Monday 3 December 2018

Tidak Ada Hal Lain

Tidak Ada Hal Lain

Umat Buddha seharusnya adalah seseorang yang mengetahui betapa besar manfaat dan kerugian yang didapat dari pikiran atau batin itu sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Buddha dalam salah satu Suttanya:

“Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat sulit dikendalikan seperti pikiran yang tidak berkembang. Pikiran yang belum berkembang sungguh sangat sulit dikendalikan.

Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat mudah dikendalikan seperti pikiran yang telah berkembang. Pikiran yang telah berkembang sungguh mudah dikendalikan.


Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang membawa sangat banyak penderitaan seperti pikiran yang tidak berkembang dan tidak dilatih. Pikiran yang tidak berkembang dan tidak dilatih sungguh membawa penderitaan.

Tidak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang membawa sangat banyak kebahagiaan seperti pikiran yang telah berkembang dan dilatih. Pikiran yang telah berkembang dan dilatih sungguh membawa kebahagiaan.”
(AN:I, iii, 1-10)

Buddha memiliki seorang murid yang tidak berbakti, dia adalah Devadatta. Ketika di awal masa pengajaran Buddha, Devadatta ditahbiskan menjadi Bhikkhu. Ini adalah dikarenakan keyakinan dari Devadatta, Pada saat itu, ia dapat mengendalikan pikirannya dan memiliki pikiran yang terlatih, bahkan setelah ia bertahbis menjadi Bhikkhu, ia dapat melatih meditasi sampai ia memiliki lima kemampuan batin adialami. Mengapa bisa demikian? Karena Pada waktu itu, ia melatih pikirannya sesuai dengan ajaran Buddha.

Tetapi Suatu ketika, dikarenakan pikiran iri-hati yang muncul dalam batinnya dan juga pikiran untuk menguasai Saṅgha muncul di dalam batinnya, ia tidak berusaha melatih pikirannya untuk menghilangkan pikiran jenis tersebut. Ia terpengaruh oleh pikiran yang tidak berkembang dan tidak terlatih. Akibatnya ia kehilangan semua kemampuan batin adialaminya. Ia bahkan melakukan dua kesalahan besar (Garuka Akusala Kamma) yang bisa membuat ia terlahir di neraka. Ia melukai kaki Buddha dan memecah belah Saṅgha.
Ini adalah dua kejahatan yang sangat besar yang bisa membuat seseorang terlahir di neraka yang paling bawah pada waktu yang sangat lama.

Kalau kita ingin melatih pikiran atau batin kita sesuai dengan Dhamma, hidup kita akan nyaman dan bahagia. Melatih pikiran untuk menjadi orang yang pemaaf, memiliki kasih sayang, memiliki moralitas, dermawan, murah hati, memiliki hati yang lembut dan hangat terhadap semua makhluk. Dalam Dhamma ini, ada banyak cara agar kita bisa melatih batin seperti itu. Apa yang dikatakan Buddha adalah sangat benar, tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari pikiran yang terlatih.

Semua penderitaan yang muncul di dunia ini adalah dikarenakan pikiran yang tidak terlatih. Kita bisa melihat orang-orang yang berperang dikarenakan merasa diri yang paling benar. Mengapa bisa demikian? Ini semua adalah disebabkan pikiran yang tidak terlatih. Saling dengki, tidak mau memaafkan, tidak memiliki batin yang bersahabat, kikir, pemarah, ini semua adalah batin yang tidak terlatih dan akan membawa pada kerugian yang sangat besar.

Jadi apabila Anda ingin bahagia, Anda harus bisa melatih batin Anda. Bagaimana caranya melatih batin ini? Dengan terus belajar Dhamma dan berhubungan dengan mereka yang berkeyakinan dalam Dhamma. Seluruh ajaran Dhamma ini adalah untuk menuntun kita agar memiliki batin yang terlatih, seperti dermawan, melatih moralitas dan melatih meditasi.

Melatih meditasi adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita. Banyak permasalahan dalam hidup ini muncul adalah dikarenakan kita tidak dapat duduk tenang dan bermeditasi. Bermeditasi adalah sangat penting, kebajikan yang dilakukan dalam bermeditasi adalah sangat besar dan bermanfaat. Mengapa demikian? Karena bermeditasi adalah secara langsung berhadapan, memahami, mengarahkan pikiran kita.

Kita perlu bermeditasi untuk meluruskan pikiran kita, seperti yang Buddha sampaikan di Dhammapada 33, karena Dhammapada 42-43:

Goyah, bergetar, Pikiran sulit dikendalikan dan dikuasai.
Orang bijaksana meluruskannya,
Bagaikan pembuat panah, terhadap anak panahnya.
Apa pun yang mungkin dilakukan,
seorang musuh pada musuhnya,
Atau seorang pembenci pada yang dibenci,
Pikiran yang diarahkan dengan salah,
Mampu melakukan yang lebih buruk dari itu kepadanya.
Apa pun yang tak mampu dilakukan ibu, ayah,
Atau sanak saudara lainnya,
Pikiran yang diarahkan dengan benar,
Mampu melakukan yang lebih baik dari itu kepadanya.

Bermeditasi adalah cara paling ampuh untuk mengembangkan batin. Semoga Anda bisa melatih pikiran Anda dengan ajaran Dhamma ini. Semua cerita yang terdapat dalam buku ini adalah untuk melatih batin Anda supaya Anda memiliki hidup yang lebih baik.

“Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang membawa sangat banyak kerugian seperti pikiran yang tidak dijinakkan, tidak terjaga, tidak terlindungi dan tidak terkendali. Pikiran semacam itu sungguh membawa banyak kerugian.
Tidak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu yang membawa sangat banyak manfaat seperti pikiran yang telah dijinakkan, terjaga, terlindungi dan terkendali. Pikiran semacam itu sungguh membawa manfaat besar.”
(Aṅguttara Nikaya I, iv, 1-10)

Sumber :
Harta Sesungguhnya

Sabba Danam Dhammadanam Jinati:

Dari segala macam pemberian, pemberian melalui Dhamma adalah yang tertinggi mengungguli semua pemberian lainnya

Mereka yang mengajarkan jalan ke surga dan Nibbana
Suatu hari nanti akan mencapainya

__________
Semoga anda mencapai kebahagiaan Nibbana
Forwad BroadCast Dhamma ini kesemua teman Buddhist anda melalui FB, Wa, etc
Karena persembahan Dhamma adalah persembahan tertinggi.
Persembahan Dhamma akan berbuah kebijaksanaan bagi pemberi dan penerima

Bagi yang ingin mendapat Broadcast Dhamma
Ketik dan kirim nama anda ke
Whatsapp +6287883394674

Atau untuk memudahkan. Klik di bawah ini 👇👇👇
https://api.whatsapp.com/send?phone=+6287883394674

Saya : Bhikkhu assaji

No comments:

Post a Comment