Keawasan Mengawasi Pikiran
Bhikkhu Sri Pannavaro Dayaka Mahathera
----------------------------
Didalam Saraniyadhamma, Guru Agung kita mengatakan bahwa tidak hanya dengan mengendalikan diri sendiri. Tidak hanya mengisi cinta kasih, akan tetapi juga peduli kepada mereka yang menderita.
Jangan ketika melihat ornag yang kesusahan, Anda senang. ketika melihat orang senang, Anda iri. Jika Anda mempunyai musuh, tidak akur, lalu musuh Anda itu sukses, Anda tidak senang. Sebaliknya, jika musuh Anda itu kena celaka, Anda mencibir ; Nah....rasain lu. Senanglah Anda. Senang melihat orang lain susah. Susah melihat orang lain senang.
TIDAK DEMIKIAN.
Mengendalikan diri, mengembangkan cinta kasih, dan menolong mereka yang menderita. Anda akan hidup damai dan bahagia. Apalagi Anda sebagai umat Buddha mau bermeditasi.
MENGAPA MEDITASI?
Bukan untuk mencari ketenangan, keheningan. Tidak hanya itu ! Meditasi untuk mempertajam kesadaran, keawasan untuk mengawasi pikiran Anda sendiri. Karena jika kekotoran batin itu mendidih, maka di dalam hati ini penuh dengan kebencian, iri hati dan ketidak senangan.
Meskipun materi Anda berlimpah, Anda tetap tidak akan bahagia. Karena kebahagiaan ada di dalam diri kita, bukan di luar. Meditasi tidak sekedar mencari ketenangan tetapi mengawasi pikiran kita.
Ada cerita yang jarang saya ceritakan. Simaklah baik-baik dan sungguh-sungguh.
Di dekat gunung Himalaya, ada seorang tua yang bertapa, ia telah meditasi bertahun-tahun. Suatu hari seorang pengembala kambing datang berkunjung.
Orang tua ini hampir tidak pernah bertemu dengan manusia lainnya selama bertahun-tahun. Sang pengembala kambing ini kemudian berbincang-bincang dengan sang pertapa tua.
"Bapak, ngapain disini?"
"Oh, saya meditasi nak."
"Oh....sudah lama, bapak?"
"Sudah delapan tahunlah kira-kira."
"Oh....sudah lama sekali, bapak meditasi apa?"
"Saya meditasi kekosongan. Membersihkan batin dari kotoran-kotoran, dari keburukan-keburukan. Supaya bersih."
"Tetapi lama ya, bapak?"
"Ya memang lama, nak. Delapan tahun lho."
"Hmmmm.... pantas. Delapan tahun terlampau lama sekali. Makanya bapak kelihatanya kurus."
"Oh iya, nak."
"Dan jenggot bapak kok begitu? Mungkin terlalu lama meditasi. Jenggotnya kambing saya kelihatannya lebih baik daripada jenggotnya bapak."
Marahlah dia!
Meditasi delapan tahun membersihkan kotoran batin marah hanya karena jenggot kambing. Begitulah kekotoran batin berkerja, halus sekali.
WASPADALAH !
Jika Anda bermeditasi, Anda bisa mewaspadai kotoran batin. Bukankah kotoran batin, bukankah 'jenggot kambing' itu menggoda Anda setiap hari? Anak, istri, suami, kenalan, karyawan menggoda Anda, dan kotoran batin itu mendidih. Kemudian Anda melakukan perilaku yang buruk. Hancurlah ketentraman batin.
Ya, memang pertapa itu bisa sabar. Karena delapan tahun tidak bertemu manusia, yang ditemui mungkin hanya bekicot, kupu dan juga kodok.
Bagaiman bisa tidak sabar? Kesabaran teruji pada saat Anda berada ditengah-tengah kondisi yang Anda tidak sukai, senangi. Itulah meditasi mengawasi pikiran kita.
Jika Anda ingin mempunyai keluarga yang damai, yang tentram, Anda harus mempunyai ketentraman terlebih dahulu. Apabila Anda tidak punya ketentraman, bagaimana bisa memberikan ketentraman pada orang lain?
No comments:
Post a Comment