Semenjak
Sang Buddha mengumumkan bahwa Beliau akan segera mangkat, beribu-ribu
orang datang untuk menunggui Beliau. Tetapi
seorang bhikku bernama DAMARAMA memisahkan diri dari kelompoknya dan
berlatih meditasi sendirian. Kemudian para bhikku melaporkan hal ini
pada Sang Buddha dengan berkata:
”Bhante (Guru yang dimuliakan),
bhikku Damarama tidak memiliki cinta kasih kepada Bhante. Semenjak
Bhante mengumumkan akan wafat, ia tidak melakukan apapun bersama kami
dan malah memisahkan diri“.
Kemudian Sang Buddha memanggil bhikku yang dimaksud dan bertanya:
“Apakah
benar sebagaimana yang dikatakan oleh rekan-rekanmu, bahwa engkau
…...(sebagaimana yang dilaporkan.)..........memisahkan diri?“
“Ya Bhante, itu benar“.
“Mengapa engkau berbuat demikian?“
“Karena saya berpikir, selagi Sang Buddha masih hidup, saya akan
berjuang untuk mencapai pencerahan. Maka saya memisahkan diri dan
berlatih intensif (tekun).“
“Bagus bhikku. Bagus“ jawab Sang Buddha.
Lalu Sang Buddha memberikan amanat pada para bhikku dengan berkata:
“Setiap
bhikku hendaknya menunjukkan cinta kasihnya padaKu dengan cara
seperti yang dilakukan oleh Damarama. Mereka yang menghormati Aku
dengan karangan bunga dan wewangian, sebenarnya BELUM
memberikan penghormatan yang tertinggi, tetapi mereka yang
mempraktekkan Dharma secara keseluruhan, merekalah yang menghormati
Aku dengan cara tertinggi“.
(DAMAPADA
ATTHAKATA 94)
PENGHORMATAN
PADA BUDDHA (2)
Setelah sampai di hutan, Sang Buddha berkata kepada
bhikku Ananda: “ Ananda, siapkanlah tempat berbaring diantara kedua
pohon sal ini, Saya merasa tidak enak badan dan ingin berbaring.“.
Kemudian bhikku Ananda melakukannya sesuai permintaan Sang Buddha.
Setelah
berbaring dengan posisi singa (harap
lihat patung Budhha tidur, persis seperti itu posisinya),
mendadak kedua pohon sal yang memayungi Buddha mengeluarkan kuncup
bunga, lalu bunganya bermekaran dan akhirnya berjatuhan menaburi
tubuh Beliau (hanya
dalam beberapa detik, padahal waktu itu bukan musimnya pohon sal
berbunga, ditambah lagi dengan kecepatan tumbuhnya yang super cepat
!).
Ini semua karena kesaktian para dewa. Para dewa ingin memberikan
penghormatan
(terakhir).
(karena
malam itu juga Sang Buddha akan mengakhiri hidupNya, wafat yang
disengaja, tapi bukan bunuh diri, Buddha memang bisa memperpanjang
hidupNya, tapi tidak dilakukan).
Bukan cuma itu, dari langit pun berjatuhan bunga-bunga
dan serbuk cendana surgawi, menyelimuti tubuh Sang buddha, bahkan
terdengar pula alunan musik dan nyanyian yang dimainkan oleh paduan
suara para dewa-dewi.
Kemudian
Sang Buddha berkata pada bhikku Ananda : “Lihat dan dengarkanlah
fenomena ini, tapi BUKAN
dengan cara ini seorang Buddha dihormati dengan penghormatan
tertinggi, melainkan para siswa yang mentaati dan melaksanakan Dhamma
(ajaran Buddha), merekalah yang menghormati Buddha dengan
penghormatan tertinggi.“
MAHAPARINIBBANA SUTTA, DIGHA NIKAYA
No comments:
Post a Comment