Thursday, 12 October 2017

Perbuatan Baik dan Perbuatan Tidak Baik

Perbuatan Baik dan Perbuatan Tidak Baik
Oleh YM. Bhante Sri Pannavaro Mahathera

Setiap umat Buddha sudah seharusnya yakin bahwa di dunia ini memang ada dua macam perbuatan, perbuatan baik dan perbuatan yang tidak baik.

Perbuatan baik dan tidak baik ini adalah jelas tidak bisa dikompromikan. Perbuatan baik adalah jelas sebagai perbuatan yang baik, perbuatan yang tidak baik adalah jelas sebagai perbuatan yang tidak baik. Mengapa jelas Saudara sekalian? Oleh karena antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang tidak baik ini memang benar-benar berbeda, berbeda wujudnya, berbeda akibat yang dihasilkan oleh dua macam perbuatan ini.


Ada orang yang mengatakan ; “Ah……Bhante, perbuatan baik dan tidak baik inikan relatif, tergentung yang memberikan merk, dia mengatakan perbuatannya baik, bagi saya tidak baik, perbuatan ini bagi saya baik, bagi dia mungkin tidak baik. Oleh karena itu menurut saya Bhante, perbuatan baik dan tidak baik ini tergantung manusia yang menamakannya”. Ini tidak benar Saudara, tidak benar oleh karena perbuatan baik dan perbuatan tidak baik itu jelas bedanya dan juga jelas akibatnya. Perbuatan baik dan tidak baik tidak bisa dikawinkan menjadi satu macam perbuatan yang setengah baik dan setengah tidak baik. Perbuatan baik dan tidak baik ini tidak bisa dikompromikan, “Saya ini Bhante, yah……kalau dilihat kan tidak terlalu baik, toh saya ini kan tengah-tengah, yang baik sedikit, yang tidak baik juga sedikit.’

Saudara sekalian mungkin kenal jenang (dodol). Dodol atau jenang ini dikatakan nasi bukan dikatakan bubur juga buka, itulah dodol. Dodol ini adalah setengah nasi setengah bubur, tidak ada perbuatan yang semacam dodol ini Saudara. Baik dan jahat dikawinkan menjadi perbuatan seperti dodol itu tidak ada. Oleh karena antara perbuatan baik dan tidak baik ini jelas bedanya, jelas pula akibatnya.

Apakah yang disebut ‘baik’ Saudara? Semua perbuatan yang kalau Saudara kerjakan akan mengakibatkan berkurangnya penderitaan berarti berkurangnya serakah, berkurangnya kebencian, berkurangnya kegelapan batin, siapapun yang mengajarkan, siapapun yang menganjurkan, agama manapun yang mnegajarkan itu termasuk perbuatan baik dan harganya tetap sama “BAIK”.

Apakah perbuatan ‘tidak baik’ Saudara? Perbuatan apa pun juga yang kalau Saudara kerjakan membuat keserakahan bertambah, rasa benci bertambah, kegelapan batin juga ikut bertambah, berarti bertambahnya penderitaan, maka jelas siapapun yang mengajarkan, siapapun yang menganjurkan itu termasuk perbuatan yang jahat; “TIDAK BAIK.” dan akibatnya adalah penderitaan.

Andaikata Saudara berbuat jahat dengan kepandaian Saudara, Saudara menceritakan kepada orang lain, menghasut yang lain dengan kelihaian Saudara sehingga orang lain bisa membenarkan perbuatan Saudara, “Oh, memang benar Saudara, membunuh itu memang baik”, dengan alasan demikian Saudara bisa melakukan itu karena kepandaian Saudara, karena pengaruh Saudara, tetapi hukum karma tetap berjalan sesuai dengan hukumnya, apa yang Saudara kerjakan tetap mempunyai nilai kejahatan dan pasti akan berakibat penderitaan.

Saudara bisa saja mencari alasan perbuatan Saudara membunuh itu adalah termasuk perbuatan yang baik, tetapi Saudara tetap memetik buah penderitaan, oleh karena pembunuhan baik siapa pun yang melakukan, siapapun yang mengerjakan tetap pembunuhan dan ‘PEMBUNUHAN ADALAH KEJAHATAN’...

Dengan yakin bahwa di dunia ini ada dua macam perbuatan, satu macam perbuatan disebut perbuatan baik satu macam perbuatan disebut perbuatan tidak baik, maka Saudara akan bisa memilih mana yang seharusnya Saudara kerjakan, mana yang seharusnya Saudara cegah, jangan sampai Saudara lakukan itu.

Semua perbuatan akan memberikan akibat, baik perbuatan yang baik maupun perbuatan yang tidak baik, semuanya akan memberikan akibat.

Tidak ada perbuatan yang tidak berakibat. Semua perbuatan akan membuahkan akibat, perbuatan baik akan membuahkan kebaikan atau kebahagiaan, perbuatan jahat akan mengakibatkan kejahatan atau penderitaan.
Ini adalah hukum sejak kita belum dilahirkan, sejak Sang Buddha belum dilahirkan, hukum ini sudah ada... Sang Buddha bukan pembuat hukum, Sang Buddha bukan perangkai hukum. Tidak mungkin dan tidak pernah terjadi perbuatan jahat akan mengakibatkan kebahagiaan.
“Oh… para Bhikkhu. Tidak pernah mungkin dan tidak pernah akan terjadi perbuatan baik mengakibatkan penderitaan, perbuatan baik pasti berakibat kebahagiaan, perbuatan jahat pasti membuahkan penderitaan.

🙏

No comments:

Post a Comment