Sunday, 14 April 2019

BUDDHA adalah guru yang sangat hebat

BUDDHA adalah guru yang sangat hebat, yang tidak pernah memaksa siapa pun untuk mempunyai keyakinan membuta terhadap Beliau. Beliau mengatakan untuk hanya bergantung kepada kebijaksanaan kita sendiri, hanya ketika kita mengetahuinya sendiri.

Saat anda melakukan perbuatan baik, seperti memberikan dana. Anda mempersembahkan makanan, anda mempersembahkan lilin, anda mempersembahkan sandal.


Mengapa anda melakukan hal tersebut?
Anda senang melakukan perbuatan dana.
Mengapa anda menyenanginya?
Untuk memupuk kamma baik.

Ya, untuk memupuk kamma baik, untuk menerima hasil baik di masa yang akan datang. Seperti yang dikatakan oleh Sang Buddha:

‘Makhluk adalah pemilik perbuatan mereka. Pewaris perbuatan mereka. Berasal dari perbuatan mereka. Perbuatan merupakan kerabat mereka. Mereka terikat oleh perbuatan mereka. Perbuatan mereka merupakan pelindung mereka.’

Disebabkan pengertian bahwa mereka merupakan pewaris perbuatan mereka sendiri, maka mereka mengumpulkan kamma baik, misalnya dengan memberikan dana. Orang yang memberikan dana, mereka juga mempunyai pengharapan, sebagaimana memberikan dana bisa membuahkan hasil, seperti kekayaan. Apakah anda mengharapkan hasilnya atau tidak, perbuatan itu pasti akan membuahkan hasil ketika waktunya matang. Mereka yang mengerti itu, dengan memupuk perbuatan baik seperti memberikan dana, ‘Saya akan menjadi orang kaya, suatu hari di masa yang akan datang’, dengan pengharapan seperti ini, beberapa orang memberikan dana. Ini juga merupakan sudut pandang mereka.

Tetapi ada sudut pandang lain yang lebih tinggi, yaitu ketika anda memberikan dana tanpa mengharapkan kemakmuran, karena kemakmuran sebenarnya merupakan hasil langsungnya tanpa perlu anda harapkan. Jadi jika anda melakukan persembahan tanpa mengharapkan hasilnya, hanya beraspirasi ‘Semoga dengan persembahan ini, menjadi penyebab terealisasinya Nibbana’, atau ‘Semoga kebajikan ini menjadi pendukung perealisasian Nibbana’, maka pemberian anda akan menjadi penyebab pendukung perealisasian Nibbana. Tetapi sebelum anda merealisasi Nibbana, di sepanjang perjalanan anda berkelana dalam samsara, perbuatan memberikan dana itu akan membuahkan hasilnya, seperti kekayaan. Tetapi jika anda hanya membuat sebuah pengharapan, ‘Semoga dengan jasa kebajikan ini bisa mendapatkan kemakmuran’, maka ini tidak akan mendukung dalam perealisasian Nibbana. Jadi, anda harus merubah cara berpikir anda, sudut pandang anda, yaitu bukan hanya membuat aspirasi demi kemakmuran, tetapi membuat aspirasi untuk perealisasian Nibbana.

Penyebab langsung dalam merealisasi Nibbana bukanlah memberikan dana, tetapi latihan meditasi. Dengan cara yang sama, ketika anda melaksanakan sila, seperti lima sila atau lebih, ini akan membuahkan hasil, seperti terlahir di alam bahagia. Pada saat itu, alih-alih membuat aspirasi untuk terlahir di alam berbahagia, jika anda hanya membuat aspirasi ‘Semoga jasa kebajikan ini, yaitu kebajikan dalam melaksanakan moralitas, mendukung perealisasian Nibbana’, maka ini akan menjadi faktor pendukung perealisasian Nibbana.

Jika anda tidak membuat aspirasi seperti itu, anda mungkin saja terlahir di alam berbahagia, tetapi tidak akan mendukung dalam perealisasian Nibbana. Bahkan di antara Buddhis yang membuat suatu aspirasi, pikiran mereka cenderung untuk menjadi sesuatu, dan itu tidak akan sama. Ketika anda memberikan dana, jika anda membuat aspirasi demi perealisasian Nibbana, sebelum anda merealisasi Nibbana, di sepanjang jalan anda berkelana dalam lingkaran samsara ketika anda menjadi orang kaya, anda akan bisa melepas kepemilikan anda. Apa alasannya? Karena aspirasi yang di tujukan demi perealisasian Nibbana itu. Anda mungkin menyadari, beberapa orang sangat kaya tetapi tidak bisa melepas, dan beberapa lainnya bisa melepas kekayaan mereka. Mengapa berbeda? Ini disebabkan oleh perbedaan dalam membuat aspirasi itu.

Siapa yang lebih bahagia, mereka yang bisa melepas apa yang dimilikinya, atau yang tidak bisa? “Melepas”. Pikiran siapa yang lebih matang, yang bisa melepas atau yang tidak bisa? “Yang bisa melepas” Ya! Jadi, kita semua harus mengubah sudut pandang kita, hanya setelah itu kita bisa memperbaiki hidup kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, hingga kita merealisasi Nibbana.

Siapa yang bisa merealisasi Nibbana? “Diri kita sendiri”. Ya, anda harus berusaha sendiri. Apa yang saya maksud, siapa yang bisa merealisasi Nibbana? Pertama-tama, mereka yang bisa melepas kemelekatan terhadap makhluk hidup dan benda mati. Perealisasian Nibbana terjadi setelah melenyapkan kekotoran batin setahap demi setahap. Jika anda melekat pada benda yang anda miliki, anda tidak bisa melepas, bagaimana anda bisa melenyapkan kekotoran batin? Jadi, sepanjang jalan untuk merealisasi Nibbana, kita semua perlu memenuhi sepuluh kesempurnaan (parami).

Di antara 10 kesempurnaan (parami), salah satunya adalah nekkhama-parami, kesempurnaan dalam pelepasan. Apakah anda tahu arti kesempurnaan dalam pelepasan, nekkhama-parami? “Apakah ini melepaskan kehidupan duniawi atau melepaskan kepemilikan?” Kedua-duanya. Melepas kemelekatan apa yang kita miliki, adalah salah satunya. Jadi, jika kita mau memenuhi kesempurnaan pelepasan, pertama-tama kita perlu melepaskan kemelekatan pada kepemilikan kita. Hanya jika anda bisa melepas apa yang anda miliki, pada saat itu anda bisa melakukan meditasi agar bisa melepaskan kekotoran batin. Jika kita berkurang melakukan pelepasan yang pertama, maka yang kedua tidak akan mengikuti.

Seperti yang kita semua ketahui, Bodhisatta kita, hampir di semua kehidupan beliau sebagai Boddhisatta, beliau sangat, sangat kaya, tetapi beliau bisa melepaskan semua kepemilikannya, dan setelah itu beliau melepaskan kehidupan duniawi. Melepas berarti memberikan dana pada siapa saja yang menginginkan. Disebabkan pemberian tersebut, di kehidupan berikutnya dalam banyak kehidupan yang lain, beliau menjadi orang yang kaya lagi.

Perkenankanlah saya mengajukan satu pertanyaan: apakah orang menjadi kaya disebakan oleh keserakahan (lobha) atau ketidakserakahan (alobha): “Alobha”. Ya! Hari ini, ini merupakan sebuah sudut pandang baru. Sebelumnya, anda berpikir disebabkan lobha saya bisa menjadi seorang yang kaya. Tidak! Disebabkan lobha anda akan menjadi makhluk yang menderita. Sangat praktis, saat itu juga, jika anda serakah, anda menderita. Sangat praktis, saat itu juga, jika anda bisa melepas seseorang atau sesuatu, anda merasa sangat bahagia, anda merasa nyaman. Melepas atau mengembangkan ketidak-serakahan adalah sebuah jalan untuk hidup dengan damai. Semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mempunyai. Semakin banyak yang kita punya, semakin banyak lagi yang bisa kita berikan, karena kita mempunyai kemampuan untuk melakukannya. Tetapi anda harus tahu batasan anda.

~ Bhikkhu Revata
Sebuah Perjalanan Penemuan Diri
Diedit oleh: Bhante Nanukkamsa
Penerjemah: Agus Wiyono

No comments:

Post a Comment