terlihat dan organ mata;

* Kesadaran pendengaran muncul karena adanya suara dan organ telinga;

* Kesadaran penciuman muncul karena adanya bau dan organ hidung;

* Kesadaran pengecap muncul karena adanya cita-rasa dan organ Iidah;

* Kesadaran peraba muncul karena adanya objek sentuhan dan tubuh jasmani;

* Kesadaran pikiran muncul karena adanya objek pikiran dan pikiran.

Keenam kesadaran ini muncul dan lenyap dengan sangat cepat, muncul seperti kesadaran yang tidak terpecahkan, kekal, yang abadi.
Hanya seorang Sang Buddha yang sepenuhnya tercerahkan melihatnya dengan jelas sebagai satu rangkaian berbagai macam jenis kesadaran yang berbeda, muncul bergantungan kepada
kondisi-kondisi.
Demikian batin adalah sebuah kondisi yang berubah terus—menerus, tidak adanya inti yang disebut batin.

Dimanakah gerangan diri/pribadi itu secara alamiah?
Lebih lanjut lagi, didalam meditasi yang dalam, pikiran bahkan dapat dibuat berhenti dan muncul kembali.
Jika batin adalah diri/pribadi, ketika dia berhenti, dimanakah diri/pribadi itu?

~ Ilmu Pengetahuan memulai pembuktian ~
Ilmu Pengetahuan memberitahukan kita bahwa semua sel didalam tubuh kita terdiri dari atom-atom. Sekarang kita mengetahui atom-atom pada dasarnya kosong seperti ruang angkasa, 99.99% adalah kosong, dengan panikel-partikel energi yang berpindah ke sini dan ke
sana.
Jadi tubuh kita tidak berbeda dengan udara disekitar kita, yang pada dasarnya kosong. Bagaimana mungkin kita melihat diri kita sebagai tubuh manusia yang padat.

Ilmu Pengetahuan hanya memulai untuk memahami bahwa kekosongan ini sebenarnya adalah kesadaran.
Tanpa kesadaran tidak ada dunia. Pikiran yang suci menciptakan dunia yang bahagia, pikiran yang jahat menciptakan dunia yang menyedihkan.
ltulah sebabnya pentingnya mengembangkan pikiran yang baik.

KESIMPULAN
Kehidupan kelihatan sebagai latihan perkembangan spiritual bagi setiap makhluk hidup.
Kita seharusnya belajar dan memahami dengan lebih baik hukum alam semesta dalam setiap kehidupan.
Jika kita memahami dan hidup sesuai dengan hukum ini maka kita akan terlahir di alam yang lebih tinggi, yang lebih berbahagia.
Jika kita melanggar hukum ini dengan menyakiti yang lain, kita akan terlahir kembali di alam yang menyedihkan untuk belajar dari kesalahan kita.

Kehidupan manusia berada pada tingkat existensi yang berbahaya. Secara langsung dibawah kita adalah pintu-pintu menuju alam kelahiran yang menyedihkan.
Ini sebabnya mengapa orang-orang suci telah datang dan akan terus datang untuk memperingatkan kita, sebuah suara kebijaksanaan.
Kehidupan manusia sangat unik, karena di sini kita menciptakan banyak kamma, tidak seperti alam-alam keberadaan lainnya dimana makhluk-makhluknya banyak yang menjalani buah dari kamma masa lampau mereka. Kita dapat melihat dukkha lebih jelas daripada di alam-alam surga serta kemendesakan.
Dan kita memiliki berkah, tidak seperti alam rendah yang menderita, untuk berusaha mengakhiri lingkaran kehidupan yang sangat sulit untuk dijalani.
Sang Buddha berkata bahwa sangat langka untuk terlahir sebagai seorang manusia. Sama sulitnya seperti seekor kura-kura buta di lautan yang luas, yang muncul dipermukaan sekali hanya dalam seratus tahun untuk mendapatkan udara segar,  untuk dapat meletakkan kepalanya dalam lingkaran sebuah kayu yang terapung di lautan yang luas. 53)

Itu mungkin akan berlangsung sangat sangat lama sebelum kita dapat memiliki tubuh manusia lagi.

Kehidupan sangat pendek, rata-rata usia kehidupan seseorang adalah sekitar tujuh puluh tahun.
Jika seseorang berusia empat puluh tahun, memungkinkan baginya untuk hidup tiga puluh tahun lagi.
Ini tidak terlihat lama jika dia menyadari bahwa dia dapat merayakan tahun baru hanya tiga puluh kali lagi!
Jika kita berharap untuk menjalani kehidupan suci dan mengembangkan Jalan Mulia, kita juga seharusnya mengetahui bahwa Sang Buddha mengatakan usia tua adalah waktu yang salah untuk berusaha, 54) karena seseorang tidak efisien lagi secara fisik dan mental.
Kematian bagaikan pembunuh di tumit kita kemanapun  kita pergi.
Jika kita melekat pada orang-orang yang kita cintai, kematian mereka akan membawa banyak penderitaan pada kita,
kecuali kita yang meninggal duluan.

Kematian akan datang, sama pastinya dengan malam menggantikan siang.
Kita harus menolong diri kita sendiri, tidak ada yang dapat menolong kita.
Kita harus mengandalkan usaha kita sendiri, I????? kamma kita sendiri

Pesan Sang Buddha sudah jelas: “Hindari kejahatan, lakukan  kebajikan, sucikan pikiran.”

Jika kita tidak dapat melaksanakan seluruh pesan ini, setidak-tidaknya “Hindari kejahatan, lakukan kebajikan.”

51). Batin terdiri dari perasaan, persepsi, kemauan/ kehendak dan kesadaran.
52). Seperti yang disebutkan dalam Chachakka Sutta (Majjhima Nikaya 148) dan Mahatanha Sankhaya Sutta (Majjhima Nikaya 38).
53). Samyutta Nikaya 56.5.7.
54). Anguttara Nikaya 5.54

Message of The Buddha
Penerbit DPD Pemuda Theravada Indonesia
Sumatera Utara

No comments:

Post a Comment