Tuesday 11 December 2018

Kebajikan

Kebajikan
Oleh Ajahn Chah

Berhati-hatilah menjaga sila kita. Kebajikan adalah inti dari rasa malu. Apa yang kita ragukan, seharusnya kita tidak lakukan atau katakan. Itulah kebajikan. Kemurnian melewati semua keraguan.

Ada dua tingkat latihan. Tingkat pertama membentuk landasan, yaitu pengembangan kebajikan, sila, agar dapat membawa kebahagiaan dan harmonis di antara manusia. Tingkat kedua adalah latihan Dhamma dengan tujuan utama membebaskan batin. Pembebasan adalah sumber dari kebijaksanaan dan kasih sayang dan ini tujuan sesungguhnya dari ajaran Sang Buddha. Mengerti kedua tingkatan ini adalah dasar dari latihan sebenarnya.


Kebajikan dan moral adalah ayah dan ibu dari Dhamma yang berkembang dalam diri kita. Keduanya menyediakan Dhamma dengan memberikan kebutuhan dan bimbingan yang tepat.

Kebajikan adalah dasar untuk dunia yang harmonis dimana manusia dapat hidup benar-benar sebagai manusia dan bukan sebagai binatang. Mengembangkan kebajikan adalah inti dari latihan. Jaga Sila. Kembangkan cinta kasih dan hormati semua yang hidup. Sadarlah dalam semua perbuatan dan ucapan Anda. Gunakan kebajikan untuk membuat hidup Anda sederhana dan murni. Dengan kebajikan sebagai dasar dari segalanya yang Anda lakukan, pikirkan Anda akan menjadi baik, jernih dan tenang. Meditasi akan berkembang dalam lingkungan ini dengan mudah.

Jagalah kebajikan Anda seperti seorang tukang kebun menjaga tanamannya. Jangan melekat pada yang besar atau kecil, penting atau tidak penting. Beberapa orang menginginkan jalan pintas. Mereka berkata, "Lupakan konsentrasi, kita langsung pada pandangan terang, lupakan kebajikan kita mulai dengan konsentrasi." Kita memiliki banyak alasan untuk kemelakatan kita.

Usaha benar dan kebajikan bukanlah apa yang Anda lakukan di luar tetapi lebih merupakan kesadaran dan pengendalian diri secara tetap. Jadi berdana, bila diberikan dengan perhatian yang baik, dapat membawa kebahagiaan pada diri sendiri dan orang lain. Tetapi kebajikan harus menjadi akar dari dana ini, agar menjadi murni.

Sang Buddha mengajarkan kita untuk menahan diri dari perbuatan buruk, lakukan perbuatan baik dan sucikan hati. Lalu, latihan kita adalah meninggalkan apa yang tidak berharga dan menyimpan apa yang berharga. Apakah Anda masih memiliki sesuatu yang buruk atau tidak terlatih dalam hati? Tentu saja! Lalu mengapa tidak membersihkannya? Tetapi latihan sebenarnya tidak hanya melepaskan yang buruk dan mengembangkan yang baik. Ini hanya bagian dari latihan. Pada akhirnya kita harus melewati keduanya, yang baik dan buruk. Akhirnya hanya ada kebebasan yang meliputi semua dan tanpa nafsu, dimana cinta dan kebijaksanaan mengalir secara alami.

Kita harus memulai dari sini, dimana kita berada, secara langsung dan sederhana. Ketika dua langkah pertama, kebajikan dan pandangan benar, telah dilengkapi, lalu cara ketiga mengatasi kekotoran batin akan terjadi secara alami tanpa pertimbangan. Ketika cahaya dihasilkan, kita tidak lagi khawatir melewati kegelapan, tidak juga ingin tahu kemana kegelapan pergi. Kita hanya tahu bahwa ada cahaya.

Ada tingkatan dalam mempraktekkan sila. Pertama, mengerjakan sebagai peraturan latihan yang diberikan guru kepada kita. Yang kedua muncul ketika kita mengerjakan dan mematuhi sila oleh kita sendiri. Tetapi untuk mereka yang ada di tingkat tertinggi, para Siswa Utama adalah tidak penting membicarakan sila, baik dan buruk. Kebajikan sejati datang dari kebijaksanaan yang mengetahui Empat Kebenaran Mulia dalam hati dan bertingkah laku atas pemahaman ini.

Beberapa bhikku lepas jubah untuk pergi ke garis depan dimana peluru beterbangan melewatinya setiap hari. Mereka lebih memilih hal itu. Mereka benar-benar ingin pergi. Mara bahaya menyergap di sekitar mereka dan mereka tetap saja bersedia untuk pergi. Mengapa mereka tidak meilhat bahaya? Mereka siap mati dengan senjata api tetapi tidak ada yang mau mati untuk mengembangkan kebajikan. Hal ini benar-benar mengherankan, iya kan?

No comments:

Post a Comment