Tuesday, 11 August 2015

KEBAJIKAN YANG MUDAH DAN TANPA BIAYA (Bagian 2)

From: Teddy Teguh Raharja <teddy.teguh@gmail.com>
5. Jangan Melamun / Menghayal. Penuh Perhatian pada Kegiatan Sehari – hari.
Di dalam kitab Digha Nikaya, bab Sattipathana Sutta, Sang Buddha berkata bahwa “ Perhatian Penuh “ ( atau disebut Sati ) merupakan jalan yang paling singkat untuk mengakhiri segala penderitaan.


Buddha menganjurkan perhatian penuh pada segala aktifitas sehari hari. Seperti berjalan, duduk, berbaring, makan, minum, bekerja, berpikir, pokoknya semua kegiatan.
Sekitar November 2014, saat liver saya sedang sakit karena insomnia menahun, iseng iseng saya mempraktekkan meditasi jalan. (Yang dimaksud dengan meditasi jalan ( TINGKAT DASAR ) sebenarnya cuma memperhatikan langkah kaki, dan segala sensasinya saat kaki melayang dan menyentuh lantai.). Saat itu juga terasa agak nyaman, dan mengantuk, padahal saya insomnia. Baru berjalan sekitar 10 menit langsung bisa tidur. Bangunnya lumayan segar, padahal biasanya kalau bangun tidur gak segar. Bahkan saya jadi bisa merasakan bentuk liver itu kira kira seperti apa, karena merasa nyaman di seluruh bagian organ liver.
Awalnya, saya kira ini cuma kebetulan, tapi sekitar tujuh bulan kemudian, yaitu juni 2015, saya baca di Anguttara Nikaya V.............ada lima manfaat dari sering meditasi jalan, yaitu :
1.      Mampu menempuh perjalanan jauh.
2.      Memiliki semangat yang baik dalam bermeditasi
3.      BISA MEREDAKAN PENYAKIT
4.      Memelihara kesehatan organ pencernaan.
5.      Bisa lebih lama berkonsentrasi.
            Ada yang berpendapat seperti ini : “ Jika beraktifitas sambil melamun, maka energi / batere hidup akan melemah, kualitas hidup akan menurun, usia akan lebih pendek. Sebaliknya, jika beraktifitas dengan penuh perhatian, maka energi hidup akan terpelihara, kualitas hidup akan terjaga baik, bisa panjang usia.
            Pengalaman saya sendiri, jika berlatih Qigong ( senam pernafasan ), atau senam energi yang lain seperti Pan Gu Shengong, maka akan terasa ada peningkatan energi yang lebih besar saat berkonsentrasi dibandingkan saat melamun.
            Di dalam Kayagatasati Sutta, paragraph 22, kitab Majhima Nikaya, Sang Buddha bersabda : “ Barang siapa mempraktekkan perhatian penuh pada tubuhnya secara sungguh sungguh dan berkesinambungan, maka ia sedang menempuh jalan menuju pencerahan.”
            Sewaktu melakukan meditasi jalan di tahun 2002, baru beberapa menit melangkah, muncul pencerahan. Kebijaksanaan transendental yang didapat bukan dari berpikir atau diberitahu. Saya tidak bisa menjelaskan seperti apa. Lebih baik Anda praktekkan sendiri. Pengalaman tiap orang berbeda. Saat meditasi jalan, jangan mencari cari pencerahan, karena semakin dicari, semakin gak dapat. Pencerahan akan muncul sendiri jika kondisinya sesuai.
            Di bagian akhir bab Satipathana Sutta, Sang Buddha berkata : “ Barang siapa yang mempraktekkan perhatian penuh secara serius. Total dalam seluruh kegiatannya dan tanpa putus selama tujuh tahun, maka orang ini bisa mencapai tingkat kesucian tertinggi. Atau tidak perlu selama tujuh tahun, ada yang kurang dari itu. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang cuma butuh waktu tujuh hari saja.”
            6.  Mengendalikan dan Menjinakkan Indera  ( Indriya Samvara Sila )
                Orang yang matanya jelalatan , akan kehilangan wibawa dan dipandang rendah orang lain. Ada juga yang berpendapat bahwa orang yang inderanya tidak terkendali, maka energi hidupnya akan menurun. Mirip dengan melamun, buktikan saja.
            Di dalam Anguttara Nikaya IV  165, Sang Buddha berkata : “ Apakah yang dimaksud dengan menjinakkan indera ? Ketika melihat suatu bentuk dengan mata, atau mendengar suara dengan telinga, atau mencium bau dengan hidung, atau merasa dengan lidah, atau menyentuh benda dengan kulit, atau memikirkan sesuatu ( ada enam indera ), seseorang hendaknya tidak melekati gambaran secara keseluruhan ataupun bagian tertentunya. Karena jika ia membiarkan inderanya liar tidak terkendali, maka nafsu atau kebencian akan muncul.”
            ( Maksudnya begini, misalkan saya melihat ada ceweq cantique, bodynya seksi. Saya menikmati melihat seluruh tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Inilah yang disebut melekati gambaran secara keseluruhan. Kalau saya tertarik melihat dadanya saja, maka itu disebut melekati bagian tertentunya. Kebencian akan muncul kalau objeknya jelek. Memangnya kenapa kalau muncul nafsu atau kebencian ? )
            “ Jika seseorang tidak segera menghilangkan nafsu atau kebencian, atau pemikiran buruk yang terlanjur muncul, maka saat itu juga ia akan merasa tidak nyaman, dan kelak setelah mati, ia akan masuk ke alam menderita ( sebagai akibat karmanya ).
            Sebaliknya, jika seseorang bisa segera menghilangkan nafsu atau kebencian, atau pemikiran buruk yang sudah terlanjur muncul, maka saat itu juga ia akan merasa nyaman ( di pikiran ), dan kelak setelah mati, ia akan masuk ke alam bahagia.”  Dhatusamyutta. Samyutta Nikaya 12 (2).
            Sekitar tahun 2012, selama dua atau tiga hari, saya pernah merasakan pikiran yang bersih tanpa nafsu, kebencian dan kegelisahan. Saya belum pernah mengalami hal itu sebelumnya. Rasanya nyaman dan bahagia. Tidak terbayangkan. Setiap detik saya menikmati pikiran bersih itu.
            Jadi pikiran bersih memang benar benar membahagiakan. Karena pikiran kita sudah terlalu lama kotor, makanya gak akan bisa membayangkan. Nah, pembersihan pikiran diawali dengan mengendalikan dan menjinakkan indera.
            7. Pikiran Yang Terisi Kasih Universal
            “ Perbuatan baik apapun juga, pahalanya tidak ada yang dapat menyamai pikiran yang terisi kasih universal. “
Metttabhavana Sutta – Itivuttaka.
Menurut Kutadanta Sutta, paragraph 24, Digha Nikaya, persembahan materi yang tertinggi pahalanya adalah membangun Vihara bagi Sangha ( menjadi milik seluruh Bhikku, bukan hanya Bhikku tertentu saja).
Di zaman Sang Buddha setidaknya ada dua orang yang membangun Vihara besar. Pertama namanya Anathapindika ( Pria ), kedua namanya Visakha ( Wanita ). Setelah mati, Anathapindika muncul di alam Tusita ( surga tingkat IV, lihat Anathapindikovada Sutta, Majjima Nikaya ). Sedangkan Visakha muncul di alam Nimanarati ( surga tingkat V, lihat Viharavimana, Vimanavatthu).
Bukan cuma membangun Vihara, mereka berdua juga memenuhi semua kebutuhan dasar para Bhikku, seperti makanan, pakaian dan obat dalam jumlah yang luar biasa. Bahkan Anathapindika sempat jatuh miskin karena terlalu banyak beramal.
Sekarang bandingkan dengan orang ketiga yang bernama Dhananjani ( pria ). Dia orang biasa yang gak baik baik amat. Tapi saat menjelang ajal dia mengisi pikirannya dengan kasih universal. Tidak lama, paling satu sampai dua jam. Setelah itu dia meninggal dan muncul di alam Brahma ( surga tingkat VII, lihat Dhananjani Sutta, Majjhima Nikaya ). Alam Brahma jauh lebih tinggi dibandingkan alam Dewa yg dihuni dua orang sebelumnya. Dimana kenikmatan, keindahan dan kesaktian para Brahma jauh melebihi para Dewa biasa.
T A M A T

No comments:

Post a Comment