Sunday, 19 August 2018

Perjalananku - Perjuanganku

"Perjalananku - Perjuanganku”
by Wenny Lo

Sotthi  Hontu, Namo Buddhaya. 

Kepada  semua sahabat, saudara, saudari se~Dhamma.

Ijinkan saya berbagi cerita mengenai perjalanan spiritual selama berkiprah dan menorehkan hidup dalam mengembangkan Buddha Dhamma di bumi tercinta ini dalam sebuah kisah “Perjalananku...perjuanganku”

Pada tahun 1982, saya mulai mengenal Dhamma. Saya jatuh cinta dan mulai  belajar  hingga saat ini tanpa berhenti. Tentu saja belajar Dhamma harus diiringi dengan praktek yang benar agar sungguh~sungguh merasakan manfaatnya.


Perjalanan Dhamma ini membuat saya berjalan dan terkondisikan untuk tinggal di Kelapa Gading dan akhirnya bertemu dengan sebuah vihara kecil yang bernama Vihara Buddha Sasana.

Senang sekali rasanya bisa kembali aktif mendengarkan Dhamma, setelah sempat vakum beberapa saat.
Singkat cerita, suatu hari, saya diajak untuk menjadi pengurus yang disebut dayaka sabha.

Sangat menyenangkan bertemu para kalyanamita di vihara,bekerja bersama saling membantu dan mendukung hingga pemahaman Dhamma terus meningkat.

Satu hari di tahun 2003, Saya diberikan kepercayaan untuk menjadi ketua dayaka sabha, dukungan dari teman membuat saya berani mengambil langkah ini karena pada saat itu vihara sudah berubah megah dan besar hanya umat nya masih sedikit.

Para umat, tua muda, pelan~pelan berdatangan, anak anak kecil, remaja,  pemuda dan pemudi, mulai berkumpul hingga menjadi sebuah tempat yang menyenangkan bagi mereka untuk bertumbuh.
Saya berikan kesempatan bagi anak anak untuk melakukan banyak kreatifitas dan tentu saja saya sebagai ketua dayaka terus mendukung anak~anak untuk berkembang.

Saat itu Kebaktian anak anak tidak banyak peminat, hingga suatu hari bantuan berdatangan. Dan Arya Vandana, yang memiliki banyak ide serta bakat, membangkitkan minat anak~anak datang ke vihara hingga melahirkan sebuah nama Buddhis Reborn.
( Anak anak Buddhis Lahir kembali ). Hingga saat ini Buddhis Reborn menjadi contoh bagi generasi muda buddhis lainnya.

Anak-anak memang lahir kembali dengan semangat yang membara dan bagi saya sangat menyenangkan berkumpul dengan anak-anak yang punya banyak talenta dan kreatifitas untuk membangun Buddha Sasana di dalam diri anak dan tentu saja membangun karakter yang baik dan penuh cinta kasih.

7 tahun menjadi ketua dayaka sabha dan setelah itu saya diminta untuk membantu di yayasan menjadi wakil ketua. Saya senang sekali karena kepengurusan dayaka telah berganti dan saya mendampingi ketua yayasan yang sangat bijaksana, hanya beliau harus pergi meninggalkan kami di usia 80 tahun.

Hari~hari begitu membahagiakan, walaupun dalam kehidupan pasti banyak hambatan. Tetapi, dalam mengemban dan menghadapi rintangan, saya didampingi oleh guru-guru yang sangat saya hormati, salah satunya adalah Alm. Bapak Cornelis Wowor.

Alm Pak Wowor memberikan pelajaran yang membekas bagi saya dan tentu saja menjadi kekuatan bagi diri untuk bertahan menghadapi segala kesulitan. Alm Pak Wowor juga mengingatkan: `Pikiranmu yang tersimpan adalah tabunganmu, dan akan dikeluarkan pada saat berbicara dan akan membentuk karaktermu.`
Pelajaran yang sangat baik dari seorang yang bijaksana.

Kembali lagi cerita untuk seluruh kegiatan di vihara  yang menyenangkan dengan teman teman yang juga sangat baik.  Saya sendiri sangat mendukung seluruh kegiatan dayaka sabha, dan sangat mencintai para sahabat, saudara dan anak~anak yang berada di vihara.

Hampir di setiap kegiatan anak anak mengajak saya terlibat karena mereka biasanya hadir di rumah saya untuk membahas kegiatan besar yang akan di jalankan, seru sekali bersama mereka . Banyak aktivis  Buddhis Reborn yang saat ini sukses dalam pekerjaan dan meniliki karakter yang baik.

Kegiatan mereka penuh kreativitas hingga pernah terjadi saat Waisak di tahun 2015. Kami berjuang mengumpulkan 2.000 anak muda dari segala penjuru, wahh.., rasanya senang sekali karena hampir setiap acara besar anak anak selalu berdiskusi hingga larut malam dan tentu saja bersama mereka, membuat saya selalu hidup. Saya mencintai dan menyayangi mereka bagaikan anak-anak saya sendiri.

Berjalan waktu, saya menjadi ketua yayasan selama 5 tahun masa periode nya. Sungguh suatu kesempatan langka yang harus saya lakukan dengan sebaik mungkin. Berbuat baik di setiap waktu dan kesempatan.

Selama ini kegiatan terus bertambah dengan hadirnya Ohana  (One Happy Family in Dhamma). Women’s Dhamma  Club (WDC) untuk para wanita, terutama ibu rumah tangga,  yang saat ini anggotanya sudah mencapai lebih dari 150 orang. Kemudian Marriage Preparation Program dan Kursus Dasar Agama Buddha yang bekerja sama dengan Wandani dan Magabudhi untuk memenuhi kebutuhan umat terutama bagi para pasangan yang akan menikah dan ingin mengenal serta belajar Buddha Dhamma.

Sunday school yang terus bertambah dan dijadikan contoh sekolah minggu yang baik, yang mana akhirnya team Sunday School binaan Ibu Violy menjadi perhatian dari Departemen Agama dan mendapatkan bantuan dana untuk pendidikan anak-anak.

Kemudian kegiatan pelayanan rumah duka dan rumah sakit yang konsisten dengan tim pelayanan yang kompak, lalu kami melakukan Sucita Dana (bersih bersih vihara), mengadakan kegiatan peduli manula dan kegiatan sosial lainnya seperti Fang Shen  bersama. Masih banyak kegiatan lainnya, dan semuanya sangat disupport oleh umat di sekitar Buddha Sasana.

Bekerja, tentu saja dengan minat dan cinta kasih hingga semua berjalan dengan sangat baik dan harmonis. Bagi saya, Vihara menjadi tempat untuk praktek Dhamma yang baik sehingga keharmonisan dan kedamaian menjadi nilai yang  diluhurkan.Kondisi damai dan harmonis penuh cinta kasih ini terus hadir dan menjadi nyata  di Vihara Theravada Buddha Sasana yang menjadi rumah kedua kami.

Organisasi membuat saya banyak belajar, terutama belajar untuk praktek dan menjalankan sesuai dengan Saraniya Dhamma :

 1. Berpikir dengan cinta kasih
 2. Berucap dengan cinta kasih
 3. Bertindak dengan cinta kasih
 4. Melakukan bantuan dengan ketulusan hati
 5. Melaksanakan sila dengan sungguh sungguh
 6. Memiliki pandangan benar dan tidak melakukan pertentangan dengan yang telah disepakati.

Vihara tempat kita belajar menjadi lebih baik. Bertemu dengan sahabat baik dan benar, kondisi ini  sangat membahagiakan dan pasti, banyak kita temui di rumah ibadah.

Akhirnya, pada tanggal 3 Mei 2018, selesai sudah tugas saya menjadi ketua  Yayasan  Vihara Theravada  Buddha Sasana Kelapa Gading. Tentu saja perbuatan baik ini akan tersimpan di dalam kenangan seumur hidup. Kenangan yang begitu bernilai dan saya bersyukur mendapat kesempatan ini. Tentu saja sebagai manusia biasa ada hal hal yang mungkin tidak berkenan. Untuk itu, saya mengucapkan maaf serta terima kasih atas pengertian dan pemahaman serta kebijaksanaan yang diberikan untuk saya.

Pelajaran Dhamma membuat saya berpikir untuk menerima kondisi, baik atau buruk:  dipuji dan dicela, untung rugi, sedih dan bahagia, terkenal atau tak dikenal.
Semua yang buruk dan baik pun menjadi bagian saya untuk menerimanya.

Bagaimanapun juga setiap kondisi membuat kami semakin matang dalam bertindak, lebih bijaksana dan belajar upekha (batin yang tenang seimbang).

Selesai sudah tugas saya di Vihara Buddha Sasana. Dan saya masih melanjutkan perjalanan saya sebagai Ketua Umum Wanita Theravada Indonesia (WANDANI). Pekerjaan yang tidak mudah sekaligus menyenangkan, karena harus berjalan berkeliling daerah dan menjadi contoh model seorang wanita buddhis yang Profesional , Kreatif, dan Berbudi Luhur yang menjadi program kerja saya selama 5 tahun.

Menyenangkan karena saya bisa dipercaya untuk berkontribusi menorehkan sejarah panjang di dalam perjuangan menyebarkan Dhamma yang penuh cinta kasih di bumi nusantara ini.

Akhir kata, semoga di dalam  kehidupan ini apakah itu hasilnya baik tidak membuat saya menjadi sombong dan serakah, atau sebaliknya jika hasilnya berubah buruk tidak membuat saya patah semangat.

Pujian dan celaan terus menjadi bagian yang mewarnai hidup ini dan semoga dukungan untuk berbuat baik selalu timbul dan dukungan para sahabat juga memotivasi saya untuk terus berkarya menjadi contoh wanita yang Profesional, Kreatif dan Berbudi Luhur.

Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

No comments:

Post a Comment