Friday 27 May 2016

PERBUATAN BAIK

Ada tiga macam perbuatan baik, apakah itu ? Menyumbang, menjaga moralitas dan membina pikiran.”
(Punnakiriyavatthu Sutta, Itivuttaka)


Berbuat baik adalah satu-satunya cara untuk meraih kebahagiaan dan menghindari bahaya. Kita bisa memperoleh, cepat atau lambat, banyak hal yang kita inginkan.
Janganlah ragu berbuat baik, karena Saya mengetahui dengan pasti, bahwa perbuatan baik menyebabkan pelakunya mendapatkan kebahagiaan.”
(Metta Sutta, Itivuttaka)

Perbuatan Baik I (Menyumbang)
Ada orang yang hanya mau menyumbang kalau sudah kaya, karena kalau belum kaya, malah bisa membahayakan dirinya sendiri. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Setidaknya menurut dua dewa berikut :
Ketika sebuah rumah terbakar
Pemiliknya berusaha masuk untuk menyelamatkan hartanya supaya tidak ikut musnah
Demikianlah ketika kehidupan terbakar oleh usia tua dan kematian
Orang berusaha menyelamatkan hartanya dengan cara disumbangkan.”
(Suatu dewa mengemukakan pendapatnya pada Buddha Gotama, Devatasamyutta, 41 (1), 136 – 137, Samyutta Nikaya)

Dewa lain juga mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang serupa kepada Buddha.
.......Kelaparan dan kehausan yang ditakutkan oleh orang kikir, yang menjadi sebab ia tidak mau menyumbang, justru akan benar-benar menimpa orang itu.”
( Devatasamyutta, 32 (2), 86, Samyutta Nikaya)

Logikanya begini, kemudahan dan fasilitas yang kita nikmati sekarang, sebagian adalah hasil sumbangan kita di masa lalu (bahkan dari kehidupan sebelumnya). Kalau sumbangan kita di kehidupan yang sekarang jumlahnya sedikit atau bahkan nihil. Di kehidupan mendatang pasti sengsara.
Tapi kalau kita miskin, bahkan kalau untuk makan saja pas-pas-an, harus bagaimana ?
Seandainya orang lain tahu, seperti yang Saya ketahui, manfaat dari menyumbang. Maka mereka tidak akan bersikap kikir. Bahkan seandainya makanan yang dimiliki cuma tinggal 1 porsi, mereka tidak akan makan tanpa membaginya, jika didekatnya ada mahluk lain yang juga membutuhkannya.”
(Dana Sutta, Ekanipata, Itivuttaka)

Sumbangan tidak harus dalam bentuk materi,
Ada dua macam sumbangan, sumbangan dalam bentuk materi, dan sumbangan dalm bentuk ilmu pengetahuan.”
(Dana Sutta, Tikanipata, Itivuttaka)

Sumbangan yang paling berharga adalah yang berupa ilmu pengetahuan spiritual.”
(Brahmanadhammayaga Sutta, Itivuttaka)

Perbuatan Baik II (Menjaga Moralitas)


Jika ada orang yang berkeinginan memperoleh nama baik, menjadi orang kaya dan setelah meninggal masuk surga, maka orang itu harus menjaga moralitasnya.”
(Sukhapatthana Sutta, Itivuttaka)

“Bagaimana cara menjaga moralitas ? Anda bisa berpedoman seperti ini : Inilah saya, waras, mau bahagia, tidak mau menderita. Saya tidak mau disakiti orang lain. Orang lain juga tidak mau disakiti saya. Karena apa yang tidak saya sukai, orang lain juga pasti tidak suka. Dengan berpikir seperti ini, mungkinkah saya menyakiti orang lain ? ”
(Sotapattisamyutta, Samyutta Nikayaa)

Memang tidak ada orang waras yang menyakiti orang lain lebih dulu. Orang selalu punya alasan untuk menyerang. Masalahnya apakah serangan itu dikarenakan benci mau balas dendam, atau sekedar untuk bersenang-senang mengisi waktu luang, selalu ada akibat karma yang muncul bagi si pelaku.
Mari kita pelajari kasus berikut. Di zaman Buddha Gotama, ada bhikku yang bernama Cakkupala. Bhikku ini mencapai tingkat kesucian tertinggi, tapi pada saat yang bersamaan menjadi buta. Berikut penjelasan dari Buddha :
Di kehidupan sebelumnya, bhikku Cakkupala adalah seorang dokter mata. Suatu hari ada wanita yang datang mau berobat tapi tidak punya uang. Wanita itu berjanji bahwa ia dan anaknya akan bekerja menjadi pembantu bagi dokter yang akan menolongnya, asalkan sakit matanya bisa disembuhkan.
Setelah sepakat, si dokter pun mengobati matanya sampai sembuh. Akan tetapi, bukannya berterima kasih dan menepati janjinya, wanita itu malah berusaha mengelak dengan mengatakan bahwa sakit matanya bertambah parah.
Tahu dibohongi, dokter ini lalu balas membutakan kedua mata pasien yang tidak mau bayar itu.
Itulah sebabnya, mengapa di kehidupan sekarang, bhikku Cakkupala (si dokter di kehidupan lampau) menjadi buta.”
(Yamaka Vagga I, Dhammapada)

Jelas, balas dendam malah memperpanjang penderitaan. Yakinilah hukum karma, penderitaan anda disebabkan oleh kesalahan anda sendiri, dan orang yang membuat anda menderita akan menerima balasannya kelak. Tetaplah pertahankan moralitas.

Perbuatan Baik III (Membina Pikiran)

Hal yang paling bermanfaat adalah pikiran yang terkendali.”
(Anguttara Nikaya 1 - 4)



Setelah tujuh tahun memancarkan pikiran cinta kasih kepada semua mahluk, setelah meninggal Saya muncul di alam Brahma (alam Dewa tingkat tinggi), berkali-kali Saya muncul disana. Puluhan kali Saya menjadi raja para dewa. Ratusan kali Saya menjadi Maharaja dunia.”
(Metta Sutta, Itivuttaka)
Melatih pikiran bisa jadi pilihan tepat bagi mereka yang berdalih tidak punya uang untuk disumbangkan.
Andaikan ada orang yang meyumbangkan sejumlah besar uang pada pagi, siang dan malam hari, atau sebagai gantinya orang itu memancarkan pikiran cinta kasih kepada semua mahluk pada pagi, siang dan malam hari, maka tindakan ini lebih bermanfaat dibandingkan menyumbangkan uang.”
(Samyutta Nikaya II 264)

Cinta kasih (universal) merupakan salah satu dari sekian banyak aspek pembinaan pikiran.

Daya upaya / olah pikiran benar
Meditasi Perhatian benar
Konsentrasi benar
Pembinaan Pikiran
Pemahaman benar
Kebijaksanaan Tanpa nafsu
Pikiran benar CINTA KASIH
Welas asih


Kita belum membahas semuanya, dimulai dari yang paling gampang dulu (tapi bisa jadi yang paling sulit), cinta kasih bisa menghasilkan manfaat yang luar biasa.
Perbuatan baik yang paling tinggi dan paling bermanfaat adalah pikiran mengasihi semua mahluk. Perbuatan ini jauh mengungguli perbuatan baik yang manapun juga.”
(Metta Sutta, Itivuttaka)

Ada 11 manfaat dari pikiran yang penuh cinta kasih :
  1. dapat tidur dengan mudah dan nyenyak
  2. bangun tidur dalam kondisi segar
  3. tidak bermimpi buruk
  4. disukai banyak orang
  5. disukai mahluk bukan manusia
  6. dilindungi mahluk halus
  7. tidak bisa terluka oleh apapun juga
  8. mudah mengendalikan pikiran
  9. kulitnya menjadi cerah dan indah
(10) meninggal dengan bahagia
(11) kalau cinta kasihnya sempurna, ia akan mencapai kesucian, bila tidak, ia akan masuk surga tingkat tinggi.
(Anguttara Nikaya XI, 16)



No comments:

Post a Comment