Monday 11 June 2018

Khotbah tentang Māra

Māra Sutta
(Khotbah tentang Māra)

Di Sāvatthī. Yang Mulia Rādha mendatangi Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, dikatakan ‘Māra, Māra.’ Bagaimanakah, Yang Mulia, Māra itu?”

“Ketika ada bentuk (rūpe), Rādha, maka di sana ada Māra, atau pembunuh, atau seorang yang terbunuh. Oleh karena itu, Rādha, lihatlah bentuk (rūpaṃ) sebagai Māra, lihatlah ia sebagai pembunuh, lihatlah ia sebagai seorang yang terbunuh. Lihatlah ia sebagai penyakit, sebagai tumor, sebagai anak panah, sebagai kesengsaraan, sebagai kesengsaraan sejati. Mereka yang melihat demikian, melihat dengan benar.

“Ketika ada perasaan (vedanāya)… Ketika ada persepsi (saññāya)… Ketika ada bentukan-bentukan kehendak (saṅkhāresu)… Ketika ada kesadaran (viññāṇe), Rādha, maka di sana ada Māra, atau pembunuh, atau seorang yang terbunuh. Oleh karena itu, Rādha, lihatlah kesadaran (viññāṇaṃ) sebagai Māra, lihatlah ia sebagai pembunuh, lihatlah ia sebagai seorang yang terbunuh. Lihatlah ia sebagai penyakit, sebagai tumor, sebagai anak panah, sebagai kesengsaraan, sebagai kesengsaraan sejati. Mereka yang melihat demikian, melihat dengan benar.”

“Apakah, Yang Mulia, tujuan melihat dengan benar (sammādassanaṃ)?”

“Tujuan melihat dengan benar (sammādassanaṃ), Rādha, adalah kejijikan (nibbidatthaṃ).”

“Dan apakah, Yang Mulia, tujuan kejijikan (nibbidā)?”

“Tujuan kejijikan (nibbidā) adalah kebosanan (virāgatthā).”

“Dan apakah, Yang Mulia, tujuan kebosanan (virāgo)?”

“Tujuan kebosanan (virāgo) adalah pembebasan (vimuttattho).”

“Dan apakah, Yang Mulia, tujuan pembebasan (vimutti)?”

“Tujuan pembebasan (vimutti) adalah Nibbāna.”

“Dan apakah, Yang Mulia, tujuan Nibbāna?”

“Engkau telah melampaui batas pertanyaan, Rādha. Engkau tidak mampu menangkap batas dalam mempertanyakan itu. Karena, Rādha, kehidupan suci dijalani dengan Nibbāna sebagai dasar, Nibbāna sebagai sasaran, Nibbāna sebagai tujuan akhir.”

Saṃyutta Nikāya 23.1

No comments:

Post a Comment