Tuesday 11 August 2015

KEBAJIKAN YANG MUDAH DAN TANPA BIAYA

From: Teddy Teguh Raharja <teddy.teguh@gmail.com>


            1. Menghormati Triratna  ( Buddha, Dhamma, Sangha )
Sumber :  Candali vimana – Vimanavatthu
            “ Waktu itu Sang Buddha sedang tinggal di suatu daerah yang bernama Rajagaha. Saat menjelang fajar, Beliau melihat dengan mata batin, siapa yg bisa  ditolong pada hari itu. ( Yaitu orang orang yang karma baiknya memungkinkan untuk bisa ditolong langsung oleh Beliau ).
Kemudian tampaklah seorang nenek yg tinggal di pemukiman kumuh. Ia akan meninggal dunia pada hari itu, dan ia memiliki karma buruk yg akan membawanya masuk ke alam sengsara. Buddha melihat bahwa wanita tua ini bisa ditolong.
            Kemudian Buddha beserta sejumlah besar Bhikku pergi memasuki kota Rajagaha untuk mengumpulkan persembahan makanan. Pada saat bersamaan, nenek ini juga berjalan keluar dari kota. Dia melihat Sang Buddha datang dari arah yg berlawanan. ( Sang Buddha ada di seberang jalan ). Ketika sudah mencapai jarak terdekat, ia berhenti berjalan sambil termangu menatap Buddha. Buddha juga berhenti berjalan untuk menunggu reaksinya
            Para Bhikku yg lain jadi bingung, ‘ Ada apa ? ‘ pikir mereka. Kemudian Bhikku Moggalana ( kesaktianNya nomer dua setelah Buddha ), mencari tahu apa yg sedang terjadi. Beliau membaca pikiran Sang Buddha, dan melihat kondisi kehidupan si nenek. Setelah itu Bhikku Moggalana berkata : “ Candali ( nama panggilan si nenek ), Beliau ini adalah Petapa Gotama yg terkenal itu ( maksudnya Buddha, saat itu memang Ia lah yg paling populer di Rajagaha ). Beliau sengaja datang kesini karena ingin menolongmu. Cintai dan hormatilah Beliau. Ayo cepat ! Kamu sebentar lagi akan meninggal !!”
            Setelah mendengar perkataan Bhikku Moggalana, Candali langsung memperoleh keyakinan penuh pada Sang Buddha ( maksudnya ia sangat percaya, bahwa Buddha memang Orang Suci ). Ia lalu memberi hormat dengan bersujud. Pikirannya terkonsentrasi karena suka pada Buddha, kemudian ia bangkit berdiri dengan kepala menunduk.
            Buddha berkata : “ Perbuatan ini sudah cukup untuk membuat ia masuk surga.”. Lalu Beliau melanjutkan perjalanan. Setelah rombongan Buddha pergi, Candali diseruduk sapi dan tewas di tempat kejadian. Ia muncul kembali secara spontan di alam Tavatimsa ( Surga tingkat 2 ). Disana ia memiliki pengiring sebanyak 100.000 (seratus ribu) bidadari.
            Di hari yg sama, dewi Candali datang dari surga ke bumi untuk menghadap Bhikku Moggalana. Ia datang dengan membawa serta kompleks istananya. (rumah para dewa bersifat mobile, artinya bisa bergerak sesuai keinginan pemiliknya). Setelah sampai, dewi Candali memberi hormat pada B. Moggalana, dan berkata : “ Petapa Agung, saya adalah dewi, datang untuk memberi hormat pada Anda.”.
B. Moggalana menjawab : “ Wah, tubuh anda memancarkan sinar terang berwarna keemasan, dengan diiringi serombongan besar bidadari. Anda dewi apa ? “  ( Tanpa perlu bertanya pun, B. Moggalana pasti sudah tahu identitas si dewi, tapi enggak seru kan ? )
Dewi : “ Saya adalah Candali, Bhante. ( Yang Mulia Guru, sebutan bagi Buddha dan para Bhikku ). Karena diminta oleh Mu, saya lalu menghormati Petapa Gotama. Setelah itu saya meninggal, dan saya muncul di suatu istana yang indah dalam segala hal, di Nandana. ( Nandana adalah nama suatu tempat di alam Tavatimsa. Merupakan kawasan ‘elite’ disana. Taman hiburan para dewa. Masuk surga bisa lewat pintu gerbang, biasanya dijemput oleh dewa lain pada saat sekarat, lalu diantar terbang sampai ke tujuan. Atau langsung muncul di tengah surga, bagaikan bangun tidur.) Dengan dilayani oleh (sekitar) seratus ribu bidadari, diantara mereka semua, sayalah yg paling cantik, paling sakti, dan usianya paling panjang ( makanya jadi pemimpin ).
Sesudah menceritakan apa yg dilakukannya, dewi Candali kembali memberi hormat ( berpamitan ), lalu lenyap seketika.
B. Moggalana memberitahukan hal ini kepada Sang Buddha, kemudian Buddha menjadikan kisah Candali sebagai topic untuk berkhotbah.
Sumber :  Candali vimana – Vimanavatthu

Mengormati Dhamma maksudnya mempraktekkan Dhamma atau kebajikan.

2. Meyakini Triratna ( Buddha, Dhamma, Sangha )
Pada kasus Candali, sebelum memberi hormat, ia terlebih dahulu merasa yakin pada kesucian Buddha, yang saat itu sedang berada di dekatnya.
Meyakini Buddha, maksudnya meyakini bahwasanya Siddharta Gautama memang sungguh pernah ada. Beliau adalah Orang Suci tingkat tertinggi, dengan kesaktian dan kebijaksanaan yang tidak tertandingi oleh Dewa dan Manusia manapun juga.
Meyakini Dhamma, maksudnya meyakini bahwasanya Dhamma adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan duniawi, surgawi, dan kesucian. Dhamma adalah jalan untuk terbebas total dari segala bentuk penderitaan.
Meyakini Sangha, maksudnya meyakini bahwasanya (pernah) ada sejumlah Bhikku yang telah mencapai kesucian. Mereka ini adalah komunitas yang tertinggi derajatnya di alam semesta.
Di kitab Pabhassara vimana, Vimanavattu, ada dewa yg berkata bahwa orang yg memiliki keyakinan pada Triratna, jika masuk surga, maka orang ini akan jadi dewa dengan kesaktian, usia / masa hidup, dan pengaruh yg lebih besar dibandingkan dg para dewa lain pada umumnya, yg tidak meyakini Triratna sewaktu mereka jadi manusia.
3. Ikut senang atas perbuatan baik yg dilakukan oleh orang lain.
Sumber : Viharavimana, Vimanavattu.
Suatu ketika, Bhikku Anuruddha ( Kemampuan mata batinnya nomer dua setelah Buddha ) mengunjungi alam Tavatimsa ( Surga tingkat 2, banyak orang baik masuk ke alam ini ). Beliau melihat ada satu dewi yg sangat menonjol, paling cantik di dalam kelompoknya. Lalu Beliau bertanya kepadanya : “ Perbuatan apakah yg Anda lakukan sewaktu di alam manusia sehingga bisa muncul disini ? “
Dewi itu menjawab : “ Sewaktu tinggal di Savatthi ( nama tempat ), teman saya membangun Vihara yg sangat besar. Setelah selesai dibangun, saya ikut senang atas perbuatan baik yg telah dilakukan teman saya itu. Karena pikiran baik itu, setelah meninggal saya muncul di sini. Tinggal di istana yg luar biasa besar dan indah.”
4. Ikut senang atas keberhasilan yg telah dicapai oleh orang lain.
Sumber : Kanthakavimana, Vimanavatthu.
Ringkasan cerita :
Bhikku Moggalana berkunjung ke salah satu surga, lalu Beliau bertemu dengan pemimpin suatu kelompok dewa, dan berbincang dengannya. Dewa itu bercerita, di kehidupan sebelumnya ia adalah kuda yg ditunggangi oleh Pangeran Siddharta saat meninggalkan istana. Namanya Kanthaka. Setelah Pangeran mencukur rambut dan mengenakan jubah petapa, Beliau pun melanjutkan perjalanan sendirian.
Ia ( Kanthaka) merasa sangat sedih berpisah dengan Majikannya. Sampai jatuh sakit dan akhirnya mati. Kemudian ia muncul sebagai dewa. ( Sebagai akibat karma karena mencintai Sang Calon Buddha ) Saat itu Siddharta masih bertapa di alam manusia. Setelah Beliau menjadi Buddha, berita ini menyebar dengan sangat cepat sampai ke seluruh lapisan alam Dewa. Begitu ia mendengar mantan Bossnya berhasil mencapai Pencerahan Agung tertinggi, ia merasa sangat senang.
Begini katanya : “  Karena merasa sangat bersuka cita atas keberhasilan Petapa Siddharta Gautama menjadi Buddha, maka pikiran baik ini akan menyebabkan saya mencapai tingkat kesucian pula. “
Usai berbincang dengan Bhikku Moggalana, Kanthaka turun ke alam manusia guna menghadap Sang Buddha dan mendengarkan khotbahNya. Setelah khotbah selesai, Kanthaka mencapai tingkat kesucian pertama.

No comments:

Post a Comment