Wednesday, 22 August 2018

Tidak ada latihan yang melebihi kesabaran

Tahukah Anda?

Tidak ada latihan yang melebihi kesabaran. Tanpa kesabaran semua latihan akan berhenti di tengah jalan. Kesabaran bukan berarti kita harus masa bodoh, tetapi kesabaran adalah suatu sikap untuk bertahan dengan pengertian yang terang dan jelas , mempertahankan sesuatu yang diperjuangkan. Itulah kesabaran. Saya mungkin bisa menggunakan kata lain yang lebih mengena untuk memperjelas kesabaran ini dengan kata: keuletan. Keuletan yang terus-menerus, yang tidak menyerah, yang tidak mengeluh, tetap berjuang.



Orang tua, guru, pemuka agama hanya bisa menceritakan tentang kesabaran, menceritakan keuletan, tetapi mereka mungkin tidak bisa mendidik, melatih keuletan atau kesabaran. Siapakah guru yang sesungguhnya yang bisa melatih keuletan, kesabaran? Guru yang paling baik yang bisa melatih meningkatkan keuletan atau kesabaran adalah orang-orang yang tidak menyukai kita. Orang-orang yang menggangu, mereka yang menjengkelkan, mereka yang membuat masalah kepada diri kita, mereka itulah yang sesungguhnya yang dapat melatih kita untuk bersabar, untuk ulet, dan untuk bertahan.

Orang yang menjengkelkan, yang memfitnah, yang marah kepada kita, yang salah paham kepada kita, yang sengaja merongrong kita, merekalah guru yang sejati untuk melatih diri kita untuk sabar dan mempunyai keuletan. Orang-orang yang memanjakan kita, orang yang sering membantu, bukanlah guru yang baik, yang bisa melatih kesabaran kita. Tetapi memang, kita tidak perlu mengucapkan terima kasih kepada "guru kesabaran yang baik" itu. Anggaplah mereka sebagai guru yang baik di dalam latihan kita, supaya kita tidak membenci mereka. Bahkan mereka yang bisa meningkatkan kesabaran akibat kesulitan-kesulitan yang mereka buat terhadap kita.

Laut itu menjadi luas karena letaknya lebih rendah dari segalanya. Sehingga semua air dari sungai-sungai mengalir ke laut. Oleh karena itu, kalau kita mau sabar dan rendah hati, kita menjadi besar seperti lautan. Kalau punya kesulitan yang besar, berusahalah untuk menghadapi dengan tegar. Jangan mudah mengeluh ! Orang yang mengeluh itu seperti menjual belas kasihan, supaya orang lain mau menolong dirinya. Jadi kemampuannya hanya minta tolong. Jangan menjual belas kasihan. Kalau menjual belas kasihan untuk mendapatkan pertolongan, sikap itu akan menghancurkan daya tahan mental diri sendiri.

Bagaimana supaya keuletan itu bisa menumbuhkan kekuatan mental? Cobalah kerjakan apa saja dengan sungguh-sungguh, kalau menyapu, menyapu lah dengan sungguh-sungguh, sampai bersih; mengatur meja, aturlah dengan sungguh-sungguh ; buka usaha, lakukanlah dengan sungguh-sungguh; melayani pembeli, layani lah dengan sungguh-sungguh; membuat tulisan, buatlah dengan sungguh-sungguh; sampai sekecil-kecilnya, buatlah dengan sungguh-sungguh, sesempurna mungkin.

No comments:

Post a Comment