Thursday, 26 May 2016

PENGHORMATAN PADA BUDDHA

Semenjak Sang Buddha mengumumkan bahwa Beliau akan segera mangkat, beribu-ribu orang datang untuk menunggui Beliau. Tetapi seorang bhikku bernama DAMARAMA memisahkan diri dari kelompoknya dan berlatih meditasi sendirian. Kemudian para bhikku melaporkan hal ini pada Sang Buddha dengan berkata:
”Bhante (Guru yang dimuliakan), bhikku Damarama tidak memiliki cinta kasih kepada Bhante. Semenjak Bhante mengumumkan akan wafat, ia tidak melakukan apapun bersama kami dan malah memisahkan diri“.

Kemudian Sang Buddha memanggil bhikku yang dimaksud dan bertanya:
“Apakah benar sebagaimana yang dikatakan oleh rekan-rekanmu, bahwa engkau …...(sebagaimana yang dilaporkan.)..........memisahkan diri?“
“Ya Bhante, itu benar“.
“Mengapa engkau berbuat demikian?“
“Karena saya berpikir, selagi Sang Buddha masih hidup, saya akan berjuang untuk mencapai pencerahan. Maka saya memisahkan diri dan berlatih intensif (tekun).“
“Bagus bhikku. Bagus“ jawab Sang Buddha.

Lalu Sang Buddha memberikan amanat pada para bhikku dengan berkata:
“Setiap bhikku hendaknya menunjukkan cinta kasihnya padaKu dengan cara seperti yang dilakukan oleh Damarama. Mereka yang menghormati Aku dengan karangan bunga dan wewangian, sebenarnya BELUM memberikan penghormatan yang tertinggi, tetapi mereka yang mempraktekkan Dharma secara keseluruhan, merekalah yang menghormati Aku dengan cara tertinggi“.

(DAMAPADA ATTHAKATA 94)

PENGHORMATAN PADA BUDDHA (2)

Setelah sampai di hutan, Sang Buddha berkata kepada bhikku Ananda: “ Ananda, siapkanlah tempat berbaring diantara kedua pohon sal ini, Saya merasa tidak enak badan dan ingin berbaring.“. Kemudian bhikku Ananda melakukannya sesuai permintaan Sang Buddha.

Setelah berbaring dengan posisi singa (harap lihat patung Budhha tidur, persis seperti itu posisinya), mendadak kedua pohon sal yang memayungi Buddha mengeluarkan kuncup bunga, lalu bunganya bermekaran dan akhirnya berjatuhan menaburi tubuh Beliau (hanya dalam beberapa detik, padahal waktu itu bukan musimnya pohon sal berbunga, ditambah lagi dengan kecepatan tumbuhnya yang super cepat !). Ini semua karena kesaktian para dewa. Para dewa ingin memberikan penghormatan (terakhir). (karena malam itu juga Sang Buddha akan mengakhiri hidupNya, wafat yang disengaja, tapi bukan bunuh diri, Buddha memang bisa memperpanjang hidupNya, tapi tidak dilakukan).

Bukan cuma itu, dari langit pun berjatuhan bunga-bunga dan serbuk cendana surgawi, menyelimuti tubuh Sang buddha, bahkan terdengar pula alunan musik dan nyanyian yang dimainkan oleh paduan suara para dewa-dewi.

Kemudian Sang Buddha berkata pada bhikku Ananda : “Lihat dan dengarkanlah fenomena ini, tapi BUKAN dengan cara ini seorang Buddha dihormati dengan penghormatan tertinggi, melainkan para siswa yang mentaati dan melaksanakan Dhamma (ajaran Buddha), merekalah yang menghormati Buddha dengan penghormatan tertinggi.“



MAHAPARINIBBANA SUTTA, DIGHA NIKAYA

No comments:

Post a Comment