Sunday 22 October 2017

Laba-Laba

Laba-Laba

Saya mendapatkan sebuah contoh yang bagus dari mengamati laba-laba. Seekor laba-laba membuat sebuah sarang yang seperti sebuah jaring. Dia menenun sarangnya dan membentangkannya ke berbagai tempat terbuka. Ketika itu saya duduk dan merenung. Ia menggantungkan sarangnya seperti sebuah layar film, dan ketika ia sudah selesai ia menggulung dirinya sendiri naik ke atas tepat di tengah-tengah jaring. Laba-laba itu tidak berjalan kesana-kemari.
Segera ketika seekor lalat atau serangga lainnya terbang ke dalam jaringnya, maka jaringnya akan bergetar. Segera ketika jaringnya bergetar, laba-laba itu akan lari keluar dari tempatnya dan menangkap serangga tersebut sebagai makanan. Ketika ia selesai, ia menggulung tubuhnya kembali ke tengah-tengah jaring sama seperti sebelumnya. Tidak masalah apapun jenis serangga yang tertangkap oleh jaringnya, seekor lebah atau apapun juga: Sepanjang jaring tersebut bergetar, laba-laba itu akan segera berlari untuk menangkapnya. Kemudian ia akan balik kembali dan berdiam, tenang di tengah-tengah jaring di mana tidak ada seorang pun yang dapat melihatnya, setiap waktu.

Melihat laba-laba yang berlaku seperti ini, saya mencapai sebuah pemahaman. Enam jangkauan indera adalah mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran. Pikiran berdiam di tengah. Mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh menyebar keluar seperti sebuah jaring. Objek-objek indera seperti serangga. Segera ketika sebuah penglihatan datang ke mata, atau sebuah suara datang ke telinga, sebuah aroma ke hidung, sebuah rasa ke lidah, atau sebuah sensasi sentuhan ke tubuh, pikiran yang akan mengetahuinya. Segala sesuatu bergetar menuju ke pikiran. Hanya dengan ini saja cukup untuk menyebabkan timbulnya sebuah pemahaman.

Kita dapat hidup dengan bergelung di dalam, seperti laba-laba yang bergelung di dalam jaringnya. Kita tidak perlu pergi kemana-mana. Ketika serangga datang menuju jaring dan jaringnya bergetar menuju ke hati, kemudian segera ketika kita sadar, kita keluar dan menangkap serangga tersebut. Kemudian kita kembali ke tempat semula.

Setelah mengamati laba-laba, Anda dapat menggunakan apa yang telah Anda pelajari di pikiran. Ini adalah hal yang sama. Jika pikiran melihat ketidak-kekalan, penderitaan, dan tanpa-aku, ia akan menyebar keluar. Ia tidak lagi menjadi pemilik kebahagiaan, tidak lagi menjadi pemilik penderitaan, selama ia melihat jelas dengan cara ini. Ia akan mencapai titik itu. Apapun yang Anda lakukan, Anda tetap damai. Anda tidak menginginkan hal apapun lagi. Meditasi tidak lain tidak bukan telah mencapai kemajuan.

~ Ajahn Chah ~

No comments:

Post a Comment