Kisah Ditetapkannya Aturan Mengenai Larangan Minum Minuman Beralkohol
"Waktu itu B. Sāgata pergi ke pertapaan pertapa rambut terjalin di Ambatittha, dan pada saat kedatangan — setelah memasuki ruang perapian dan mengatur tikar rumput — duduk bersila dengan tubuh tegak dengan perhatian penuh pada bagian depan. Nāga (yang tinggal di ruang perapian) melihat kalau B. Sāgata telah masuk dan, saat melihatnya, merasa marah, terganggu, dan menyemburkan asap. B. Sāgata menyemburkan asap. Nāga, tak mampu menahan kemarahannya, menyemburkan api. B. Sāgata, memasuki unsur api, menyemburkan api.
Kemudian B. Sāgata, setelah melahap api nāga dengan apinya, berangkat ke Bhaddavatikā. "Kemudian Bhagavā, setelah tinggal di Bhaddavatikā selama yang Ia suka, melanjutkan perjalanan ke Kosambī. Para pengikut awam Kosambī mendengar: 'Mereka mengatakan bahwa B. Sāgata melakukan pertempuran dengan nāga Ambatittha!'
"Kemudian Bhagavā, setelah melakukan perjalanan secara bertahap, datang ke Kosambī. Pengikut awam di Kosambī, setelah menyambut Bhagavā, (mereka) pergi ke B. Sāgata dan, pada saat kedatangan, setelah bersujud kepadanya, duduk di satu sisi. Ketika mereka duduk di sana mereka berkata kepadanya, 'Adakah, bhante, sesuatu yang bhante suka yang sulit bagi Anda untuk dapatkan? Apa yang bisa kami siapkan untuk Anda?'
"Ketika hal ini dikatakan, beberapa bhikkhu dari kelompok enam berkata kepada pengikut awam di Kosambī, 'Perumah-tangga, ada minuman keras yang disebut minuman keras merpati (warna kaki merpati, menurut Penjelas Makna) bahwa para bhikkhu suka dan sulit bagi mereka untuk dapatkan. Siapkan itu.'
"Kemudian pengikut awam di Kosambī, setelah menyiapkan minuman keras merpati dari rumah ke rumah, dan melihat bahwa B. Sāgata telah pergi keluar piṇḍapāta, berkata kepadanya, 'Bhante Sāgata, minum sedikit minuman merpati ini! Bhante Sāgata, minum sedikit minuman merpati ini!' Lalu B. Sāgata, karena minum dari satu rumah ke rumah lainnya menjadi mabuk oleh minuman keras merpati tersebut, pingsan di pintu gerbang saat ia meninggalkan kota.
"Kemudian Bhagavā, meninggalkan kota dengan sejumlah bhikkhu, melihat B. Sāgata pingsan di pintu gerbang kota. Saat melihatnya, Beliau berkata kepada para bhikkhu, mengatakan, 'Para bhikkhu, angkatlah Sāgata.'
"Mereka menjawab, 'Seperti yang Anda katakan, Yang Mulia,' para bhikkhu membawa B. Sāgata ke vihāra dan membaringkannya dengan kepalanya ke arah Bhagavā. Kemudian B. Sāgata berbalik dan pergi tidur dengan kakinya ke arah Bhagavā. Maka Bhagavā berkata kepada para bhikkhu, mengatakan, 'Di waktu lalu, bukankah Sāgata hormat kepada Tathāgata dan memuji-muji-Nya?'
"'Ya, Bhante.'
"'Tapi apakah ia menghormat Tathāgata dan memuji-muji-Nya sekarang?'
"'Tidak, Bhante.'
"'Dan bukankah Sāgata baru saja melakukan pertempuran dengan nāga Ambatittha?'
"'Ya, Bhante.'
"'Tapi dapatkah ia melakukan pertempuran bahkan dengan seekor kadal sekarang?'
"'Tidak, Bhante.'"
Untuk itu para bhikkhu berdasar kejadian ini Aku akan menetapkan aturan: "Minum alkohol atau minum minuman hasil fermentasi harus diakui."
Diterjemahkan dari:
The Buddhist Monastic Code Vol. 1
Pācittiya - Surāpāna Vagga
No comments:
Post a Comment