Saturday, 8 June 2019

Meditasi itu tujuannya untuk memperkuat awareness

Dhamma Y.M. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

Meditasi itu tujuannya untuk memperkuat awareness “kesadaran”. Memperkuat keawasan, kewaspadaan. Untuk apa? Mengawasi mental kita sendiri.

“Apa sih gunanya meditasi Bhante? Kan meditasi itu supaya tenang, tentram?”.

Memang kalau anda bermeditasi, anda akan mendapatkan ketentraman, ketenangan.

Akan tetapi bukan itu tujuan kita.

Bukan sekedar mencari ketenangan dan ketentraman.

Meditasi itu tujuannya untuk memperkuat awareness “kesadaran”.

Memperkuat keawasan, kewasapadaan.

Untuk apa?


Mengawasi mental kita sendiri.

Saat ada pikiran buruk, keinginan buruk, perasaan tidak senang, perasaan bosan, di awasi. Saya ingin menggunakan kalimat yg gampang. Dicegat.

Pada saat niat buruk itu masih di dalam pikiran, sebelum terlanjur dilakukan, cegatlah.

Karena apabila niat buruk itu sudah terlanjur dilakukan, membunuh, mencuri, korupsi dll.

Masih ada lagi, bicara yang tidak baik. Jika sudah terlanjur dilakukan, akibatnya sulit utk diatasi.

Maka kalau itu masih di dalam pikiran, lalu kita tahu, dicegat disana. Berhenti! Alangkah indahnya. Sebelum niat buruk itu dilakukan dia dipotong pada saat masih di dalam pikiran.

Itulah gunanya meditasi. Tidak sekedar mencari ketenangan dan ketentraman. Apalagi kalau ke-akuan-nya muncul. Ke-akuan itu halus sekali.

"Aku" paling senior.
"Aku" paling berjasa.
"Aku" paling top.
"Aku" sudah banyak berkorban.
"Aku" sudah banyak berbuat baik.
"Aku" sudah begini begitu, sebagainya.

Itulah keakuan. Itu harus dicegat dengan kesadaran, dengan keawasan dari meditasi. Kalau si "aku" dibiarkan. Ke-akuan akan melahirkan keserakahan. Keserakahan yang tidak terpenuhi akan berubah wujud menjadi kebencian.

🙏🏻
[4/8, 10:47 PM] +62 813-3879-0888: ANAK DAN KALKULATORNYA
(Berbakti kepada orang tua)
Upa. Amaro Tanhadi

Ketika orang tua melihat anaknya mengalami sakit dan harus mendapatkan perawatan medis di rumahsakit, orang tua akan berjuang sepenuh hati dan habis-habisan, bahkan mempertaruhkan seluruh hartanya demi kesembuhan si anak dari sakitnya.

Namun,

Ketika giliran orang tuanya yang sakit, dan harus mendapatkan perawatan medis di rumahsakit,
si anak diam-diam  mengeluarkan kalkulator dan mulai hitung-hitungan untuk menyelamatkan harta bendanya agar tidak ikut terkuras untuk membiayai perawatan orang tuanya.

Disinilah perbedaan nilai dan makna cinta kasih antara orang tua dan anak, dan ini adalah fakta yang terjadi pada beberapa anak zaman sekarang yang krisis terhadap nilai-nilai moral, etika dan bakti terhadap orang tuanya sendiri.

Anak yang berbakti terhadap orang tuanya akan menyimpan dan menggunakan kalkulatornya hanya untuk urusan bisnis, dan bukan untuk menghitung untung dan rugi demi  menyokong kehidupan orang tuanya yang sedang mengalami kesulitan soal  finansial atau sudah tidak produktif lagi, dan terlebih lagi bila orang tuanya dalam keadaan sakit dan butuh pertolongan.

Semoga para sahabat se-Dhamma disini, yang masih memiliki orang tua,  janganlah lupa atas budi baik orang tua kita yang telah berjasa besar merawat, mendidik dan melindungi serta mencurahkan cinta kasih dan kasih sayangnya terhadap kita sejak kita dilahirkan.

Bagi yang orang tuanya sudah meninggal, limpahkanlah jasa-jasa kebajikan yang telah kita lakukan kepada mereka, agar mereka berbahagia dan terkondisikan untuk terlahir di alam yang bahagia.

Apapun dan bagaimanapun caranya, lakukanlah yang terbaik dan semampu yang dapat kita lakukan untuk membuat mereka  bahagia. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang senantiasa bersyukur dan tahu berterima kasih atas kebaikan orang lain yang telah berjasa kepada kita dan betekad untuk membalas budi baik mereka. (katannukatavedi).

Semoga bermanfaat.

Mettacittena,

No comments:

Post a Comment