Tuesday, 11 June 2019

Manusia dan Dewa

Manusia dan Dewa
(by: Dr Ratna Surya Widya)

Banyak manusia memohon sesuatu kepada dewa. hal ini sudah terjadi sejak jaman Buddha Gautama masih Hidup.

Bagaimana sebenarnya hubungan antara manusia dan dewa itu?


Dalam 31 alam kehidupan yang telah dibabarkan Buddha, Dewa dikatakan memiliki alam yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan alam manusia.
Disana tidak ada sakit dan usia tua.
Dewa akan mati dan bertumimbal lahir ke alam lain sesuai karma nya masing-masing. Demikian juga manusia. Manusia bisa terlahir di alam dewa dan dewa bisa terlahir kembali di alam manusia.

Dewa mempunyai tingkatan bermacam-macam. Biasanya yang sering berinteraksi dengan manusia adalah dewa-dewa di tingkatan rendah.
Dewa-dewa dengan tingkatan tinggi hanya berinteraksi dengan manusia yang telah mencapai tingkat kesucian.
Kelihatannya ini hampir sama saja dengan kehidupan sebagai manusia. Manusia dengan derajat sosial yang tinggi berinteraksi dengan mereka yang mempunyai tingkat sosial tinggi juga.

Manusia walaupun berada pada tingkatan dibawah dewa, tetapi alam manusia mempunyai keistimewaan dibandingkan alam dewa.
Hanya di alam manusia seseorang dapat mecapai tingkat kesucian, di alam dewa tidak ada satu dewapun yang mencapai tingkat kesucian kecuali jika dewa tersebut merupakan hasil kelahiran kembali dari seorang manusia yang telah mencapai tingkat kesucian.

Di alam manusia ini pula terdapat ajaran Buddha. Sulit menemukan ajaran Buddha di alam dewa.
Mungkin bisa dimengerti, jika alam itu penuh kesenangan, bagaimana mungkin mereka bisa menerima ajaran Buddha. Sama seperti seorang manusia yang hidupnya penuh dengan kebahagiaan akan sulit untuk mereka menerima bahwa salah satu hukum Ti-lakkhana mengatakan bahwa hidup ini merupakan Dukkha.
Selama mereka belum mengalami sendiri penderitaan itu, hidup ini sepenuhnya dirasakan hanya semanis madu.
Saat mereka menghadapi kenyataan hidup lah baru mereka sadar apa hakikat hidup ini yang sesungguhnya. Hidup ini penuh dengan ketidak puasan.

Kehidupan dewa tidaklah kekal, namun umur dewa dapat mencapai jutaan tahun. Umur dewa tergantung pada tingkatan alam dewa tersebut.
Dewa umumnya baik namun ada juga dewa yang bodoh, nakal, iseng dan jahat.
Makhluk yang disebut sebagai Mara juga merupakan seorang dewa. Dia dan putri -putri nya mengganggu pangeran Siddharta saat ber samadhi di bawah pohon Bodhi.

Seseorang dapat terlahir kembali menjadi dewa lewat salah satu dari empat  macam perbuatan yaitu lewat dana atau sila atau saddha (keyakinan) dan samadhi.
Jika seseorang menjadi dewa hanya karena perbuatan dana nya yang sangat berkualitas, maka bisa saja terlahir kembali menjadi dewa. Dewa seperti itu apakah bisa dijamin mempunyai sifat yang baik? belum tentu. sama seperti orang kaya yang mempunyai sifat kejam, senang melakukan perbuatan jahat

No comments:

Post a Comment