HOKI vs KARMA
Oleh Bhikkhu Sri Pannavaro
Seringkali kita mendengar banyak orang mengatakan “HOKI TE IT” ( Hoki no 1) saat mengkomentari keberhasilan seseorang.
Sebagai Buddhis yang mengerti tentang hukum karma bagaimana kita melihat dan menyikapi ungkapan seperti itu ?
Apa yang sering disebut HOKI dalam percakapan sehari-hari tidak lain adalah berbuahnya karma baik kita dalam kehidupan sekarang ini.
Kita menyakini bahwa hidup kita sekarang merupakan kehidupan yang ke sekian juta, bahkan ke sekian ratus juta atau malah lebih.
Tentu saja dalam kehidupan kita yang lampau tersebut, sudah begitu banyak perbuatan yang baik maupun yang buruk atau yang biasa kita sebut KARMA BAIK dan KARMA BURUK.
KARMA merupakan perbuatan yang telah kita lakukan, dapat berupa perbuatan baik maupun buruk.
Karma tersebut akan mendatangkan akibat buah (VIPAKA) yang bersesuaian dengan karma yang diperbuat.
Karma baik akan mengakibatkan Vipaka yang baik. Karma Buruk akan menghasikan Vipaka buruk.
Dari sekian banyak karma yang ada, yang mana yang akan berbuah ?
Karma yang kita telah perbuat dapat dianalogikan sebagai sebuah biji. Bagaimana biji ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah tergantung dimana biji tersebut ditaruh.
Perbuatan menaruh biji tersebut dianalogikan sebagai perbuatan (karma ) yang kita lakukan sekarang - karma kehidupan kita sekarang.
Kalau kita menaruh biji tersebut diatas meja, apakah akan tumbuh ? Artinya apa yang kita lakukan sekarang tidak mendukung untuk biji tersebut tumbuh dan berbuah.
Hal itulah yang bisa menjelaskan mengapa agar Karma Baik kita bisa berbuah dalam kehidupan ini maka kita harus menciptakan kondisi yang sesuai agar biji karma baik tersebut dapat berbuah.
Apa yang mengkondisikan Karma baik kita untuk berbuah ?
Tidak lain dan tidak bukan adalah perbuatan baik yang kita perbuat dalam kehidupan sekarang ini.
Jadi kita menciptakan Hoki kita dengan berbuat banyak kebaikan serta usaha yang mendukung agar karma baik kita berbuah.
Dengan belajar yang giat kita mengkondisikan “HOKI” kita berupa kelulusan atau nilai yang baik untuk berbuah.
Dengan berusaha/bekerja yang tekun, sungguh-sungguh,jujur, maka kita mengkondisikan HOKI kita untuk berbuah menjadikan kita mempunyai uang.
Ada orang yang berkata, ”dia tidak melakukan apa-apa, koq rejekinya melimpah ruah. Apa bukan Hokinya gede?" Kata-kata ini umum kita dengar.
Tidak mungkin dia tidak melakukan apa-apa.
Yang ada adalah dia hanya melakukan sedikit saja namun sudah dapat mengkondisikan karma baiknya berbuah. Ini hanya bisa terjadi jika bibit atau biji tersebut kualitasnya super atau jumlahnya banyak sekali.
Dengan kata lain timbunan karma baiknya banyak sekali dan kwalitasnya super, sehingga dengan perbuatan baik sedikit saja Biji karma baik tersebut langsung berbuah.
Berbuat baik (karma baik) tidak selalu harus dipikirkan sebagai sesuatu yang “wah”.
Bagi sebagian orang, tersenyum, berkata kata yang menyejukkan, memberikan nasihat yang berguna dan lain sebagainya sudah cukup untuk mengkondisikan timbunan karma baik super yang dimilikinya langsung berbuah.
Namun bagi sebagian orang yang lain meskipun sudah jungkir balik membantu orang , membantu vihara dan berdana namun “Hoki” nya belum datang juga.
Artinya kondisi yang dia ciptakan dalam kehidupan ini belum cukup untuk biji karma baik yang dia miliki untuk berbuah menjadi “Hoki” karena biji karma baik yang dia miliki rupanya hanya sedikit dan tidak berkwalitas.
Apakah perbuatan baik dia saat ini yang ternyata tidak menghasilkan “Hoki” tersebut tidak berguna ?
PASTI BERGUNA, Perbuatan baik itu berubah menjadi bibit karma baik yang berkwalitas super yang akan berbuah saat kondisinya tepat.
Kapan kondisi yang tepat tersebut ?
Kita tidak tahu. Buddha mengatakan bahwa salah satu hal yang tidak bisa diketahui prosesnya oleh orang awam adalah Hukum Karma.
Kita hanya mengetahui kaidahnya yaitu baik menghasilkan baik, buruk menghasilkan buruk.
SELAMAT MENCIPTAKAN HOKI !!!
Sumber: Sariputta.com
Semoga Bermanfaat. 🙏🏻
Semoga Semua Hidup Berbahagia.
🙏🙏🙏
No comments:
Post a Comment