Hasil dari Menjaga Moralitas Lebih Superior dari pada Memberi
Bagaimana menurut kalian? Mana yang lebih mudah untuk kalian praktikkan, memberi atau moralitas? Umumnya, pada saat kita masih sebagai umat awam, kita semua paham bahwa memberi adalah lebih mudah dibanding melatih moralitas. Karena alasan inilah, saat bodhisatta, sebagai petapa Sumedha, merenungkan urutan dari semua pāramī, pāramī pertama yang muncul dalam pikirannya adalah kesempurnaan memberi, yang mana adalah yang termudah untuk dilakukan, yang umum bagi semua makhluk, dan yang kurang menghasilkan.
Memberi disebutkan sebagai yang pertama, karena memberi mendukung pengembangan moralitas. Setelahnya, Sang Buddha mengajarkan kesempurnaan moralitas, atau kesempurnaan kebajikan. Pada saat memberi disertai dengan moralitas, itu adalah sangat menghasilkan dan bermanfaat.
Apa yang sangat menghasilkan dan bermanfaat? Memberi disertai dengan moralitas adalah sangat menghasilkan dan bermanfaat. Pada saat kita akan memberi, kita memerlukan sesuatu untuk kita berikan, kita memerlukan seorang penerima, dan kita memerlukan niat untuk memberi. Berapa kondisi yang kita butuhkan?
Ada tiga kondisi
☆ Benda untuk diberikan,
☆ Niat untuk memberi, dan
☆ Seorang penerima.
Walaupun kita memiliki sesuatu untuk diberikan, apabila kita tidak memiliki niat untuk memberi, kita tidak dapat melakukan sebuah pemberian. Walaupun kita memiliki sesuatu untuk diberikan dan juga memiliki niat untuk memberi, apabila tidak ada penerima, maka kita juga tidak dapat melakukan sebuah pemberian. Hanya pada saat tiga kondisi ini lengkap maka kita dapat melakukan pemberian. Dengan kata lain, kita dapat memenuhi kesempurnaan memberi. Supaya pemberian kita menghasilkan hasil yang berlimpah dan bermanfaat, kita perlu mendukungnya dengan kesempurnaan kebajikan, kesempurnaan moralitas. Tanpa melatih moralitas, apabila kita melakukan sebuah pemberian, perbuatan kita ini tidak akan menghasilkan hasil yang berlimpah dan bermanfaat dan berguna. Karena alasan inilah, Sang Buddha mengajarkan moralitas segera sesudah memberi. Saat disertai dengan moralitas, memberi sangatlah menghasilkan dan bermanfaat.
Sebagaimana yang kalian semua ketahui, memberi adalah lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan latihan moralitas. Juga, pada saat kalian ingin melatih memberi, sebagaimana yang telah Saya sampaikan kepada kalian semua, kalian memerlukan tiga kondisi. Karena alasan inilah, kalian perlu menghasilkan uang, kalian perlu mendapatkan benda-benda, kalian perlu mencari penerima, dan kalian memerlukan sebuah niat. Kalian akan melihat bahwa, terutama orang-orang asing yang tinggal di negara maju, memelihara anjing dirumah mereka. Dibandingkan dengan anjing-anjing yang ada di Myanmar, anjing dari luar negeri mendapatkan makanan yang lebih baik. Apakah kalian setuju dengan Saya? Apa alasannya? Di masa lalu pada saat mereka terlahirkan sebagai manusia, mereka telah melakukan sebuah pemberian, mereka melatih memberi. Karena alasan inilah, pada saat pemberian mereka membuahkan hasilnya, mereka mendapat makanan yang lebih baik.
Memberi dapat membuahkan hasilnya dalam bentuk kekayaan yang berlimpah. Baik kalian terlahir sebagai seorang manusia atau seorang dewa atau bahkan sebagai seekor anjing, kalian bisa mendapatkan makanan yang berlimpah. Namun Saya percaya kalian tidak ingin terlahir sebagai seekor anjing. Kalian ingin terlahir di alam-alam yang baik. Apabila demikian, maka kalian perlu MELATIH MORALITAS. Apabila kalian melatih memberi disertai dengan moralitas, pada saat pemberian seperti ini membuahkan hasilnya, kalian akan terlahir di alam yang baik. Dan karena kalian memberi, kalian akan menjadi orang yang kaya. Jadi untuk dapat terlahir di keberadaan yang baik, kita semua perlu melatih moralitas. Hasil dari pemberian semata tidaklah pasti. Jadi apabila kita melakukan pemberian disertai dengan kesempurnaan moralitas, keduanya akan membuahkan hasil ― kekayaan beserta dengan kelahiran di alam yang baik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kita tidak selalu memiliki kondisi yang tepat untuk melakukan pemberian. Sebagaimana yang kalian ketahui, kita semua memerlukan tiga kondisi, dan kita tidak selalu memiliki kondisi-kondisi yang tepat untuk melakukan pemberian. Namun apakah kalian tahu bahwa apabila kalian melatih kesempurnaan moralitas, kalian juga dapat melatih kesempurnaan memberi?
Ada tiga jenis pemberian: Pemberiaan benda materi, pemberian rasa aman, dan pemberian Dhamma (āmisadāna, abhayadāna, dhammadāna).
-Amisadāna adalah ‘pemberian benda materi’.
-Abhayadāna adalah ‘pemberian rasa aman’, terkadang diterjemahkan sebagai ‘pemberian rasa ketidaktakutan’.
-Dhammadāna adalah ‘pemberian Dhamma’.
Jadi apabila kalian melatih moralitas, kalian dapat memberikan pemberian rasa aman. Pertimbangkan bahwa, dalam melatih lima latihan moralitas,
1. Kalian menghindari membunuh,
2. Kalian menghindari mencuri,
3. Kalian menghindari perbuatan seksual yang menyimpang,
4. Kalian menghindari berbohong, dan
5. Kalian menghindari meminum minuman memabukkan.
Dalam menghindari semua tindakan-tindakan menyimpang ini, kalian memberi. Kalian memberikan pemberian rasa aman. Dibandingkan dengan pemberian benda materi, pemberian rasa aman adalah lebih unggul. Inilah yang dapat kalian berikan sepanjang waktu apabila kalian melatih moralitas sepanjang hidup kalian. Jadi demikianlah caranya, apabila kalian melatih moralitas sepanjang hidup kalian, kalian dapat memberikan pemberian ini, yaitu pemberian rasa aman. Kalian menghindari membunuh; kalian memberikan pemberian rasa aman. Kalian menghindari mencuri; kalian memberikan pemberian rasa aman; kalian menghindari perbuatan seksual yang menyimpang; kalian memberikan pemberian rasa aman, rasa ketidaktakutan. Dengan menghindari berbohong, kalian memberikan pemberian rasa aman. Dengan menghindari minuman memabukkan, kalian memberikan pemberian rasa aman.
Sebagaimana yang telah Saya sampaikan kepada kalian, tanpa bantuan dari moralitas, memberi tidak dapat membuahkan hasil yang berlimpah. Itulah alasannya mengapa Sang Buddha mengajarkan moralitas segera sesudah mengajarkan tentang memberi.
Sang Buddha berkata. "Bhikkhu, orang yang tidak takut berbohong, dan yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di kehidupan selanjutnya, tidak akan ragu melakukan kejahatan".
Kemudian Sang Buddha berkata sebagai berikut:
"eka dhamma atītassa, musāvādissa jantuno.
viti aparalokassa, natthi pāpa akāriya".
"Bagi orang yang melanggar Kebenaran, dan berani untuk berbohong, dan yang tidak peduli dengan kehidupan selanjutnya, tidak ada kejahatan yang tidak berani dia lakukan".
Jadi di sini Sang Buddha mengatakan seseorang yang berani berbohong maka dia berani melakukan hal apapun.
Waktu kita membicarakan tentang Panca Sīla Buddhis, waktu kita membicarakan khususnya Sīla keempat semua tidak punya energi. Bhante sudah bertemu banyak orang dan menanyakan apakah Anda bisa untuk mengendalikan diri dari pembunuhan? mereka jawab Ya Saya bisa,... Bagaimana dengan pencurian...? Tentu Saya bisa.... Bagaimana dengan perbuatan asusila...? Tentu Saya bisa juga... Bagaimana dengan mengkonsumsi barang-barang memabukkan...? Tentu Saya bisa... Bagaimana dengan berbohong...? Tidak ada jawaban.
Jadi di sini Sang Buddha katakan bahwa siapa yang berani mengucapkan kebohongan apapun berani Dia lakukan. Oleh sebab itu Anda harus berusaha untuk tidak mengatakan kebohongan.
Jika kita mau melakukan pengendalian diri terhadap kebohongan atau berbicara bohong, Kita harus MENGHINDARI untuk BANYAK BICARA.
Setiap kali jika kita harus berbicara, kita harus membicarakan kebenaran. Tetapi mengatakan kebenaran harus tahu waktu yang tepat, harus tahu juga di tempat yang tepat, dan kepada orang yang tepat. Terkadang meskipun itu merupakan kebenaran, tetapi waktunya tidak tepat, waktu itu lebih baik diam. Karena pada saat itu mengatakan kebenaran adalah berbahaya.
Di zaman Sang Buddha ada seorang lelaki yang mendekati Sang Buddha dan mengekspresikan idenya, "Saya mengatakan sesuai dengan apa yang Saya lihat, ini merupakan kebenaran." Oleh sebab itu adalah hal yang benar untuk mengatakan apa yang Saya lihat, mengatakan apa yang Saya ketahui ini merupakan kebenaran, oleh sebab itu mengatakan kebenaran adalah hal yang baik. mengatakan sesuai dengan yang Saya dengar itu merupakan suatu kebenaran, oleh sebab itu mengatakan apa yang Saya dengar adalah baik.
Tetapi Sang Buddha bilang Saya tidak mengajarkan demikian, meskipun itu merupakan kebenaran, hanya jika itu bermanfaat untuk mengatakannya maka itu perlu dikatakan. Terkadang meskipun itu merupakan kebenaran tapi karena tidak seharusnya dikatakan pada saat itu maka, ini menjadi tidak bermanfaat. Jadi kita harus melatih menjadi seseorang yang mengatakan kebenaran di waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan orang yang tepat.
Apalagi mengatakan yang bukan kebenaran ini sesuatu yang "Tidak Perlu Kita Bahas".
Mengapa semua orang di dunia ini mengatakan ketidakbenaran atau kebohongan? Apakah Anda bisa menjawab? Kenapa orang di dunia ini berucap bohong?
Karena mereka ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan berbohong mungkin mereka berpikir mereka akan lebih sukses, mereka berpikir mereka akan mendapat manfaat lebih banyak.
Bhante sudah jelaskan pada Anda semua, bahwa semua orang di dunia ini bermata pencaharian untuk mendapatkan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan obat-obatan. Bhante juga sudah jelaskan bahwa ini bukanlah kebutuhan kita, tetapi ini kebutuhan tubuh kita. Jadi tubuh ini membutuhkan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan obat-obatan. Jika kita tidak mempunyai tubuh ini maka kita tidak memiliki kebutuhan akan makanan, tempat, tinggal, pakaian dan obat-obatan.
Jadi kita melayani kebutuhan dari tubuh ini, semua orang di dunia ini hanya menjadi budak dari tubuh ini. Tubuh ini sangat menyiksa kita, beban yang berat yang selalu kita bahwa selama di alam Samsara. Kita sudah bawa beban yang sangat berat ini tanpa ada akhirnya, kadang-kadang kita membawa beban ini dengan membunuh, kadang-kadang kita membawa beban ini dengan mencuri, kita membawa beban ini dalam Samsara, kadang-kadang kita membawa beban ini karena tidak bisa mengendalikan kekotoran batin dengan melakukan perbuatan asusila, sehingga beban ini menjadi semakin berat, kadang-kadang kita membawa beban yang berat ini dengan bermata pencaharian dengan berbohong. Tubuh ini sendiri sudah berat karena pembunuhan, pencurian, perbuatan asusila dan berbohong. Kita akan membawa beban baru ini lebih berat lagi di kehidupan mendatang. Jadi tidak ada manfaat apapun dalam melakukan hal-hal tersebut.
Mana yang lebih berat beban manusia manusia atau beban hewan? Beban manusia lebih berat, karena manusia lebih besar? Anda bandingkan sama ayam? Mengapa anda tidak bandingkan dengan gajah? Manusia itu punya intelegensi sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan.
Jadi mereka bisa membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, Mereka tahu cara melakukan kebajikan, mereka juga tahu cara mendengarkan Dhamma. Sama seperti apa yang Anda lakukan. Mereka tahu cara berlatih meditasi, mereka bisa membuat beban mereka lebih ringan. Sedangkan hewan mereka tidak bisa, mereka tidak mempunyai intelegensi, mereka tidak tahu cara membuat kebajikan, mereka tidak tahu apa yang baik atau yang buruk, mereka tidak tahu cara mendengarkan Dhamma, mereka tidak tahu cara berlatih meditasi. Jadi cara hidup seekor hewan adalah: makan, tidur, dan berkembang biak. Ada banyak manusia juga melakukan hal seperti ini.
Lalu bagaimana bisa mereka membebaskan diri dari alam rendah seperti itu? Dari pagi hingga malam mereka hanya melakukan tiga hal, yang mana tidak bajik.
Dengan melanggar Panca Sīla. Jika di kehidupan ini, menjelang ajal kematian, kamma buruk tersebut berbuah, maka Anda akan mendapatkan tujuan yang tidak baik dan Anda akan mendapatkan beban yang lebih berat. Oleh karena itu jika kamma buruk ini membuahkan hasil nya secara langsung, Anda akan terlahir di alam yang jelek. Jadi tubuh ini sudah berat karena akumulasi hal-hal yang buruk seperti berbohong, maka bebannya menjadi lebih berat. Anda akan mendapatkan beban baru yang lebih berat, yang mana anda tidak inginkan. Jadi Dengan mengatakan kebohongan Anda akan mendapatkan kehidupan di alam Samsara yang tidak mulus. Perjalanan di alam samsara tidak akan mulus dengan berbohong, meskipun dia tidak memberikan hasilnya secara langsung.
Apa yang akan terjadi? Orang-orang tidak akan mendengarkan atau mempercayai Anda, Anda tidak memiliki suara yang indah, susuan gigi ada tidak akan indah, mulut Anda berbau busuk.
Untungnya Anda sekarang terlahir sebagai manusia, kamma buruk dari berbohong tersebut tidak bisa membuahkan hasilnya secara langsung, tetapi dia bisa mengitari Anda.
Jadi ada empat hal yang termasuk dalam ucapan salah yaitu: berbohong, berucap kasar, memecah-belah dan omong kosong. Ini semua termasuk di dalamnya. Untuk membicarakan kebenaran kita harus tahu bagaimana mengucapkannya dan penuh kesadaran. Mana yang lebih sulit berkata kebenaran atau berucap bohong? Mengatakan kebenaran adalah sulit bukan?
Oleh sebab itu Sang Buddha mengatakan bahwa: sesuatu yang mudah tidak bermanfaat bagi diri sendiri, sesuatu yang sulit sungguh bermanfaat bagi diri sendiri.
Jadi maksud Sang Buddha di sini adalah untuk orang yang bodoh, maka yang mudah bermanfaat bagi dirinya, untuk orang yang bodoh yang sulit adalah tidak bermanfaat bagi dirinya.
Sedangkan untuk orang yang bijaksana, yang sulit dilakukan adalah sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Untuk orang yang bijaksana sesuatu yang mudah adalah sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.
Anda semua harus melatih diri sendiri. Hari ini Bhante akan bertanya kepada Anda. Apakah Anda bisa menjalankan Panca Sīla? Sekarang Bhante akan memberitahu Anda. Apakah Anda bisa melaksanakannya atau tidak? Pertama,... Apakah Anda bisa menghindari diri dari pembunuhan?
Apakah Anda bisa menghindari dari diri dari pencurian? sudah dua,...
Apakah Anda bisa menghindari diri dari perbuatan asusila? Oke sudah tiga... Apakah Anda bisa menghindari diri dari mengkonsumsi barang-barang yang memabukkan? Begitu luar biasanya Anda, sudah empat,... Bagaimana dengan berbohong? Kadang-kadang,...
Jadi bagaimana dengan ini? Anda bisa melakukan atau menjalankan empat di antara lima. Anda harus melakukan kebiasaan untuk berlatih moralitas setiap hari, termasuk berbohong. Bagaimana caranya? setiap pagi Anda bangun, Jika Anda mempunyai altar, Anda bisa mendekati altar kemudian mengambil Panca Sīla setiap pagi. Anda hari itu akan lebih berkesadaran, Anda akan lebih waspada. Karena ini bukan main-main, ini sesuatu yang serius! Jadi jika Anda tahu Anda sudah melanggar salah satu Sīla maka, Anda mengambil lagi Sīla tersebut. Kemudian di malam hari sebelum anda tidur, Anda merenungkan apakah hari ini saya sudah melanggar Sīla tertentu? Jika ada yang dilanggar, Anda ambil lagi Sīla tersebut.
Jadi Anda mengawali pagi Anda dengan moralitas, Anda tidur dengan moralitas, Anda bangun juga dengan moralitas, Anda luar biasa pada saat itu. Dana atau pemberian yang besar Anda tidak bisa lakukan setiap hari. Tetapi menjalankan moralitas ini lebih Superior dari pada berdana.
Jika Anda pergi ke toko bunga, bunga yang mana yang Anda akan cari? Yang Anda pilih? Yang indah atau yang tidak indah? Sekarang kita berada di taman manusia, jadi di taman kaum manusia ini, bunga-bunga pada bermekaran. Bunga dari pemberian, bunga dari menjalankan moralitas dan bunga berlatih meditasi.
Waktu Anda memasuki taman, anda melihat banyak bunga yang indah, yang mana yang akan Anda petik? Yang indah atau yang tidak indah? Sama halnya pada saat Anda pergi ke toko bunga Anda juga mencari yang terbaik.
Sekarang kita berada di dalam taman bunga yang bermekaran di mana bunga berdana bermekaran, dan juga bunga moralitas bermekaran. Bunga moralitas lebih indah. Mengapa anda tidak pilih ini? Anda tidak suka yang lebih indah? setiap kali Anda pergi ke toko bunga Anda selalu mencari yang lebih indah, kenapa sekarang Anda tidak mau memetik yang lebih indah?
Tentunya Anda tidak bisa memberikan persembahan besar setiap hari. Untuk memberi persembahan kita membutuhkan tiga kondisi: Benda untuk diberikan,
niat untuk memberi, dan seorang penerima.
Jadi Anda harus mencari uang, dan Anda harus mempersiapkan barang untuk digunakan. Jadi Anda tidak bisa melakukan pemberian besar setiap hari. Tetapi, setiap hari Anda bisa melatih moralitas. Apakah Anda berada di rumah, apakah Anda berada di mobil atau anda di dalam perjalanan. Dimanapun Anda, jika Anda ingin melakukan demi manfaat bagi diri sendiri, di mana pun Anda bisa melakukannya.
Jadi waktu Anda pulang ke rumah, setiap pagi Anda bangun pagi, Anda membersihkan tubuh Anda, kemudian memasuki ruangan altar dan mengambil Panca Sīla. Juga sebelum ada tidur malam hari, Anda merenungkan, apakah hari ini saya sudah melanggar Sīla tertentu? Cara yang lebih baik adalah ambil lagi Panca Sīla sebelum Anda tidur. Jadi Anda tidur dengan moralitas, Anda bangun dengan moralitas. Ini sangat luar biasa... Anda menjadi seorang manusia. Apakah anda mau menjadi seorang manusia?
Tolong,... Lakukanlah,...
Semoga semua makhluk baik adanya dan berbahagia.
Semoga semua makhluk mempunyai kesempatan untuk berlatih meditasi.
Semoga Anda dapat melihat dan mengetahui Dhamma di dalam kehidupan ini juga.
Semoga Anda semua dapat berlatih ajaran sejati dari Sang Buddha.
Semoga harapan Mulia semua makhluk terpenuhi.
Semoga Anda semua terbebas dari semua penderitaan.
Salam penuh mettā,
Bhikkhu U Revata
Pa-Auk Malino, Makasar
(22th Desember 2017)
No comments:
Post a Comment