Saturday, 4 June 2016

Renungan Kehidupan

"Renungan Zen" Ada seorang wanita yg memiliki masalah dalam rumah tangganya, menemui seorang Maha Bhiksu yang sudah sepuh. Maha Bhiksu itu mengajaknya naik gunung.
Dari kejauhan ditanya pemandangan apa yg dilihatnya? Wanita itu berkata: "sangat luar biasa indah, begitu gagah menjulang tinggi keangkasa, mempesona". "Ikuti aku", kata Maha Bhiksu. Sepanjang mendaki gunung  Maha Bhiksu dengan lincahnya mendaki dan tak berbicara apapun, sulitnya jalan yg dilalui dan begitu terjal berbatu dan melelahkan membuat wanita itu sepanjang jalan bersunggut-sungut, banyak komplen. Maha Bhiksu hanya menengok sebentar dan bertanya: "bagaimana pandanganmu tentang gunung ini?" Wanita itu menjawab: "ternyata gunung ini tidak indah, jalannya jelek dan menyulitkan, banyak batu, hampir saja kakiku luka dibuatnya, tidak ada pemandangan indah, semua sama pohon-pohon pinus yg tinggi, dan akarnya menyulitkan perjalanan. Tak ada yg indah." Maha Bhiksu: "Mari kita lanjutkan sebentar lagi sudah sampai di puncaknya" Wanita itu dengan berat hati berkali-kali dengan nafas senin kamis berkata saya tunggu disini saja... Karena didiamkan saja, akhirnya ia pun mengikuti sampai di puncak gunung. Sesampainya ia berteriak: "wahhh gunung di seberang sana begitu indah.... pemandangan yang mempesona, akhirnya aku dapat melihat bebas.... gunung di sana jauh lebih indah." Maha Bhiksu berkata: "Kehidupanmu sama persis dengan pengalaman saat ini Saat belum menjalani pernikahan, pandanganmu sangat berbeda dengan Calon Suamimu, dengan keluarga, kedudukan dan harta kekayaannya, tanpa sadar begitu mengagungkan mereka. Setelah mendekat dan menjalani kehidupan itu, kau baru melihat apa yg dahulu belum terlihat, lika liku kehidupan yang tidak mulus, kebosanan demi kebosanan ritme hidup setiap hari, luka fisik maupun luka bathin telah dirasakan. Sampai di puncak keberhasilan hidupmu, bukan lagi keluargamu yg kau agungkan karena semua perjuangan yg melelahkan sudah terlupakan. Mata dan pikiranmu baru bisa merasakan kesegaran baru, nafas baru, hidup baru, dan yg terlihat indah justru pemandangan kehidupan orang lain, Kebahagiaan keluarga hebat lainnya, pemadangan kaum bangsawan lain yang menurutmu sangat luar biasa. Pelajaran hari ini sesungguhnya gunung tidak berubah dari jauh, saat dekat, dilewati bahkan sampai di puncaknya. Gunung dengan semua bentuknya tetap sama. Pikiran kita lah yg membedakan, perasaan kita yang dimainkan, keinginan kita yang bergejolak, membanding-bandingkan dengan gunung lain itu sifat buruk kita karena ketidakpuasan. Semua karena tidak sesuai dengan pandangan mata kita. Kita harus bisa menghargai semua apa yg kita miliki, perjuangan yg kita lewati, pengalaman pahit atau manis semua akan bermanfaat bagi hidup kita, baru kita bisa betul betul memperoleh kebahagiaan dan kemakmuran dalam hidup. Semakin menanjak akan semakin sulit perjuangannya, Kalau tidak menanjak hanya diam ditempat tidak akan ada perubahan apa-apa. Karena telah dilewati semua kesulitan hidup baru akan sampai pada puncak keberhasilan hidup. Saat itulah kita butuh kebijaksanaan, butuh refleksi bathin, jangan justru hanya melihat kehidupan orang lain yg lebih baik. Seperti melihat gunung di seberang yg indah. Padahal gunung yg kita injak ini jauh lebih indah." Wanita tadi tercerahkan, dengan wajahnya yang merah karena malu, berterima kasih kepada  Maha Bhiksu.

No comments:

Post a Comment