Thursday, 14 June 2018

Dhammadesana oleh Ajahn Visalo

Dhammadesana oleh Ajahn Visalo

5 Mei 2018, Vihara Toa Se Bio

Ada saatnya kita sakit, tua dan meninggal. Ini merupakan fakta kehidupan, suka atau tidak suka. Malah ada yang belum sampai tua sudah meninggal.

Sebelum Sang Buddha terbebaskan, saat menjadi Pangeran, melihat fakta org sakit, tua dan meninggal yang membuat beliau akhirnya berlatih dan menjadi Buddha. Beliau terguncang saat melihat fakta2 kehidupan tersebut. Ini membuat Sang Buddha berpikir semua suatu saat akan hilang. Saat Sang Buddha melihat pertapa, memberi harapan bagi beliau mungkin ada jalan utk terbebas dari fakta2 tua, sakit, menderita dan meninggal. Akhirnya beliau meninggalkan kerajaan
.

Kalau kita tanya kepada diri sendiri, apa tujuan hidup kita? Mungkin kebanyakan dari kita ingin menjadi sukses. Tapi takarannya apa? Banyak uang, harta berlimpah, atau bahkan banyak istri? πŸ˜…

Ajahn pun dulu dibesarkan dengan konsep demikian, sekolah, cari kerja, berkeluarga, dst.
Ajahn lahir sebagai seorang beragama non b
Buddhis. Dan dalam perjalanan mencari jawaban yang logis atas pertanyaan2 yang timbul dari dalam diri, Ajahn sempat berpindah ke agama lain lagi sebelum akhirnya menjadi Buddhis.

Ajahn sempat bermeditasi di Bhodgaya selama 3 hari. Ajahn memohon kepada Sang Buddha meminta petunjuk. Lalu saat Ajahn ke Filipina, beliau mendapat jawabannya, beliau menemukan buku karya Ajahn Chah, Everything arises, Everything falls. Buku ini menjelaskan tentang 4 kebenaran mulia, fenomena kehidupan, dll. Buku ini cukup gampang dimengerti biarpun Ajahn tidak punya background Buddhis. Buku ini mengajarkan kita untuk melihat ke dalam. Ini adalah ajaran vipasana Sang Buddha. Ada saatnya muncul ada saatnya hilang. Amatilah. Latihlah kesabaran.

Pada dasarnya manusia itu ingin kebahagiaan, siapa yang ingin menderita? Walaupun untuk hal sepele, duduk lama merasa sakit pasti merubah posisi. Inilah tendensi manusia, mencari apa yang disuka, hanya kita seringnya mencari keluar melalui panca indra kita, makan, nonton, jalan2, dll.

Jika kita tidak belajar ajaran Sang Buddha, bahwa semua itu krn ada rasa ingin, kita tidak akan menemukan kebahagiaan. Jika kita mengamati, menyadari adanya keinginan, ingin ini ingin itu. Ketika kita mendapatkan objek yang kita inginkan, harus kita sadari dan hilangkan rasa ingin itu, bukan semakin ingin. Jika semakin ingin, keinginan tsb tidak akan selesai. Sang Buddha menawarkan cara lain, 4 kebenaran mulia.

Semua tergantung kita, bukan tergantung dari luar, bukan dari dewa2. Jika keinginan dihilangkan, penderitaan juga hilang. Sesederhana ini ajaran Sang Buddha tapi memang sulit diterapkan. Panca indera ketika kontak dengan objek pasti muncul rasa suka tidak suka. Ambillah Jalan Tengah. Bukan suka dan bukan benci. Latihlah dengan dana, sila dan samadhi.

Ketika berdana, jgn berpikir ini punya saya, rasa keakuan akan semakin besar. Sebelum memberi lihat ke dalam, sesudah memberi lihat ke dalam, bahagia tidak? Jika kita telah menyadari, kita akan ketagihan untuk melepas.

Sama dengan sila, untuk umat ada 5 sila. Misalnya sila pertama tidak membunuh. Sehari2  jarang2 kita membunuh, misal ada nyamuk, umat Buddha pasti hanya akan mengusir.

Inilah yang Sang Buddha pikir dapat melepas diri dari penderitaan. Dan untuk umat Buddha pun tidak harus semua menjadi Bhikkhu, kita bisa latihan dalam kehidupan sehari2, lihatlah sekitar kita fenomena tua, sakit, meninggal. Ini bisa jadi cambuk bagi kita untuk berlatih dana, sila, samadhi setiap ada kesempatan. Kita tidak akan tahu kapan kita akan meninggal. Sang Buddha yang paraminya begitu besar pun dapat menjadi tua, sakit dan meninggal. Kita sebagai umat biasa harusnya lebih giat berlatih.

Demikian dapat disampaikan, semoga semua dapat membawa kebahagiaan, kesejahteraan bagi semua.

Sadhu sadhu sadhu πŸ™πŸ™πŸ™

Tambahan :
Saat pelimpahan jasa, ada kegiatan menuangkan air sebenarnya bertujuan saat dibacakan pelimpahan jasa agar kita konsentrasi memikirkan kebajikan yang telah kita lakukan berlimpah kepada leluhur sanak keluarga dan semua makhluk, semoga mereka turut berbahagia. πŸ™πŸ™πŸ™

No comments:

Post a Comment