Ada sebagian orang yang menganggap bahwa melafal Amituofo adalah diperuntukkan bagi orang yang akan mati, maka itu merasa takut, ketakutan hingga tidak berani melafal Amituofo, sesungguhnya Amituofo berarti cahaya dan usia tanpa batas. Melafal Amituofo dapat melenyapkan malapetaka dan memperpanjang usia, setelah ajal tiba dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Sekarang marilah kita melihat kisah dari dua praktisi senior berikut ini, bagaimana cara mereka menyebarkan Dharma lewat tindakan nyata.
Yang pertama adalah Master Guang Qin yang telah berusia 95 tahun, beliau adalah seorang Bhiksu senior yang telah mencapai samadhi pelafalan nama Buddha, dalam kurun waktu hampir enam tahun beliau tidak pernah tidur dalam posisi berbaring, hanya dengan duduk bermeditasi. Saya pernah mengunjungi dan meminta bimbingan beliau dengan seorang rekanku yang bernama dokter Wu, bagaimana cara bermeditasi agar bisa membuka titik akupuntur Qimai?
Dengan tegas Master Guang Qing menjawab : “ Hanya dengan melafal Amituofo, sampai mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan, maka dengan sendirinya seluruh titik akupuntur Qimai dapat terbuka”. Dalam keseharian Master Guang Qing selalu menasehati orang : “Melafal Amituofo!” “Jangan makan daging!”
Kenyataannya Master Guang Qin memiliki kemampuan gaib, banyak orang yang telah mengalaminya, tetapi kekuatan gaib bukanlah tujuan dari Ajaran Buddha, kekuatan gaib hanyalah hasil sampingan, walaupun memiliki kekuatan gaib juga tidak menjamin dapat membebaskan diri dari tumimbal lahir.
Saat menjelang ajal, Master Guang Qin masih tetap bermeditasi dan melafal Amituofo, beliau melafal “Namo Amituofo! Namo Amituofo!” Setiap nama Buddha dilafalnya dengan seluruh hidupnya, dengan menggunakan seluruh sisa kekuatannya untuk melafal nama Buddha, pada detik terakhir beliau mengucapkan sepatah kalimat : “Tidak datang dan tidak pergi, tidak ada urusan”. Berbeda dengan orang awam yang selalu “sibuk datang dan pergi, semuanya adalah urusan”. Di dalam suara lafalan Amituofo, Master masih tetap duduk bersila, dengan begitu beliau terlahir ke Alam Sukhavati, betapa damai dan bebasnya.
Semua insan begitu menghormatinya, ketika jasad beliau hendak dikremasi, sampai-sampai umat berebutan masuk ke dalam ruang tungku perapian, untuk merasakan kehangatan praktisi senior ini. Baik pria wanita, tua dan muda, berbondong=bondong menuju ke atas gunung. Suara lafalan Amituofo bercampur dengan suara tangisan dan suara guntur, betapa sukar dijumpai seorang praktisi yang dapat begitu menggugah orang banyak.
Ada seorang umat yang terlambat datang menghadiri upacara kremasi, sampai di tempat dia berlutut di hadapan abu kremasi, melakukan penghormatan, memohon pada Master Guang Qin, akhirnya di dalam tumpukan abu kremasi, dia memperoleh sarira, ini sungguh merupakan “Buddha Dharma dipelajari dari hati yang penuh penghormatan, dengan adanya satu bagian rasa hormat, maka akan memperoleh satu bagian manfaat”.
Kutipan Ceramah Master Dao Zheng
Judul: Teratai Murni Menebarkan Harum Semerbak
No comments:
Post a Comment