Monday 29 April 2019

sebuah kisah nyata

Ini adalah sebuah kisah nyata, adalah diceritakan sendiri oleh seorang Biksu, dia mengatakan : dia sebelum menjadi Biksu adalah seorang pemburu, khusus menangkap berang-berang laut,

Ada suatu kali, dia saat keluar, menangkap seekor berang-berang laut yang besar, setelah mengupas kulitnya yang berharga, lalu berang-berang laut yang masih belum putus nafasnya itu disembunyikannya dirumput-rumput,


Malamnya, pemburu itu kembali ketempat semula, malah tidak menemukan berang-berang laut ini, lalu melihat lagi dengan lebih jelas, baru menemukan diatas rumput samar-samar terdapat noda darah, terus-menerus panjang hingga ke sebuah gua kecil disekitar sana,

Pemburu ini mencoba melihat kedalam lubang, sangat kaget dan terkejut, ternyata berang-berang laut ini menahan sakit dari kulitnya yang terkelupas, bersusah payah kembali kesarangnya,

Mengapa begitu melakukannya ? Hingga disaat pemburu ini menarik keluar berang-berang laut yang sudah tidak bernafas ini, baru menemukan ada dua ekor anak berang-berang laut kecil yang masih belum terbuka matanya, sedang dengan kuat mengisap puting susu mamanya yang sudah meninggal,

Disaat pemburu ini melihat kejadian ini, tubuh dan hatinya mendapatkan goncangan yang sangat besar, dia tidak pernah terpikirkan hewan juga bisa memiliki hubungan kasih sayang ibu dan anak yang bahkan kadang manusia juga tidak bisa melakukannya, saat diujung kematian masih terpikir untuk menyusui anaknya, takut anaknya akan kelaparan, memikirkan sampai disini, pemburu ini hatinya timbul rasa sedih yang mendalam, menangis dengan sangat sakit, merasa bersalah dan tidak bisa memaafkan diri sendiri,

Lalu, dia pun bertobat, tidak menjadi pemburu lagi, telah pergi menjadi Biksu melatih diri, disetiap kali Biksu ini mengenang kembali peristiwa masa lalunya ini, dimatanya masih terlihat keluar air mata,

Tujuan paling rendah dari makan adalah untuk mengisi perut, tujuan paling tinggi adalah untuk memuaskan mulut, dan didalam mengenyangkan perut dan memuaskan mulut, dari jarak diantara itu semua hanyalah sebuah rasa dari kita, dari masuk kemulut hingga ketenggorokan, hanya sekitar 10cm, sesudah melewati tenggorokan, rasa apapun juga sudah tidak ada lagi,

Kita bagaimana bisa tega demi rasa yang sekitar 10cm ini, lalu dengan kejam membunuh begitu banyak jiwa ?

Harap semua teman-teman yang menemukan cerita ini, bisa terhadap kisah yang sangat menyentuh ini, menceritakan kepada setiap orang yang kamu jumpai, semoga mereka bisa sesudah mendengar cerita ini, hatinya akan tersentuh,

Menghargai kehidupan, memakan daging sama seperti pembunuhan, bervegetarian seperti melepaskan makhluk hidup, hal yang memupuk pahala dan kebajikan, hanya disatu pikiran baik atau jahat saat dimeja makan,

Bervegetarian, memupuk pahala dan berbuat kebaikan, memakan daging membuat karma buruk dan menghabiskan berkah.

No comments:

Post a Comment