Wednesday 12 June 2019

HUKUM KARMA SANGATLAH KUAT

HUKUM KARMA SANGATLAH KUAT

‘Karma’ adalah properti dari pikiran yang paling kuat di dunia. Pikiran bermoral memunculkan karma baik dan pikiran tak-bermoral memunculkan karma buruk. karma-karma ini dirambatkan dari suatu kesadaran ke kesadaran  berikutnya dan semuanya ada pada arus batin. Pada saat menjelang ajal, bermiliar-miliar karma yang ada pada arus batin bersaing satu dengan yang lain untuk mendapatkan kesempatan mengkondisiskan munculnya kehidupan yang akan datang. Pada saat kematian, karma yang berhasil berbuah akan mulai menghasilkan kesadaran hasil, faktor-faktor batin yang berhubungan dan materi hasil-karma sehingga terbentuklah kehidupan baru di alam yang sesuai.



Pada saat kematian dan kelahiran kembali, setelah padamnya kesadaran kematian pada kehidupan yang lalu, kesadaran kelahiran kembali muncul di kehidupan baru tanpa ada jeda pada arus batin.

Jadi semua karma dan properti-properti lainnya yang ada pada arus di kehidupan sebelumnya akan dirambatkan pada arus batin kehidupan yang baru. Jika seorang terlahir sebagai seorang manusia, mentalitas, temperamen, sikap dan lain sebagainya akan kurang lebih sama seperti ketika menjadi manusia di kehidupan sebelumnya. Karma-karma dirambatkan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya pada arus batin dengan cara yang sama.

Karma akan membuahkan hasil bilamana mereka mempunyai kesempatan berbuah. Cara mereka berbuah adalah sebagai berikut:
———————————————————————
“Sadisam pakam janeti”
“Yadisam vappate bijam tadisam harate phalam”
“Kalyanakari Kalyanam papakari ca papakam”

Karma akan membuahkan hasil yang setara dengannya.
Karena anda menanam benih maka anda akan memperoleh buahnya.
Siapa yang berbuat baik akan menerima yang menyenangkan.
Siapa yang berbuat buruk akan menerima yang tidak menyenangkan.
———————————————————————

Semua makhluk hidup dikondisikan oleh karmanya masing-masing. Nasib dan tujuan mereka berbeda, karena mereka mempunyai karma yang berbeda.

Bagaimana cara karma selalu muncul dan bagaimana cara mereka selalu membuahkan hasil ditentukan oleh “Hukum Karma”. Dengan bantuan Hukum Karma kita bisa menerangkan secara logis perbedaan nasib dan tujuan seseorang dan juga banyaknya masalah hidup yang dialami.
Hukum Karma tidak dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dia adalah hukum alam yang bekerja sesuai dengan bidangnya. Dia tidak memberikan perlakuan istimewa pada yang kaya atau yang miskin. Dia bekerja sebagaimana seharusnya. Ketika suatu karma telah matang dan mempunyai kesempatan berbuah, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya.

Murid Utama dan tangan-kiri Sang Buddha, Yang Mulia Maha Moggallana: Beliau paling hebat di antara murid Sang Buddha dalam hal kekuatan supranatural. Beliau tetap tidak bisa menghentikan karma buruknya berbuah dan beliau dipukul sampai mati oleh 500 orang pencuri.

Mengapa Maha Moggallana dipukul sampai tulangnya  hancur berkeping-keping? Mengapa kekutan supranaturalnya tidak kuasa menghentikannya?

Pada masa itu berita bahwa Maha Moggallana dipukuli sampai mati menyebar seperti api liar di seantero jagat India. Raja Rajagraha, Ajatasattu mengirimkan mata-mata untuk menemukan pelakunya. Para pencuri yang memukuli sang murid utama itu sedang minum-minum di kedai alkohol. Mereka mabuk dan saling beradu mulut. Dalam adu mulut itu tanpa sadar mereka menyebutkan bahwa mereka telah memukul murid utama itu hingga mati.

Raja Ajatasattu membiarkan kelima ratus pencuri dan kelima ratus pemeluk kepercayaan itu ditangkap, dikubur hingga dada mereka di halaman istana, ditimbun dengan jerami dan dibakar hidup-hidup, kemudian mereka dipotong-potong dengan alat bajak.

Alangkah mengerikan cara bekerjanya karma yang kejam! Mirip dengan gema yang dibuat seseorang yang akan kembali padanya. Karma yang efektif langsung dihasilkan dari kejahatan yang keji para pencuri itu membuahkan hasil pada mereka di kehidupan itu juga.

Bagaimana dengan Maha Moggallana?
Apa yang sudah dilakukannya?

Para bhikkhu bertemu di Ruang Dharma dan membicarakan Maha Moggallana. Mereka menyatakan, “Yang Mulia Maha Moggallana harus meninggal dengan cara yang sangat tidak layak untuk beliau.”

Sang Buddha datang dan berkata:
“AnakKu Moggallana meninggal dengan cara yang layak untuk karma yang sudah dilakukannya.” Kemudian Sang Buddha mengungkapkan masa lalu Maha Moggallana.

Dahulu sekali, di jaman Baranasi kuno, seorang pria sedang menjaga orangtuanya yang buta.
“Anakku, kamu harus bekerja di hutan dan juga di rumah. Pasti sangat meleahkan untukmu. Ambillah seorang istri untuk membantumu,” demikian orang tuanya berujar.
“O ibu dan ayah, aku tidak ingin menikah, aku akan menjaga ibu dan ayah sendiri sampai aku mati.”

Sang orangtua membujuknya beberapa kali untuk menikah. Akhirnya mereka memilihkan seorang wanita yang cocok untuk menjadi istri anaknya. Sesudah melayani kebutuhan mertuanya yang buta selama beberapa hari, wanita itu mulai enggan melatani mereka. Dia bahkan tidak ingin melihat mereka.

Berkatalah dia kepada suaminya:
“Sayangku, aku tidak bisa tinggal bersama orangtuamu. Mari kita tinggal di rumah yang terpisah”.

Dia berusaha menyenangkan suaminya dengan berbagai cara. Tapi suaminya tidak mau mendengarkannya. Akhirnya dia menumpahkan bubur di seluruh lantai rumah. Ketika suaminyapulang dari hutan, dia bertanya:
“Siapa yang menumpahkan bubur ini?”
“Siapa lagi. Orangtuamu yang buta yang menumpahkan bubur itu. Aku tidak bisa tinggal serumah dengan mereka,” kata istrinya.

Setelah si istri berbuat demikian beberapa kali, suaminya mulai termakan apa yang dikatakan istrinya. Dia melekat kepada istrinya oleh nafsu dan dibutakan  oleh kebodohan kegelapan batin (avijja). Mulailah dia mencari-cari kesalahan orangtuanya yang budi baik padanya bahkan lebih besar dari Gunung Meru.

Suatu hari dia membawa orang tuanya dengan kereta kerbau, mengatakan bahwa mereka akan berkunjung ke kerabat mereka yang tinggal di desa lain. Dia mengendarai kereta itu ke hutan. Di tengah hutan dia merubah suaranya dan berteriak seolah-olah mereka sedang dikepung sekelompok perampok. Orang tuanya berkata:
“Anakku, larilah selamatkan dirimu. Jangan khawatirkan kami. Kami sudah tua. Tidak apa-apa kalaupun kami mati.”

Meskipun orangtuanya menunjukkan perhatian dan cinta mereka yang sedemikian besar untuk anaknya, si anak dengan keji memukul orangtuanya sampai mati dan melempar mayat mereka ke hutan. Bagaimana seorang pria bisa dibutakan oleh nafsu dan kegelapan batin dan menjadi sedemikian kejam sampai tega membunuh orangtuanya tanpa ampun!

Karena orang itu melakukan kejahatan yang sangat keji, dia masuk ke neraka Avici pada saat kematiannya. Dia disiksa tanpa ampun dan mati berulang kali selama jutaan tahun di neraka Avici. Ketika lolos dari neraka, karma yang efektif kemudian membuahkan hasil dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnyahingga seratus kehidupan, dia selalu dipukul sampai mati dengan tulang-tulang hancur berkeping-keping. Orang itu adalah Maha Moggallana di masa akan datang.

“Jadi anakKu Maha Moggallana mati dengan cara yang pantas untuk karma buruk yang sudah dilakukannya di waktu lampau.”

———————————————————————
Pikiran (kesadaran) adalah pelopor semua kelompok batin. Pikiran adalah pemimpinnya; pikiran adalah pembentuknya. Jika seseorang berbicara, bertindak atau merencanakan dengan pikiran jahat, oleh karenanya, kesengsaraan akan mengikutinya, bagaikan roda mengikuti kaki kerbau yang menarik keretanya.

Pikiran (kesadaran) adalah pelopor semua kelompok batin. Pikiran adalah pemimpinnya; pikiran adalah pembentuknya. Jika seseorang berbicara, bertindak atau merencanakan dengan pikiran murni, oleh karenanya, kedamaian dan kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayangan yang tidak pernah meninggalkannya.
———————————————————————

DR. Mehm Tin Mon B.Sc.Hons, M.Sc., Ph.D.
‘Karma Pencipta Sesungguhnya’
Penerjemah: Agus Wiyono dan Lai Moi.

No comments:

Post a Comment