Saturday, 23 September 2017

Hukuman mati? Anda takut?

Hukuman mati? Anda takut?

Hukuman Mati untuk Setiap Orang

Sekitar 200 tahun setelah Buddha Parinibbana, ada seorang raja yang memiliki keyakinan yang sangat kuat pada Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Saṅgha). Dia mempunyai bakti yang sangat besar pada Tiga Permata, menjadi penyokong besar untuk Saṅgha, dan membangun 84.000 vihara. Ia adalah Raja Asoka.


Raja Asoka ini memiliki seorang adik yang sangat lengah bernama Vitasoka, hidupnya sangat tidak spiritual, hanya berfoya-foya dan terlena oleh kesenangan duniawi. Di karenakan ia adalah adik seorang kaisar, ia mendapat kesempatan besar untuk menikmati berbagai macam kebahagiaan duniawi. Dia pun menghina para Bhikkhu, bahwa para Bhikkhu tidak bekerja, hanya menikmati makanan yang enak dan kemudian pergi tidur.

Pada suatu ketika, raja Asoka mengatur rencana sedemikian rupa agar adiknya bisa melihat kebenaran dan memiliki keyakinan terhadap Tiga Permata. Raja Asoka pergi untuk mandi dan membiarkan jubah dan mahkota kebesarannya itu tergeletak di luar. Dan ia sudah mengatur agar beberapa penasihat terdekat berjalan bersama adiknya, dan seolah-olah kebetulan mereka melewati ruang pemandian tersebut.

Penasihat itupun menunjuk ke jubah kaisar yang tergeletak di bangku, dan berkata kepada adiknya,

 “Kenapa tidak coba memakainya, lihatlah apakah cocok dengan ukuran anda? Siapa tahu, kalau suatu hari, kakak anda meninggal, Anda akan naik menjadi kaisar, ayo cobalah, tidak apa-apa.”

Pada awalnya, adik kaisar itu tidak mau melakukannya. Karena ia tahu bahwa itu melanggar hukum, dan bisa berujung hilangnya kepala.

 Tetapi dikarenakan kesombongannya, ia pun tergoda dan memakai jubah kaisar tersebut.

Kemudian, ketika ia memakai jubah kaisar tersebut, seperti yang sudah direncanakan sejak awal oleh kaisar Asoka, raja keluar dari kamar mandi dan menangkap basah adiknya. Kaisar pun membentaknya,

“Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu mau menggulingkan tahta? Kamu mau berkhianat?”

 Dikarenakan ini adalah tindakan kejahatan yang tergolong besar dalam suatu kerajaan, kaisar mengatakan,

 “Meskipun kamu adalah adikku, saya harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu! Kamu diputuskan untuk dihukum mati!”

Adiknya mati-matian meminta ampun, tetapi raja Asoka bersi keras untuk menegakkan hukum dan menghukum adiknya. Akan tetapi ia menambahkan,

 “Mengingat kamu adalah adikku, dan kamu begitu ingin menjadi kaisar, maka selama tujuh hari ke depan kamu boleh menikmati semua kenikmatan seorang kaisar. Namun, tidak perlu bertanggung jawab apa-apa. Kamu boleh menikmati selir-selirku, boleh makan apapun, dan segala hiburan yang kunikmati, boleh kamu nikmati. Kenikmatan seorang kaisar akan menjadi milikmu selama tujuh hari, namun setelah itu, kamu akan dihukum mati!”

Ia disuguhi semua kemewahan. Tujuh haripun berlalu. Kaisar Asoka membawa adiknya ke tempat eksekusi. Kaisar menanyainya,

“Apakah kamu menikmati selir-selir, semua gadis cantik itu? Apakah kamu menikmati makanan terbaik dari dapurku? Apakah kamu menikmati musisi dan para penghibur lainnya?”

Sang adik hanya bisa menunduk menatap ke tanah, bahunya merosot dan berkata lirih,

“Bagaimana bisa menikmati semua itu? Saya tidak bisa menikmati tidur bahkan satu malam saja, Bagaimana saya bisa menikmati apapun ketika tahu bahwa saya akan dihukum mati?”

Kaisar itu tersenyum dan berkata, “Sekarang kamu sudah mengerti. Para Bhikkhu selalu melatih diri dan waspada bahwa mereka akan meninggal.”

Lewat pengalaman ini adiknya menjadi lebih spiritual dan teguh memegang disiplin moral. Kemudian, dia bertahbis menjadi Bhikkhu dan berhasil mencapai tingkat kesucian Arahat.

Nah, kita bisa belajar dari sini, tidak peduli berapa lama hidup kita, entah 7 hari, 7 bulan atau 7 tahun. Suatu hari, kita akan meninggal. Apakah anda sudah mempersiapkan diri untuk meninggal? Kebajikan apa saja yang telah Anda persiapkan? Seberapa banyak kamma baik yang telah anda lakukan?
Entah seberapa hebat kesenangan duniawi yang kita punya, tetap saja kita telah mendapat vonis mati. Karenanya, kita seharusnya menjadi orang yang lebih rendah hati dan bisa belajar melihat kenyataan hidup. Bahwa mereka yang datang ke kehidupan ini, tidak akan pernah lolos dari raja kematian.

Tidak ada selain kamma baik atau buruk yang akan mengikuti kita ke masa yang akan datang. Seberapa banyak kamma baik kebijaksanaan yang telah anda kumpulkan?

Sehingga di masa yang akan datang semua kelahiran anda memiliki kebijaksanaan yang kuat.

Kumpulkanlah kebijaksanaan Dhamma sebanyak yang anda bisa.

__________
Semoga anda mencapai kebahagiaan Nibbana
Forwad BC Dhamma ini kesemua teman Buddhist anda melalui FB, Wa, etc
Karena persembahan Dhamma adalah persembahan tertinggi.
Persembahan Dhamma akan berbuah kebijaksanaan bagi pemberi dan penerima

No comments:

Post a Comment