Monday, 25 April 2016

ANGUTTARA NIKAYA, KALAMA SUTTA

BAGAIMANA MEMILIH AJARAN

Suatu hari, Sang Buddha bersama dengan sejumlah besar bhikku sedang berkunjung ke suatu daerah yang bernama Kessaputta. Ini adalah tempat tinggal suku Kalama. Kemudian suku Kalama mendengar bahwa Petapa Gotama ( maksudnya Buddha ),
bekas putra mahkota kerajaan Sakya yang telah meninggalkan keduniawian, sedang berada di wilayah mereka.
Tersiar pula berita bahwa Petapa Gotama telah mencapai kesucian tertinggi ( Arahat). Suku Kalama berpikir bahwa sangat baik jika bisa bertemu dengan orang suci seperti itu.
Lalu dengan beramai-ramai, para warga suku Kalama berjalan dari rumah masing-masing menuju ke tempat tinggal Buddha. Setelah bertatap muka, beberapa orang memberi hormat pada Buddha kemudian duduk. Ada yang memperkenalkan diri mereka terlebih dahulu, kemudian duduk.Ada yang mencoba beramah-tamah sebentar dengan Beliau, baru kemudian duduk. Sisanya langsung duduk tanpa berkata apa-apa.

Setelah mereka semua duduk, kepala suku Kalama memulai percakapan :
Tuan. Ada banyak petapa dan brahmana ( pendeta) dari agama lain yang datang kesini. Mereka menjelaskan ajaran agama mereka masing-masing, lalu saling mencela ajaran agama yang lain. Kami bingung. Ajaran mana yang harus kami pilih ? ”
Kemudian Sang Buddha menjawab :
Sudah sewajarnyalah anda meresa bingung, karena keadaan yang anda alami memang membingungkan.
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun hal itu sudah menjadi tradisi atau ajaran turun temurun.
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun hal itu merupakan pendapat mayoritas orang / opini publik.
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun hal itu tercantum pada kitab suci.
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun hal itu tampaknya masuk akal.
( Kebenaran biasa yang mendasar, memang masuk akal, tapi kebenaran tertinggi, berada di luar nalar, tidak bisa dipikirkan. Hanya bisa dialami. Dalam Buddhisme, hal ini disebut Lokuttara )
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun pembicaranya terlihat meyakinkan ( jago ngomong ).
Jangan langsung percaya begitu saja, sekalipun pembicaranya adalah guru spiritual atau tokoh masyarakat.
Tetapi, jika suatu ajaran, setelah anda praktekkan dan terbukti hasilnya merugikan, maka sudah selayaknyalah anda tidak mengikuti ajaran itu.
Tetapi, jika suatu ajaran, setelah anda praktekkan dan terbukti hasilnya menguntungkan, maka sudah selayaknyalah anda mengikuti ajaran itu.
ANGUTTARA NIKAYA, KALAMA SUTTA
From: Teddy Teguh Raharja <teddy.teguh@gmail.com>

No comments:

Post a Comment