Kebajikan
Oleh Ajahn Chah
Berhati-hatilah menjaga sila kita. Kebajikan adalah inti dari rasa malu. Apa yang kita ragukan, seharusnya kita tidak lakukan atau katakan. Itulah kebajikan. Kemurnian melewati semua keraguan.
Ada dua tingkat latihan. Tingkat pertama membentuk landasan, yaitu pengembangan kebajikan, sila, agar dapat membawa kebahagiaan dan harmonis di antara manusia. Tingkat kedua adalah latihan Dhamma dengan tujuan utama membebaskan batin. Pembebasan adalah sumber dari kebijaksanaan dan kasih sayang dan ini tujuan sesungguhnya dari ajaran Sang Buddha. Mengerti kedua tingkatan ini adalah dasar dari latihan sebenarnya.
Tuesday, 11 December 2018
Sunday, 9 December 2018
KAMMA TIDAK BAJIK DAN BAJIK
KAMMA TIDAK BAJIK DAN BAJIK
Apakah yang dimaksudkan Buddha tentang kamma tidak bajik dan bajik? Akusala.kamma dan Kusala.kamma?
Ketika sebuah kesadaran memiliki akar yang tidak bajik (akusala-mula), ini adalah sebuah kesadaran tidak bajik (akusala-citta), dan ketika sebuah kesadaran memiliki akar bajik (kusala-mula), ini adalah sebuah kesadaran bajik (kusala-citta). Jadi, ketika impulsif-impulsif (javana) dari sebuah proses batin memiliki akar tidak bajik, kehendak mereka (cetana) tidak bajik, dan kita memiliki kamma tidak bajik. Ketika proses impulsif-impulsif (javana) sebuah proses batin memiliki akar bajik, kehendak mereka adalah bajik, dan kita memiliki kamma yang bajik
Apakah yang dimaksudkan Buddha tentang kamma tidak bajik dan bajik? Akusala.kamma dan Kusala.kamma?
Ketika sebuah kesadaran memiliki akar yang tidak bajik (akusala-mula), ini adalah sebuah kesadaran tidak bajik (akusala-citta), dan ketika sebuah kesadaran memiliki akar bajik (kusala-mula), ini adalah sebuah kesadaran bajik (kusala-citta). Jadi, ketika impulsif-impulsif (javana) dari sebuah proses batin memiliki akar tidak bajik, kehendak mereka (cetana) tidak bajik, dan kita memiliki kamma tidak bajik. Ketika proses impulsif-impulsif (javana) sebuah proses batin memiliki akar bajik, kehendak mereka adalah bajik, dan kita memiliki kamma yang bajik
Saturday, 8 December 2018
Kegelapan Batin KHOTBAH SINGKAT YM. SRI PANNYAVARO MAHATHERA
Kegelapan Batin
KHOTBAH SINGKAT YM. SRI PANNYAVARO MAHATHERA
Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
KHOTBAH SINGKAT YM. SRI PANNYAVARO MAHATHERA
Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin.
Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat.
Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik dan berguna, juga antara yang jahat dan merugikan.
Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Buah Karma Membenci Orang
Buah Karma Membenci Orang
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
----------------------------
Dari: NN, Bandung
Bhante,
Apakah buah karma yang akan diterima seseorang apabila ia suka membenci orang lain ?
Walaupun ia tidak memiliki niat jahat untuk mencelakai orang lain.
Apakah hal itu merupakan perbuatan buruk yang berat ?
Terima kasih.
Jawaban:
Mempunyai pikiran membenci sudah termasuk melakukan kamma buruk. Pikiran ini timbul dari keengganan seseorang untuk bertemu dengan hal atau orang yang tidak disukainya.
Sikap membenci tanpa adanya niat mencelakai memang bukan kamma buruk yang berat. Meskipun demikian, seseorang hendaknya tetap berusaha menghindari timbulnya kebencian dalam batinnya.
Disebutkan dalam Dhamma bahwa air yang selalu menetes sepanjang malam akan membuat satu tempayan penuh berisi air. Artinya, keburukan yang dilakukan sedikit demi sedikit, suatu saat juga akan menjadi besar dan menimbulkan akibat yang kurang membahagiakan untuk diri sendiri.
Adapun buah kebencian yang akan diperoleh dan dirasakan kiranya serupa dengan buah kebencian yang ditanamkan kepada fihak lain. Hal ini selaras dengan Hukum Kamma bahwa ia yang menanam padi akan mendapatkan padi sebagai hasilnya.
Jadi, ia yang menanam kebencian, besar kemungkinan akan mendapatkan banyak musuh dalam kehidupannya saat ini maupun di masa mendatang.
Oleh karena itu, apabila timbul pikiran berisi kebencian, ucapkan segera berulang-ulang dalam batin kalimat SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA.
Dengan rajin mengucapkan kalimat cinta kasih tersebut, setahap demi setahap benih kebencian akan berkurang bahkan mungkin dapat hilang sama sekali. Saat itulah, batin menjadi tenang,
tentram dan bahagia.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
----------------------------
Dari: NN, Bandung
Bhante,
Apakah buah karma yang akan diterima seseorang apabila ia suka membenci orang lain ?
Walaupun ia tidak memiliki niat jahat untuk mencelakai orang lain.
Apakah hal itu merupakan perbuatan buruk yang berat ?
Terima kasih.
Jawaban:
Mempunyai pikiran membenci sudah termasuk melakukan kamma buruk. Pikiran ini timbul dari keengganan seseorang untuk bertemu dengan hal atau orang yang tidak disukainya.
Sikap membenci tanpa adanya niat mencelakai memang bukan kamma buruk yang berat. Meskipun demikian, seseorang hendaknya tetap berusaha menghindari timbulnya kebencian dalam batinnya.
Disebutkan dalam Dhamma bahwa air yang selalu menetes sepanjang malam akan membuat satu tempayan penuh berisi air. Artinya, keburukan yang dilakukan sedikit demi sedikit, suatu saat juga akan menjadi besar dan menimbulkan akibat yang kurang membahagiakan untuk diri sendiri.
Adapun buah kebencian yang akan diperoleh dan dirasakan kiranya serupa dengan buah kebencian yang ditanamkan kepada fihak lain. Hal ini selaras dengan Hukum Kamma bahwa ia yang menanam padi akan mendapatkan padi sebagai hasilnya.
Jadi, ia yang menanam kebencian, besar kemungkinan akan mendapatkan banyak musuh dalam kehidupannya saat ini maupun di masa mendatang.
Oleh karena itu, apabila timbul pikiran berisi kebencian, ucapkan segera berulang-ulang dalam batin kalimat SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA.
Dengan rajin mengucapkan kalimat cinta kasih tersebut, setahap demi setahap benih kebencian akan berkurang bahkan mungkin dapat hilang sama sekali. Saat itulah, batin menjadi tenang,
tentram dan bahagia.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo
Friday, 7 December 2018
Pendekatan Positif Terhadap Kebahagiaan
Pendekatan Positif Terhadap Kebahagiaan
‘Kebahagiaan (kepuasan batin) merupakan harta terbesar’ kata Buddha. Jangan menunda kebahagiaan Anda hingga ke esok hari. Jangan hancurkan kebahagiaan Anda dengan memikirkan masa lalu. Berbahagialah sekarang. Berbahagialah dengan apa yg Anda miliki saat ini.
Seseorang mungkin akan berpikir bahwa, jika kita berbahagia dengan apa yg kita miliki, maka tidak ada perkembangan dalam hidup. Hal ini mungkin tampak sebagai argumen yg sangat meyakinkan, namun faktanya tetap tidak berubah. Apakah tujuan mencapai lebih banyak, jika kita tidak tahu bagaimana cara mengapresiasinya dan berbahagia dengan apa yg telah kita miliki sekarang? Manusia seperti ini tidak akan berbahagia walaupun ia telah memiliki seluruh dunia.
‘Kebahagiaan (kepuasan batin) merupakan harta terbesar’ kata Buddha. Jangan menunda kebahagiaan Anda hingga ke esok hari. Jangan hancurkan kebahagiaan Anda dengan memikirkan masa lalu. Berbahagialah sekarang. Berbahagialah dengan apa yg Anda miliki saat ini.
Seseorang mungkin akan berpikir bahwa, jika kita berbahagia dengan apa yg kita miliki, maka tidak ada perkembangan dalam hidup. Hal ini mungkin tampak sebagai argumen yg sangat meyakinkan, namun faktanya tetap tidak berubah. Apakah tujuan mencapai lebih banyak, jika kita tidak tahu bagaimana cara mengapresiasinya dan berbahagia dengan apa yg telah kita miliki sekarang? Manusia seperti ini tidak akan berbahagia walaupun ia telah memiliki seluruh dunia.
Thursday, 6 December 2018
Tanda-tanda Manusia Luar Biasa
Dīgha Nikāya 30
Lakkhaṇa Sutta
(Khotbah tentang Tanda-tanda Manusia Luar Biasa)
...............
‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau, keberadaan masa lampau atau tempat tinggal masa lampau yang manapun Sang Tathāgata terlahir sebagai manusia, Beliau melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orangtua, para petapa dan Brahmana dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik lainnya;
Lakkhaṇa Sutta
(Khotbah tentang Tanda-tanda Manusia Luar Biasa)
...............
‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau, keberadaan masa lampau atau tempat tinggal masa lampau yang manapun Sang Tathāgata terlahir sebagai manusia, Beliau melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orangtua, para petapa dan Brahmana dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik lainnya;
Kamma
Aṅguttara Nikāya
Buku iv. Kamma
4.232. Secara Ringkas
“Para bhikkhu, ada empat jenis kamma ini yang dinyatakan olehKu setelah Aku merealisasikannya untuk diriKu sendiri dengan pengetahuan langsung. Apakah empat ini? Ada kamma gelap dengan akibat gelap; ada kamma terang dengan akibat terang; ada kamma gelap-dan-terang dengan akibat gelap-dan-terang; dan ada kamma yang tidak-gelap-juga-tidak-terang dengan akibat yang tidak-gelap-juga-tidak-terang, kamma yang mengarah pada hancurnya kamma. Ini adalah keempat jenis kamma yang dinyatakan olehKu setelah Aku merealisasikannya untuk diriKu sendiri dengan pengetahuan langsung.”
Buku iv. Kamma
4.232. Secara Ringkas
“Para bhikkhu, ada empat jenis kamma ini yang dinyatakan olehKu setelah Aku merealisasikannya untuk diriKu sendiri dengan pengetahuan langsung. Apakah empat ini? Ada kamma gelap dengan akibat gelap; ada kamma terang dengan akibat terang; ada kamma gelap-dan-terang dengan akibat gelap-dan-terang; dan ada kamma yang tidak-gelap-juga-tidak-terang dengan akibat yang tidak-gelap-juga-tidak-terang, kamma yang mengarah pada hancurnya kamma. Ini adalah keempat jenis kamma yang dinyatakan olehKu setelah Aku merealisasikannya untuk diriKu sendiri dengan pengetahuan langsung.”
Wednesday, 5 December 2018
Manusia terdiri dari unsur MATERI dan BATHIN
Manusia terdiri dari unsur MATERI dan BATHIN keduanya perlu kebutuhan, jika kebutuhannya tidak TERPENUHI akan menimbulkan MASALAH.
Memahami bahwa manusia itu terdiri dari dua unsur materi dan bathin, kita harus bisa memberi kebutuhannya, juga mengenali khususnya kebutuhan BATHIN, karena hidup bersumber dari BATHIN.
👉 Bathin lapar, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, cirinya adalah orang mudah tersinggung, sering marah, suka ngambek, dan masih banyak sifat NEGATIF lainnya. Jangan dianggap kebiasaan NEGATIF itu hal yang wajar, itulah wujud dari bathin yang LAPAR.
👉 Batin sakit, merupakan kelanjutan dari bathin lapar. Jika bathin lapar tidak segera diberi perhatian serta kebutuhannya, akan meningkat menjadi bathin sakit. Diantaranya contoh kasus BATHIN yang sakit, begitu ada MASALAH, mau melakukan hal” yang tidak semestinya, seperti frustasi, _apatis, ingin bunuh diri, dan lainnya.
👉 Bathin mati, adalah kelanjutan dari bathin sakit. Kendati orangnya masih HIDUP, namun nilai kemanusiaannya sudah MATI. Orang yang melakukan perbuatan kriminal sangat SADIS, sudah merampok, menyakit orang yang dirampok, memperkosa, membunuh dan memutilasi, dan lain sebaginya, Pelaku kriminal tanpa ada rasa bersalah, justru malah BANGGA, inilah contoh orang yang sudah MATI BATHIN nya.
👉 Bathin baik itu berupa KEBAIKAN. Diantaranya kebaikan adalah pemahaman HIDUP yang benar, moralitas yang baik, pikiran tenang, menjalani hidup dengan BIJAKSANA, selalu mengulurkan tangan MEMBANTU sesama, tanpa mengharapkan IMBALAN apapun.
Kebutuhan MATERI dapat dipenuhi dengan cara GIAT mencari materi tersebut, sedangkan kebutuhan BATHIN yang baik dapat dipenuhi dengan selalu berlatih dan berlatih tanpa LELAH
Memahami bahwa manusia itu terdiri dari dua unsur materi dan bathin, kita harus bisa memberi kebutuhannya, juga mengenali khususnya kebutuhan BATHIN, karena hidup bersumber dari BATHIN.
👉 Bathin lapar, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, cirinya adalah orang mudah tersinggung, sering marah, suka ngambek, dan masih banyak sifat NEGATIF lainnya. Jangan dianggap kebiasaan NEGATIF itu hal yang wajar, itulah wujud dari bathin yang LAPAR.
👉 Batin sakit, merupakan kelanjutan dari bathin lapar. Jika bathin lapar tidak segera diberi perhatian serta kebutuhannya, akan meningkat menjadi bathin sakit. Diantaranya contoh kasus BATHIN yang sakit, begitu ada MASALAH, mau melakukan hal” yang tidak semestinya, seperti frustasi, _apatis, ingin bunuh diri, dan lainnya.
👉 Bathin mati, adalah kelanjutan dari bathin sakit. Kendati orangnya masih HIDUP, namun nilai kemanusiaannya sudah MATI. Orang yang melakukan perbuatan kriminal sangat SADIS, sudah merampok, menyakit orang yang dirampok, memperkosa, membunuh dan memutilasi, dan lain sebaginya, Pelaku kriminal tanpa ada rasa bersalah, justru malah BANGGA, inilah contoh orang yang sudah MATI BATHIN nya.
👉 Bathin baik itu berupa KEBAIKAN. Diantaranya kebaikan adalah pemahaman HIDUP yang benar, moralitas yang baik, pikiran tenang, menjalani hidup dengan BIJAKSANA, selalu mengulurkan tangan MEMBANTU sesama, tanpa mengharapkan IMBALAN apapun.
Kebutuhan MATERI dapat dipenuhi dengan cara GIAT mencari materi tersebut, sedangkan kebutuhan BATHIN yang baik dapat dipenuhi dengan selalu berlatih dan berlatih tanpa LELAH
Tuesday, 4 December 2018
Berkah Dan Nasib oleh: Ven. S. Dhammika
Berkah Dan Nasib
oleh: Ven. S. Dhammika
1. Bagaimana pendapat agama Buddha mengenai jimat dan ramalan nasib?
Buddha menganggap praktik seperti peramalan nasib, pemakaian jimat perlindungan, pernujuman, penentuan hari baik, penentuan lokasi bangunan secara magis, dan sejenisnya, sebagai ketakhayulan yg tak bermanfaat. Beliau tidak pernah menganjurkan para siswa-Nya untuk melakukan praktik semacam itu. Beliau menamakan hal-hal di atas sebagai "Seni Rendah".
"Banyak orang beragama mengandalkan penghidupannya dari budaya-budaya rendah, dengan mata pencaharian yg salah, seperti meramalkan nasib orang, meramalkan pertanda-pertanda, menafsirkan mimpi... membawa nasib baik atau nasib buruk..., memohon-mohon pada dewi keberuntungan..., menentukan temoat keberuntungan untuk mendirikan bangunan, pertapa Gotama menolak seni rendah semacam ini, menilainya sebagai cara penghidupan yg salah"(DI 9-12)
oleh: Ven. S. Dhammika
1. Bagaimana pendapat agama Buddha mengenai jimat dan ramalan nasib?
Buddha menganggap praktik seperti peramalan nasib, pemakaian jimat perlindungan, pernujuman, penentuan hari baik, penentuan lokasi bangunan secara magis, dan sejenisnya, sebagai ketakhayulan yg tak bermanfaat. Beliau tidak pernah menganjurkan para siswa-Nya untuk melakukan praktik semacam itu. Beliau menamakan hal-hal di atas sebagai "Seni Rendah".
"Banyak orang beragama mengandalkan penghidupannya dari budaya-budaya rendah, dengan mata pencaharian yg salah, seperti meramalkan nasib orang, meramalkan pertanda-pertanda, menafsirkan mimpi... membawa nasib baik atau nasib buruk..., memohon-mohon pada dewi keberuntungan..., menentukan temoat keberuntungan untuk mendirikan bangunan, pertapa Gotama menolak seni rendah semacam ini, menilainya sebagai cara penghidupan yg salah"(DI 9-12)
Monday, 3 December 2018
Tidak Ada Hal Lain
Tidak Ada Hal Lain
Umat Buddha seharusnya adalah seseorang yang mengetahui betapa besar manfaat dan kerugian yang didapat dari pikiran atau batin itu sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Buddha dalam salah satu Suttanya:
“Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat sulit dikendalikan seperti pikiran yang tidak berkembang. Pikiran yang belum berkembang sungguh sangat sulit dikendalikan.
Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat mudah dikendalikan seperti pikiran yang telah berkembang. Pikiran yang telah berkembang sungguh mudah dikendalikan.
Umat Buddha seharusnya adalah seseorang yang mengetahui betapa besar manfaat dan kerugian yang didapat dari pikiran atau batin itu sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Buddha dalam salah satu Suttanya:
“Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat sulit dikendalikan seperti pikiran yang tidak berkembang. Pikiran yang belum berkembang sungguh sangat sulit dikendalikan.
Tak ada hal lain yang kuketahui, O Para Bhikkhu, yang sangat mudah dikendalikan seperti pikiran yang telah berkembang. Pikiran yang telah berkembang sungguh mudah dikendalikan.
Pengertian Kata "Anumodana"
Pengertian Kata "Anumodana"
Dalam bahasa Pāli, kata anumodana berasal dari akar kata ‘mud’ yang berarti ‘berbahagia, senang atau gembira. Kata-kata seperti pamodana, modana, anumodati, pamodati, modati, pamudita, anumudita, mudita dan masih banyak lagi memiliki akar kata yang sama, ‘mud’.
Istilah ‘anumodana’ berasal dari awalan ‘anu’ + akar kata ‘mud’ dan akhiran ‘ana’. Awalan ‘anu’ biasanya mengacu pada arti ‘mengikuti atau turut’. Sebagai contoh, kata ‘anugacchati’ yang berarti ‘berjalan mengikuti dari belakang atau mengekor ’ berasal dari awalan ‘anu’ dan ‘gacchati’ yang berarti ‘pergi’. Akar kata ‘mud’, seperti yang dijelaskan di depan, bermakna ‘berbahagia, senang atau gembira’. Sementara itu, akhiran ‘ana’ diberikan untuk membuat kata tersebut menjadi kata benda.
Dalam bahasa Pāli, kata anumodana berasal dari akar kata ‘mud’ yang berarti ‘berbahagia, senang atau gembira. Kata-kata seperti pamodana, modana, anumodati, pamodati, modati, pamudita, anumudita, mudita dan masih banyak lagi memiliki akar kata yang sama, ‘mud’.
Istilah ‘anumodana’ berasal dari awalan ‘anu’ + akar kata ‘mud’ dan akhiran ‘ana’. Awalan ‘anu’ biasanya mengacu pada arti ‘mengikuti atau turut’. Sebagai contoh, kata ‘anugacchati’ yang berarti ‘berjalan mengikuti dari belakang atau mengekor ’ berasal dari awalan ‘anu’ dan ‘gacchati’ yang berarti ‘pergi’. Akar kata ‘mud’, seperti yang dijelaskan di depan, bermakna ‘berbahagia, senang atau gembira’. Sementara itu, akhiran ‘ana’ diberikan untuk membuat kata tersebut menjadi kata benda.
Sunday, 2 December 2018
Ada dua jenis perbuatan
Ada dua jenis perbuatan yang dilakukan oleh manusia biasa yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk. Perbuatan baik memberikan hasil yang menyenangkan sementara perbuatan buruk memberikan hasil yang tidak menyenangkan. Baik atau buruk, suatu hari semua perbuatan akan membuahkan hasil. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan dari hasil perbuatan kita, sebelum kita bertindak.
Saturday, 1 December 2018
RENUNGAN: "Pait itu Obat"
RENUNGAN: "Pait itu Obat"
👉 Pada dasarnya orang ingin hidup enak, tidak mau yang tidak enak, apalagi yang pait; padahal ada istilah, pait itu obat.
👉 Jika orang tidak lari ketika mendapatkan kesulitan, dan kalau kesulitan itu bisa dijadikan untuk berlatih, maka kesulitan akan membentuk karakter serta mental maupun fisik orang menjadi kuat.
👉 Jika orang tidak mengeluh dengan adanya kesulitan hidup, tetapi kesulitan hidup merupakan kewajaran untuk dialami dan perlu dilalui; maka orang akan memiliki imajinasi serta kreativitas yang tinggi dalam berpikir, maupun bersikap secara dewasa dalam menjalani hidup.
👉 Jika orang bisa menerima segala kesulitan yang datang pada dirinya, bahwa kesulitan itu merupakan bagian penting dari hidup, untuk memperkaya diri mengatasi berbagai kesulitan; maka siapapun orangnya, akan kaya solusi masalah, dan hidupnya tidak pernah kesulitan mengatasi masalah.
👉 Jika orang tidak kesulitan dengan kondisi yang sulit, dirinya akan kuat, kreatif, dan menjadi kaya solusi untuk mengatasi kesulitan. Inilah pait itu sebenarnya sebagai obat, jika orang mau menerima kepaitan hidup.
✍ (B.Saddhaviro)
👉 Pada dasarnya orang ingin hidup enak, tidak mau yang tidak enak, apalagi yang pait; padahal ada istilah, pait itu obat.
👉 Jika orang tidak lari ketika mendapatkan kesulitan, dan kalau kesulitan itu bisa dijadikan untuk berlatih, maka kesulitan akan membentuk karakter serta mental maupun fisik orang menjadi kuat.
👉 Jika orang tidak mengeluh dengan adanya kesulitan hidup, tetapi kesulitan hidup merupakan kewajaran untuk dialami dan perlu dilalui; maka orang akan memiliki imajinasi serta kreativitas yang tinggi dalam berpikir, maupun bersikap secara dewasa dalam menjalani hidup.
👉 Jika orang bisa menerima segala kesulitan yang datang pada dirinya, bahwa kesulitan itu merupakan bagian penting dari hidup, untuk memperkaya diri mengatasi berbagai kesulitan; maka siapapun orangnya, akan kaya solusi masalah, dan hidupnya tidak pernah kesulitan mengatasi masalah.
👉 Jika orang tidak kesulitan dengan kondisi yang sulit, dirinya akan kuat, kreatif, dan menjadi kaya solusi untuk mengatasi kesulitan. Inilah pait itu sebenarnya sebagai obat, jika orang mau menerima kepaitan hidup.
✍ (B.Saddhaviro)
Subscribe to:
Posts (Atom)