Suatu hari, bhikku Vakkali sedang sakit, ia tinggal di
rumah seorang pengrajin tembikar. Kemudian ia meminta orang yang
merawatnya untuk pergi menghadap Sang Buddha, guna memohon agar Sang
Buddha berkenan menjenguk bhikku Vakkali.
Kemudian orang itupun pergi menghadap Sang Buddha dan
menyampaikan permohonan bhikku Vakkali. Sang Buddha mengabulkan
permohonan itu dan segera berangkat.
Ketika
bhikku Vakkali melihat Sang Buddha berjalan mendekati dari kejauhan,
ia berusaha bangun dari tempat tidurnya untuk memberi hormat. Tetapi
Sang Buddha melihat hal itu dan mencegahnya dengan berkata :
“ Cukup Vakkali, tetaplah berbaring. Ada tempat duduk, Saya akan
duduk disana.”
Setelah
duduk, Sang Buddha bertanya pada bhikku Vakkali : “
Saya harap kamu dapat bertahan. Apa penyakitmu sudah agak sembuh ?”
Jawab bhikku Vakkali : “ Tidak Bhante ( guru yang
dimuliakan). Saya tidak dapat menahan rasa sakit ini. Penyakit saya
juga belum sembuh.”
“ Apakah kamu mempunyai perasaan cemas atau
menyesal ?”
“ Begini Bhante. Sudah lama saya ingin bertemu Bhante,
tapi sulit sekali. Saya menyesal baru sekarang bisanya.”
“ Jangan begitu Vakkali. Mengapa kamu ingin melihat
jasmani Saya. Jasmani manusia adalah kotor. Orang yang melihat
(menyadari) Dhamma (kebenaran mutlak) adalah melihat Saya ( Buddha).
Jika kamu ingin melihat Saya, kamu harus melihat (menyadari) Dhamma.
SAMYUTA NIKAYA III /
118
Komentar
:
Kalau begitu, kita masih bisa melihat Buddha (tentu
secara hakiki). Walaupun kita berbeda zaman dengan Beliau. Ini
menarik, karena ada orang dari agama lain mengatakan hal yang sama
(berkaitan dengan gurunya).
Mengenai sikap Buddha terhadap orang sakit. Saya
percaya, kalau mau, Beliau bisa menyembuhkan orang sakit dengan
kesaktian-Nya. Tetapi Buddha adalah Dokter penyakit pikiran. Semua
penderitaan termasuk sakit jasmani asalnya dari sakit pikiran. Sekali
sakit pikiran bisa disembuhkan, maka semua penderitaan akan hilang.
Lagipula tidak ada orang yang masuk neraka karena sakit
jasmani. Orang masuk neraka karena sakit pikiran, dengan gejalanya
berupa perbuatan dan ucapan salah.
DEKAT
DENGAN BUDDHA
Suatu ketika, Buddha berkata :
“ Walaupun seseorang berada didekat Saya (Buddha)
sambil memegang ujung jubah Saya, dan ia mengikuti terus kemanapun
Saya pergi.
Jika orang itu besar nafsu keduniawiannya, pikirannya kotor, suka melamun, tidak bijaksana, dan indrianya tidak terkendali, maka sebenarnya ia terpisah jauh dari Saya.
Jika orang itu besar nafsu keduniawiannya, pikirannya kotor, suka melamun, tidak bijaksana, dan indrianya tidak terkendali, maka sebenarnya ia terpisah jauh dari Saya.
Mengapa demikian ?
Karena ia tidak melihat (menyadari) Dhamma (kebenaran
mutlak). Bila ia tidak melihat Dhamma, maka ia tidak dapat melihat
(berada dekat dengan) Saya ( Buddha).
Walaupun seseorang berada sangat jauh dari Saya. Jika
orang itu sedikit nafsu keduniawiannya, pikirannya bersih dan
terpusat, bijaksana, indrianya terkendali, maka sebenarnya ia berada
sangat dekat dengan Saya.
Mengapa demikian ?
Karena ia melihat (menyadari) Dhamma. Bila ia melihat
Dhamma, maka ia dapat melihat (berada dekat dengan) Saya.
SANGHATIKANNA SUTTA -
ITIVUTTAKA
No comments:
Post a Comment