Sunday 6 May 2018

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Januari 2017

Persaingan, manusia memang memiliki klesa (kekotoran batin) bersaing, kini persaingan sudah ditampilkan secara terbuka, tidak malu-malu lagi, lingkungan kecil mencakup perorangan sedangkan lingkungan besar mencakup organisasi, kini baik di Tiongkok maupun di luar negeri, bidang pekerjaan mana yang tidak ada persaingannya, sehingga memikirkan segala cara untuk merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri.




Sejak usia kecil, anak-anak sudah diajarkan bersaing, seolah-olah kalau tidak bersaing maka kelak tidak bisa bertahan hidup, ini sudah salah, pemikiran ini adalah pemikiran yang salah. Insan suci dan bijak jaman dulu, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, tidak ada yang melontarkan perkataan begini, pahala diperoleh bukan hasil dari persaingan, tetapi diperoleh dari menghapus kejahatan dan menimbun kebajikan secara berkesinambungan.


Pahala yang telah diperoleh ini takkan hilang, tidak ada musuh yang datang merusaknya, mengapa demikian? Oleh pahalamu ini merupakan hasil dari menimbun kebajikan, jadi anda bukanlah orang kaya baru atau orang kaya mendadak. Orang kaya mendadak adalah orang yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta kekayaan.


Orang yang kaya secara halal adalah orang yang menimbun jasa kebajikan berkesinambungan, bahkan ada yang sepanjang hidup menimbun kebajikan, menimbun kebajikan selama dua generasi, tiga generasi, lima generasi, perorangan juga begini, organisasi juga begini.


Pada jaman dulu, keluarga Tiongkok merupakan keluarga besar, sembilan generasi tinggal seatap, begitu banyak orang tinggal bersama dalam satu rumah, lantas apakah ada persaingan di dalamnya? Ada, tetapi orang yang belajar ajaran insan suci dan bijak memahami bahwa bersaing itu ada batasnya, tidak boleh terlampau, terutama insan suci dan bijak jaman dulu memberitahu pada kita bahwa menderita kerugian adalah berkah.


Kita rugi sedikit agar orang lain dapat untung sedikit, ini juga menimbun kebajikan, orang begini setiap generasinya akan berjaya. Sedangkan orang licik yang suka mengambil keuntungan dari orang lain, merupakan petanda keluarga yang menderita kegagalan. Generasi demi generasi dalam keluarganya akan kian terpuruk, sampai akhirnya keluarga cerai berai dan meninggal dunia. Dari mana semua ini? Dari kemerosotan moral. Maka itu hendaknya menjalani hidup dengan benar, jangan sampai menyimpang dan jatuh ke jalan sesat.


Orang licik yang suka mengambil keuntungan dari orang lain, pada akhirnya keluarga cerai berai dan meninggal dunia, ini disebut tidak memikirkan akibatnya, kelak jatuh ke tiga alam rendah, setelah masa hukumannya selesai dan memperoleh kesempatan lahir jadi manusia, bertemu dengan musuh-musuhnya yang datang menagih hutang padanya, kelahiran demi kelahiran saling membalas, bukankah ini sungguh mengerikan!


Kita mesti jelas akan hal ini, betapa miskin dan susahnya hidup ini, saya juga takkan berani menipu orang lain, merampas milik orang lain, mengapa demikian? Ini merupakan dosa berat, akibatnya jatuh ke tiga alam penderitaan, maka itu tidak boleh dilakukan!


Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Januari 2017

No comments:

Post a Comment