Monday, 9 May 2016

MELIHAT BUDDHA

Suatu hari, bhikku Vakkali sedang sakit, ia tinggal di rumah seorang pengrajin tembikar. Kemudian ia meminta orang yang merawatnya untuk pergi menghadap Sang Buddha, guna memohon agar Sang Buddha berkenan menjenguk bhikku Vakkali.
Kemudian orang itupun pergi menghadap Sang Buddha dan menyampaikan permohonan bhikku Vakkali. Sang Buddha mengabulkan permohonan itu dan segera berangkat.
Ketika bhikku Vakkali melihat Sang Buddha berjalan mendekati dari kejauhan, ia berusaha bangun dari tempat tidurnya untuk memberi hormat. Tetapi Sang Buddha melihat hal itu dan mencegahnya dengan berkata : “ Cukup Vakkali, tetaplah berbaring. Ada tempat duduk, Saya akan duduk disana.”
Setelah duduk, Sang Buddha bertanya pada bhikku Vakkali : “ Saya harap kamu dapat bertahan. Apa penyakitmu sudah agak sembuh ?”
Jawab bhikku Vakkali : “ Tidak Bhante ( guru yang dimuliakan). Saya tidak dapat menahan rasa sakit ini. Penyakit saya juga belum sembuh.”
Apakah kamu mempunyai perasaan cemas atau menyesal ?”
Begini Bhante. Sudah lama saya ingin bertemu Bhante, tapi sulit sekali. Saya menyesal baru sekarang bisanya.”
Jangan begitu Vakkali. Mengapa kamu ingin melihat jasmani Saya. Jasmani manusia adalah kotor. Orang yang melihat (menyadari) Dhamma (kebenaran mutlak) adalah melihat Saya ( Buddha). Jika kamu ingin melihat Saya, kamu harus melihat (menyadari) Dhamma.

SAMYUTA NIKAYA III / 118

Komentar :
Kalau begitu, kita masih bisa melihat Buddha (tentu secara hakiki). Walaupun kita berbeda zaman dengan Beliau. Ini menarik, karena ada orang dari agama lain mengatakan hal yang sama (berkaitan dengan gurunya).
Mengenai sikap Buddha terhadap orang sakit. Saya percaya, kalau mau, Beliau bisa menyembuhkan orang sakit dengan kesaktian-Nya. Tetapi Buddha adalah Dokter penyakit pikiran. Semua penderitaan termasuk sakit jasmani asalnya dari sakit pikiran. Sekali sakit pikiran bisa disembuhkan, maka semua penderitaan akan hilang.
Lagipula tidak ada orang yang masuk neraka karena sakit jasmani. Orang masuk neraka karena sakit pikiran, dengan gejalanya berupa perbuatan dan ucapan salah.


DEKAT DENGAN BUDDHA


Suatu ketika, Buddha berkata :
“ Walaupun seseorang berada didekat Saya (Buddha) sambil memegang ujung jubah Saya, dan ia mengikuti terus kemanapun Saya pergi.

Jika orang itu besar nafsu keduniawiannya, pikirannya kotor, suka melamun, tidak bijaksana, dan indrianya tidak terkendali, maka sebenarnya ia terpisah jauh dari Saya.

Mengapa demikian ?
Karena ia tidak melihat (menyadari) Dhamma (kebenaran mutlak). Bila ia tidak melihat Dhamma, maka ia tidak dapat melihat (berada dekat dengan) Saya ( Buddha).
Walaupun seseorang berada sangat jauh dari Saya. Jika orang itu sedikit nafsu keduniawiannya, pikirannya bersih dan terpusat, bijaksana, indrianya terkendali, maka sebenarnya ia berada sangat dekat dengan Saya.
Mengapa demikian ?
Karena ia melihat (menyadari) Dhamma. Bila ia melihat Dhamma, maka ia dapat melihat (berada dekat dengan) Saya.


SANGHATIKANNA SUTTA - ITIVUTTAKA

No comments:

Post a Comment