Mencari Kebahagiaan Sebenarnya.
Ven YM. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Apabila ruangan ini gelap gulita, maka ketika Anda masuk tidak bisa melihat tempat duduk. Kemudian Anda menyalakan lampu, ceklek.....Kini dengan sendirinya kegelapan itu pergi.
Tidak perlu diusir. Tanpa perlu membawa alat untuk mengusir kegelapan untuk menghalaunya. Tidak perlu. Pada saat lampu itu dinyalakan, kegelapan itu akan pergi. Sesederhana itu saja. Sama halnya dengan apabila penderitaan dikurangi, pada saat itulah Anda akan bahagia, bahagia, bahagia.
"SEYYATHAPI BHIKKHAVE MAHASAMUDDO EKARASO LONARASO, EVAMEVA KHO BHIKKHAVE AYAM DHAMMAVINAYO, EKARASO VIMUTTIRASO.'
Guru Agung kita pernah mengatakan, "O para Bhikkhu, samudera raya hanya mempunyai satu rasa, rasanya garam. Asin. Ajaran-Ku ini, para Bhikkhu, hanya punya satu rasa, rasa kebebasan. Kebebasan dari penderitaan, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan kebahagiaan yang semu."
Untuk apa mencari kebahagiaan semu? Untuk apa? Apalagi jika sudah berumur, kita seharusnya semakin mengerti dengan pasti bahwa kebahagiaan semu itu hanya akan menambah penderitaan.
Maka buat apa?
Buat apa bermabuk-mabukan?
Buat apa mencuri?
Buat apa cari selingan (Selingkuhan)?
Semua itu nanati akan menimbulkan masalah. Itu bukanlah jalan kebahagiaan.
Apabila Anda menutup jalannya kotoran batin, tidak menuruti tuntutan kotoran batin, tidak silau dan terpukau dengan kebahagiaan semu, maka penderitaan Anda akan berkurang, berkurang, berkurang. Berkurangnya penderitaan adalah kebahagiaan. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Ajaran Guru Agung kita tidak lengkap jika tidak menguraikan tentang satu hal penting ini.
Apakah yang satu ini? Pikiran. Ya, pikiran.
Ucapan yang buruk, perbiatan yang buruk, ketertarikan pada kebahagiaan semu, semua ini dimulai dari pikiran. Maka kendalikanlah pikiran kita masing-masing.
Saat Anda merasa senang, merasa gembiranya meluap-luap, senang dan gembira itu ada dimana? Di sini, di dalam tubuh yang tidak lebih dari dua meter ini.
Ketika Anda merasa tertekan, merasa susah, sengsara, sedih, hancur, dimana rasa itu terjadi? Sama, juga di dalam sini. Di dalam diri ini. Tidak ada tempat yang lain. Hanya di dalam tubuh ini. Kebahagian dan penderitaan tidak berada di luar-luar sana. Tidak ada. Karena itulah yang didalam ini yang harus diubah. Jika Anda hanya mengubah yang diluar tanpa mengubah yang di dalam, selamanya Anda tidak akan pernah mengalami kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tidak senang pada orang; singkirkan.
Menyenangi sesuatu; ambil utk memiliki.
Merasa bosan pada pasangan; cari selingan (selingkuhan).
Ingin sukses dengan jalan pintas; berbohong, berbuat curang.
Ini adalah hal-hal yang dilakukan untuk bahagia, tetapi dengan mengubah yang diluar, terus menerus demikian, tanpa pernah mengubah yang ada di dalam. Padahal suka duka itu dirasakan di dalam diri. Bukan di luar sana.
Kita tidak bisa menemukan kebahagiaan di luar. Tidak akan ketemu. Karena bukan disana tempatnya. Bahkan di vihara sekali pun Anda juga tidak akan bisa menemukannya. Karena kebahagiaan itu ada di dalam diri kita masing-masing. Maka kita harus mengubah yang ada di dalam diri kita. Ingat dan camkan ini baik-baik !
No comments:
Post a Comment