VIPASSANA DUDUK
Perhatian murni pada waktu duduk.
Cobalah
untuk duduk di lantai dengan posisi bersila,
mungkin dengan pinggul
Anda beralaskan tikar atau bantal dan kaki Anda lebih rendah di lantai.
Anda boleh duduk di kursi, tetapi jangan bersandar.
Ambil posisi
badan yang nyaman dengan posisi yang tegak punggung yang lurus dan bahu
Anda melebar, tidak terlalu kaku dan tidak terlalu santai. Berusaha
untuk tidak bersandar atau menyentuh sesuatu. Jagalah agar kepala Anda
tetap tegak lurus, dagu ditekuk sedikit ke dalam tetap dalam posisi
duduk dan mata tertutup.
Ketika anda menarik nafas, rasakan udara
dingin ketika masuk ke lubang hidung, rasakan udara hangat yang keluar
dari lubang hidung. Gunakan perasaan tersebut sebagai fokus utama untuk
memulai meditasi. Cobalah mencatat hal itu sebagai “dingin” dan “hangat”
atau hanya sebagai “merasakan”, “merasakan”. Dengan cara yang sama,
Anda dapat mengamati sensasi dari udara yang melewati sepanjang hidung
atau keseluruhan proses pernafasan. Rileks pada saat Anda bernafas masuk
dengan penuh perhatian dan rileks saat Anda membuang nafas keluar
dengan penuh perhatian.
Akibat kita bernafas ketika dada kita
mengembang adalah, perut kita mengembang naik dan ketika menghembuskan
nafas keluar perut kita mengempis turun. Kita catat hal ini sebagai
“naik” dan “turun”. Jika nafasnya panjang, perhatian sebagai “naik,
naik, naik, turun, turun, turun”, tidak dengan pelan seperti “na-ik,
tu-run”. Jika nafasnya pendek, kita catat “naik, turun”. Jadi Anda harus
melihatnya secara berurutan, momen demi momen yang Anda alami, jika
nafasnya panjang, Anda dapat melihatnya berkali-kali. Jika nafasnya
pendek, perhatikan hanya sekali. Menurut tradisi kami pergerakan
naik-turun merupakan salah satu obyek perhatian yang utama. Jika Anda
pernah tersesat dalam meditasi atau tidak tahu apa yang diperhatikan,
kembalilah ke nafas atau “naik dan turun “.
Kita tidak boleh
memaksa nafas kita masuk atau keluar. Jangan tarik atau dorong perut
kita tetapi bernafaslah secara alamiah. Ketika kita duduk, kita
merasakan banyak sensasi/perasaan dalam tubuh seperti sakit, tekanan,
ketegangan, kaku, gatal, dingin, panas, mencium, mendengar, kita hanya
memperhatikan dan menyebut nama mereka masing-masing.
Setiap suara
yang kita dengar, hanya dicatat sebagai “mendengar”. Jika posisi Anda
sudah bungkuk, hanya sadari dan dengan perlahan diluruskan kembali,
“luruskan, luruskan”.
Anda dapat memulai duduk Anda dengan suatu
tekad dengan mengulangi prinsip sebanyak tiga kali atau bertanya pada
diri Anda sendiri, “Mengapa saya bermeditasi?”. Meditasi cinta kasih
selama 5 atau 10 menit juga suatu cara yang baik untuk mulai.
Walau
lima menit pencatatan mental yang intensif dan pengamatan jernih adalah
lebih penting dan bermanfaat daripada melamun, berpikir dan tidur
selama satu, dua atau tiga jam. Setelah itu, dengan secara bertahap
menambah waktu duduk, secara alamiah Anda akan mendapat lebih banyak
pengalaman.
Duduk dengan bersila di lantai untuk waktu yang lama
atau dalam posisi teratai penuh adalah tidak penting, yang penting
adalah tingkat kesadaran yang murni. Menggunakan kursi, bantal atau
bangku tanpa sandar tidak menjadi masalah. Rileks.
Sebelum
mengakhiri duduk, Anda dapat bertanya pada diri Anda sendiri, “Mengapa
saya berdiri sekarang?”. Kemudian amati dan catatlah jawabannya, Anda
dapat melalui penghalang dan duduk lebih lama atau bangun dengan penuh
perhatian dengan pikiran yang segar.
KEADAAN BATIN
Memperhatikan semua keadaan batin, termasuk pikiran dan emosi, merupakan aspek terpenting dari meditasi Vipassana.
Jika
pikiran tidak diperhatikan dengan semangat dan diobservasi secara
obyektif, pikiran akan berlari ke sana ke mari dengan gembira dan cepat,
tanpa sadar sampai kemudian muncul perasaan bersalah, menghakimi dan
mengkritik diri sendiri. Bilamana hal ini muncul, catat dengan hati-hati
dan juga lakukan pengamatan, ini merupakan bagian dari proses
penyembuhan.
Alasan lain yang baik untuk memperhatikan pikiran
karena ketenangan dari pikiran, menyenangkan, menghibur dan bersifat
gembira, mereka menyebabkan tidur dan malas, kita dapat melakukan dengan
baik tanpa mereka.
Kita memperhatikan proses ini seperti
merencanakan, mengingat, berimajinasi, kemarahan, tidak sabar, kebosanan
dan lainnya sampai mereka berubah atau hilang. Bahkan jika mereka
datang dan pergi dengan cepat, masih merupakan hal yang baik untuk
melatih mencatatnya sekali atau dua kali sebelum mereka menghilang.
Ketika
pikran sedang melamun, berkhayal atau mengembara, kita tidak langsung
membawanya kembali pada naik dan turun. Kita mencatat, “melamun,
melamun”, atau “berkhayal, berkhayal,” atau “mengembara, mengembara”,
sampai menghilang atau diganti dengan obyek lain yang lebih dominan.
Gelap
atau kosong? Ini normal, rileks saja dan tetap perhatikan,
“hitam,hitam” atau “kosong, kosong” atau bahkan “tidak ada, tidak ada” ,
lihat bagaimana hal itu berubah dan apa yang terjadi kemudian.
Kedamaian
adalah kondisi mental alamiah yang harus dicatat dengan serius sebagai
“damai”, “tenang”, “hening”, dan lain-lain. Jangan membuatnya pergi dan
jangan juga menikmatinya. Tetapi secara obyektif melihatnya sebagai
suatu proses mental dan mengerti keadaan alami yang sebenarnya.
Hal
penting yang perlu diingat di sini, selama Anda melekat atau memegang
pada suatu pengalaman tertentu, baik atau buruk, Anda akan tetap berada
pada tingkat tersebut dan tidak membuat kemajuan.
Harapan adalah racun para yogi.
Jika
Anda mengharapkan hal-hal yang baik atau pengalaman lampau atau
melakukan proyeksi dan berspekulasi, catat juga semuanya dengan serius !
Harapan dapat mengarah pada kekecewaan;
Keterbukaan mengarah pada kebijaksanaan dan kegembiraan.
Konsentrasi? Jangan dipaksa, rileks saja!
Bahkan
jangan pernah mencari atau mencemaskannya, ini merupakan kondisi mental
yang selalu terjadi, Anda sudah memilikinya, sekarang gunakan dengan
baik dan bijaksana untuk mengamati bagaimana pengalaman Anda saat ini
tumbuh secara alamiah.
Apa yang terjadi jika obyek terlalu cepat,
terlalu banyak atau nampaknya tidak ada obyek yang dominan untuk
diperhatikan? Kita dapat melakukan satu dari tiga hal berikut :
1. Catat, “bingung, bingung” sampai pikiran jernih
2. Berhenti mencatat dan amati saja, sampai sebuah obyek menjadi jelas.
3. Pilih satu obyek dan lanjutkan untuk mencatatnya.
MENGANTUK
(Cara mengatasi ngantuk)
Cara yang TERBAIK adalah dengan kesadaran.
Maka
amati secara langsung dan catatlah dengan bersemangat sebagai,
“ngantuk, ngantuk, ngantuk” usahakan untuk melihatnya sebagaimana sifat
alamiahnya. Perhatikan sampai ngantuknya hilang, kemudian Anda dapat
mencatat, “segar, segar” atau “bangun, bangun”.
Ingat pikirkan
kembali beberapa hal mengenai Dhamma, seperti kotbah Dhamma terakhir
yang Anda dengar. Ingatlah prinsip dari meditasi Vipassana. Ingatlah
petunjuk-petunjuk ini untuk melihat akhir dari ngantuk.
Ulangilah beberapa paritta yang Anda ketahui yang Anda tahu akan membangkitkan semangat bermeditasi.
Bayangkanlah
suatu sinar terang dalam pikiran Anda dan perhatikan sebagai “lihat,
lihat” selama mungkin agar pikiran tetap terjaga.
Buka mata Anda
sedikit, cukup untuk membuat Anda bangun dan tutup mata lagi. Coba buka
mata Anda dan tataplah suatu sinar atau wajah Buddharupang. Atau
arahkanlah pandangan Anda sejauh mungkin.
Pijat atau tekan
beberapa bagian dari tubuh Anda. Anda dapat mencoba memilih menarik
kuping Anda. Mencubit pada beberapa bagian dari tubuh Anda.
Bangun
dari posisi duduk secara pelan-pelan dan lakukanlah meditasi jalan
dengan perhatian penuh. Jika Anda harus berjalan sedikit lebih cepat
lakukanlah tetapi jauh dari meditator lain. Coba berjalan mundur dengan
hati-hati !
Yang terakhir adalah yang paling sulit untuk seorang
yogi sejati yaitu pergi dan berbaring tetapi tidak berarti tidur!
Usahakan untuk meditasi dalam posisi sebagaimana diinstruksikan dalam
catatan yang lain.
Berbagai variasi lainnya.
Mengantuk
disebabkan karena berpikir. Ya, bahkan mengangguk atau menggeleng
tiba-tiba sebenarnya adalah rasa kantuk yang disebabkan pikiran masuk ke
keadaan pikiran yang menyenangkan dan halus atau oleh pencatatan semu
atau otomatis.
Catatlah pada waktu berpikir dengan seksama, dengan penuh perhatian.
Guru kami berkata, mengantuk harus dicatat dengan penuh perhatian, dengan penuh semangat dan dengan cepat.
Berteriaklah dalam batin Anda ketika Anda mencatat rasa ngantuk,
“NGANTUK!, NGANTUK!, NGANTUK!”
Ingatlah bahwa kita harus mengerti rasa ngantuk dalam keadaan yang sebenarnya.
Usahakan
untuk duduk lebih dekat ke tembok atau tirai, sehingga bila kepala Anda
jatuh ke depan akan menyentuh sesuatu dan membangunkan Anda, ini sangat
efektif tetapi harap berhati-hati. Duduklah tanpa bantal duduk atau
duduk dengan posisi yang tidak nyaman, seperti posisi teratai
(padmasana) atau dengan melipat kaki menyangga tubuh Anda. Cobalah duduk
ditempat berangin, dingin atau tempat yang panas.
Catatlah
keadaan mental yang menyertai jika Anda melihatnya, seperti kemarahan,
rasa bosan, keinginan, menikmati, nafsu keinginan, atau yang sederhana
kemalasan, catatlah dengan penuh semangat.
Jika rasa mengantuk
tetap datang setelah menghilang, cobalah untuk mencatat “kejengkelan”
terhadapnya atau “kecewa” atau mungkin “frustasi”.
Catatlah
perasaan fisik mengantuk, seperti rasa berat, tekanan atau ketegangan di
tubuh, kepala atau mata. Ambillah nafas panjang dan catatlah dengan
penuh perhatian. Lakukanlah metta, meditasi cinta kasih terhadap dirimu,
sesama teman meditator dan terhadap semua makhluk (lihat halaman
belakang). Mulailah dengan tekad :
“Saya akan mencoba untuk mencatat rasa ngantuk segera ketika dia muncul.”
“Saya akan mencoba melihat keadaan sesungguhnya dari rasa mengantuk.”
Usahakan
jangan menyerah dan usahakan untuk tidak membuang atau menolaknya.
Hanya mencatatnya dengan sabar, amati dengan tajam sampai kantuk itu
hilang, ini adalah jalan tengah. Jika Anda benar-benar tidak dapat
memperhatikan dan “melihat” proses dari ngantuk, bangun dengan perlahan
dan dengan penuh perhatian lakukanlah meditasi jalan. Jika Anda harus
berjalan lebih cepat lakukanlah dengan menjauhi peserta yang sedang
meditasi duduk dan yang sedang meditasi berjalan.
PANDANGAN TERANG TERHADAP RASA SAKIT.
Sakit
adalah alamiah dan merupakan guru yang sangat baik. Rileks dan periksa
kondisi mental dan keadaan emosi yang muncul karena sakit tersebut. Kita
cukup mengetahui sakit tersebut, tidak membuatnya pergi, kita amati
sakit secara obyektif agar mengerti karakteristiknya. Kita tidak hanya
bersabar dengannya, kita juga melakukan penyelidikan. Tidak perlu
mempertahankan rasa sakit akan tetapi jangan menyerah begitu saja,
bereksperimenlah dengan rasa sakit itu. Anda akan tahu ketika harus
merubah posisi duduk Anda catatlah, merubah “lega” , “bahagia”.
Inilah lima cara melihat melalui rasa sakit.
1.
Amati langsung sensasi fisik dengan memberi label pada sakit sebagai
“sakit, sakit, sakit” atau Anda dapat menggunakan kata yang lebih khusus
seperti, menusuk, terbakar, sakit, berdebar-debar dan sebagainya. Anda
juga bisa hanya mengamatinya tanpa mencatat tetapi cara seperti ini akan
membuat pikiran sering muncul, bila muncul pikiran tersebut harus
dicatat. Jangan memperhatikan atau mencatat posisi sakit seperti, “sakit
dilutut” atau “sakit di pinggang” atau “lutut sakit”. Kita hanya
mencatat dalam satu kata. Konsentrasi pada sakit kelihatannya menjadi
lebih parah tetapi jangan khawatir, sakit tidak bertambah parah, Anda
baru saja melihatnya dengan lebih jelas.
2. Amati semua kondisi
mental yang berhubungan atau emosi perasaan yang timbul bersamaan dengan
rasa sakit. Akan timbul rasa tidak suka pada Anda yang akan
menghentikan Anda untuk melihat keadaan alami dari rasa sakit itu maka
kita akan mencatatnya sebagai “tak suka, tak suka” sampai hilang dan
kita lanjutkan lagi pengamatan pada rasa sakit sebagaimana adanya.
Juga ketika Anda ingin membuang sakit tersebut catat keinginan atau
niat tersebut. Sering kita khawatir terhadap rasa sakit seperti di masa
yang lalu dan kita khawatir yang akan terjadi di masa sekarang ini, jadi
kita harus mencatat kecemasan kita, ingatan kita atau spekulasi kita
sampai menghilang kemudian catatlah rasa sakit itu sebagaimana apa
adanya. Apakah Anda sedang menganalisa rasa sakit, mencoba mencari
penyebabnya? “Analisa, analisa” Mungkin Anda sedang menilai atau
mengkritik diri Anda, catat juga hal itu. Kata-kata lain yang perlu
dicatat adalah : Agitasi, takut, frustasi, tidak sabar dan gelisah.
Catatlah semuanya hingga semuanya menghilang dan kemudian lihatlah apa
yang terjadi.
3. Santailah!! Duduk saja dan perhatikan dari suatu
jarak dengan memberi “daerah aman” antara Anda dengan rasa sakit. Anda
dapat mencoba membayangkan suatu pelindung kaca sehingga sakit
seolah-olah terputus dari Anda tetapi Anda masih melihatnya dengan
jelas. Anda dapat membayangkan sakitnya disembunyikan di dalam suatu
gelembung yang jernih. Cara yang lain adalah dengan melihatnya
seolah-olah ada di TV, seperti film dokumenter atau seolah-olah rasa
sakit orang lain.
4. Menembus sampai ke pusat rasa sakit seperti
roket besar yang bergerak menuju matahari, semakin mengecil dan mengecil
sampai menghilang dari pandangan, menjadi semakin panas (sakit terasa
lebih menyakitkan) dan kemudian menjadi seperti titik jarum dan
menghilang dari pandangan. Tetapi, jika Anda mengharapkan rasa sakit itu
hilang catatlah “mengharapkan, mengharapkan”, hal itu tak akan terjadi!
5.
Lihatlah bentuk mental yang timbul bersama rasa sakit. Bagaimana Anda
melihatnya dalam pikiran Anda? Apakah mempunyai warna, bentuk, gerakan
atau karakteristik lainnya? Catatlah sebagai melihat atau berimajinasi
sampai rasa sakitnya lenyap atau berubah atau muncul objek lain yang
lebih dominan.
Bahkan bila sakitnya hilang, sakit selalu akan
kembali, cobalah untuk bersahabat dengannya. Seperti semuanya .........,
ITU AKAN BERLALU.
Obyek yang tidak kita perhatikan
* Denyut jantung
* Sakit di dada
* Sakit di kepala
Mengapa
? Karena kadang-kadang ketika kita berkonsentrasi pada sesuatu, hal itu
akan terlihat lebih besar atau lebih hebat karena hal ini merupakan
system dan organ utama kita. Kita gampang khawatir dan panik terhadap
apa yang terjadi pada mereka. SANTAI SAJA!! Kita hanya mengamati mereka
tanpa mencatat atau dengan catatan kecil secara umum seperti,
“pera-saan, pera-saan”.
VIPASSANA BERJALAN
Kesadaran murni yang bergerak
Pertama-tama kita perlu mengetahui yang manakah meditasi berjalan dan mana yang bukan.
Vipassana
bukan merupakan latihan fisik, Vipassana merupakan metode menjaga
pikiran secara umum, memperhatikan proses fisik dan mental yang sedang
berubah sekarang ini. Bukan sekadar istirahat dari meditadi duduk.
Vipassana
merupakan metode serius dari latihan yang dapat menghasilkan
konsentrasi yang mendalam dan pandangan terang yang murni pada batin,
serta proses jasmani. Ini bukan hanya berjalan secara kebetulan.
Vipassana
adalah pengamatan mendalam dan terkendali dari gerakan-gerakan yang
biasanya kita lakukan asal saja. Ini seperti belajar berjalan kembali
dari awal secara keseluruhan. Meditasi berjalan merupakan kesempatan
yang ideal untuk mengembangkan ketrampilan meditasi yang sangat berharga
yang dapat dilatih dimana saja, setiap waktu sepanjang hidup Anda.
Dianjurkan
bahwa, setiap meditasi duduk harus diawali dengan meditasi berjalan,
sedikitnya 10 menit. Mengapa? Karena hal ini membantu untuk terpusatnya
pikiran dan mempersiapkan hal-hal penting untuk meditasi duduk. Harap
jangan meremehkan nasehat ini.
Tips : Pilihlah tempat yang tenang
tanpa gangguan. Kita tidak berjalan jauh pada satu arah atau melingkar,
tapi hanya berjalan bolak-balik dengan penuh perhatian. Tempat berjalan
harusnya antara 3-10 meter, idealnya sekitar 6 meter. Lihatlah dengan
pandangan lurus dengan mata ke bawah kira-kira dua meter ke depan.
Satukan tangan Anda di depan atau belakang.
Meditasi berjalan
biasanya dimulai secara alamiah dengan meditasi berdiri, lalu kita
mengamati, “berdiri, berdiri” sebanyak yang diinginkan, rasakan seluruh
badan saat berdiri, seperti sebuah pohon. Anda juga sadari bernafas,
mendengar, tekanan pada telapak kaki dan kaki atau sensasi awal lain
yang menonjol.
Dimulai dengan berjalan dan, menyadari setiap
langkah seperti, “melangkah, melangkah”, “menyentuh, menyentuh” atau
cukup sebutkan “berjalan, berjalan”. Ketika Anda mencapai ujung,
BERHENTI catat dalam batin berdiri, berbalik dan berdiri, bersiap untuk
berjalan sampai ke ujung lagi. Ulangi selama 5 atau 10 menit atau sampai
pikiran menjadi tenang. Ini disebut langkah satu bagian.
Langkah
dua bagian adalah; mengangkat dan menempatkan. Sewaktu Anda mengangkat
kaki Anda berkata dalam pikiran. “mengangkat”, saat menaruhnya Anda
catat, “letakkan”. Lakukan hal ini selama 10 menit atau sampai Anda
dapat konsentrasi lebih baik. Anda harus mengamati paling sedikit dua
bagian ketika sedang berjalan berkeliling di luar.
Jika Anda
sedang berpikir, BERHENTI dan catat sampai menghilang. Obyek dari
pikiran adalah apa saja yang muncul, tidak hanya berjalan. Hal yang sama
bila Anda merasa gatal, sakit, mendengar dan sebagainya. BERHENTI dan
catat, kemudian mulai berjalan lagi.
Cobalah menutup mata Anda saat Anda berhenti, berdiri, berputar dan berdiri lagi tetapi tidak ketika sedang berjalan!
Langkah
tiga bagian adalah; mengangkat, mendorong, menempatkan. Saat Anda
melambatkan langkah, Anda dapat merasakan kaki berpindah setelah
mengangkat dan sebelum menurunkan. Jika Anda ingin berjalan lebih
lambat, Anda dapat rasakan setiap bagian 2 atau 3 kali seperti, “angkat,
angkat”, “dorong, dorong, dorong”, “letakkan, letakkan, letakkan”. Ini
adalah petunjuk dasar meditasi berjalan, Anda bisa melakukan ini selama
Anda suka.
Langkah empat bagian adalah; naikkan, angkat, dorong,
letakkan. Ketika kita berjalan lebih pelan, kita merasa bahwa tumit
terangkat lebih dulu, kemudian jari kaki terangkat sehingga kita
merasakannya.
Langkah lima bagian adalah; naikkan, angkat, dorong, turun, letakkan. Peletakkan ini dibagi menjadi 2 bagian.
Langkah
enam bagian adalah; naikkan, angkat, dorong, turun, sentuh, tekan.
Karena kita sedang berjalan sangat pelan, kita dapat merasakan bahwa
gerakan pertama mendorong kemudian menyentuh dan kemudian menekan. Jika
Anda berjalan sangat pelan, Anda dapat merasakan setiap bagian dua atau
tiga kali.
Anda dapat juga merasakan keinginan mental untuk menggerakan setiap bagian sebelum bergerak tetapi hanya jika Anda MELIHAT-nya.
VIPASSANA WAKTU MAKAN
Diharapkan
untuk tidak memandang terlalu tinggi atau terlalu rendah meditasi
pandangan terang ini. Dalam meditasi makan kita mencatat dalam batin
“melihat” makanan, “ingin” makan, “mengambil” sendok, “menyendok”
makanan, “memindahkan”, “membuka” mulut, meletakkan makanan. “menutup”
mulut dan mata tetapi BELUM MENGUNYAH ! “menurunkan” tangan Anda
kemudian “mengunyah”, “merasakan”, “menyukai”, “menelan”, “membuka” mata
Anda, “melihat”, “menginginkan” dan seterusnya, mencatat setiap proses.
Hanya satu hal pada satu waktu. Catat pikiran. Pada kehidupan
sehari-hari kita tak bisa makan dengan lambat, tetapi kita dapat makan
dengan penuh perhatian.
VIPASSANA BERBARING
Ada dua macam
meditasi berbaring; sistimatis dan gaya bebas. Posisi tubuh adalah sama
untuk kedua tipe. Berbaring lurus dengan punggung Anda pada permukaan
keras dengan bantal tipis untuk kepala Anda, bukan guling. Istirahatkan
tangan Anda pada kedua sisi dengan telapak menghadap atas.
Pertama,
sistimatis. Rasakan tempat dimana tubuh menyentuh lantai, disebut
“titik sentuh”. Mulai dari tumit kanan kemudian otot betis kanan, pantat
kanan belakang dari tangan kanan, siku, bahu dan kepala. Kemudian turun
ke bagian kiri dari tubuh pada 6 tempat yang sama, 13 titik
bersama-sama. Catat mereka dalam batin sebagai “sentuhan”. Kemudian kita
catat kembang dan kempis perut secara singkat dan kemudian dari atas
kepala, kita menyapukan pikiran turun keseluruh titik sentuh kembali
kesebelah tumit kanan dan catat, “berbaring”. Jadi kita bermeditasi
dengan mencatat “sentuhan” tiga belas kali, “kembang, kempis” secara
singkat dan “berbaring” itulah metode sistematik. Jika Anda mulai
berpikir, catat saja dalam batin dan kembali lagi ke sistem di mana
saja.
Kemudian ada gaya bebas dengan instruksi yang sama dengan
meditasi duduk, kita hanya mencatat apapun yang terjadi,
mengembang/mengempis, mendengar, berpikir, menyentuh, berbaring, ngantuk
dan lainnya.
Meditasi berbaring sangat baik untuk menghilangkan
stres ibu rumah tangga, pelajar atau orang sibuk yang mau istirahat
tetapi tidak ingin tertidur. Jika Anda ingin tetap waspada, Anda harus
memperhatikan rasa kantuk dengan baik, jika tidak, tidurlah dengan
damai. Malam hari jangan hanya menjatuhkan badan tetapi pergi tidur
dengan penuh perhatian dan bangun dengan perasaan segar.
VIPASSANA AKTIF
Setelah
kesadaran berpikir, kesadaran dari aktivitas sehari-hari merupakan
aspek penting dari meditasi Vipassana. Ini artinya kesadaran kita harus
diperluas ke dalam setiap tindakan atau pergerakan. Dengan kata lain
dapat disebut “Meditasi tidak ada akhirnya” .
Guru besar kita,
Chanmyay Sayadaw berkata bahwa tanpa kesadaran dalam melakukan aktivitas
sehari-hari maka meditasimu tak ada harapan maju. Pandangan terang
dapat muncul setiap waktu maka kita harus terus mencatat keadaan batin
ketika sedang bangun atau turun untuk duduk, ketika sedang bergerak
melakukan berbagai kegiatan, sementara kita sedang berpakaian, merapikan
tempat tidur, membersihkan, mencuci dan bahkan ketika sedang pergi ke
toilet. Aspek-aspek dalam latihan ini tak dapat dikesampingkan.
Apa
yang sedang kita lakukan adalah mengembangkan tingkat perhatian kita
pada suatu titik di mana hal ini menjadi sifat alamiah kedua dan tidak
ada proses batin, jasmani atau emosi yang terlewatkan tanpa kewaspadaan,
walaupun hanya perhatian secara umum.
Cara terbaik untuk mencapai
hal ini adalah dengan memperlambat semua aktivitas dan gerakan. Hanya
bila semua dilakukan secara perlahan mereka dapat dilihat secara
terperinci, seperti ketika sedang meditasi berjalan. Ketika sedang dalam
latihan, semakin lambat, semakin baik. Dengan secara konstan mengamati
dan mencatat semua gerakan jasmani, kita sedang mempertajam ketrampilan
dalam memperhatikan, kemudian menerapkannya pada emosi dan keadaan
mental yang lebih halus.
VIPASSANA LUAR
Vipassana dalam kehidupan sehari-hari
Di
luar situasi meditasi dan membawa latihan vipassana ke rumah, seseorang
tidak dapat melakukan sesuatu dengan perlahan, kita tak dapat melakukan
sesuatu secara perlahan-lahan, namun tidak berarti perhatian dan
kewaspadaan menjadi hilang.
Suatu ketika Anda tetap menerapkan
pencatatan dalam batin, keduanya secara spesifik, jika Anda punya waktu
dan biasanya jika Anda sedang sibuk. Anda bahkan dapat mencatat, “sibuk,
sibuk, sibuk”.
Pengalaman berdasarkan pengamatan yang intensif
selama berlatih vipassana memberikan kita pandangan terang yang
diperlukan terhadap peristiwa duniawi umumnya dalam kehidupan kita
sehari-hari pada suatu lingkungan yang terjaga dan memancarkan sinar
baru terhadap proses jasmani dan pikiran yang tidak nampak atau tidak
diketahui sebelumnya. Oleh karena itu, kembali ke rumah, kita akan lebih
trampil mendeteksi dan menghindari situasi yang tidak bermanfaat, tidak
sesuai dan mudah berubah-ubah, memiliki kendali atas kehidupan emosi
kita, dengan demikian hidup menjadi lebih damai dan bijaksana dengan
suatu keseimbangan dan harmoni yang baru.
Pengamatan terhadap
keadaan emosi seperti kemarahan, ketakutan, frustasi, tidak sabar,
kesepian, kesedihan dan sebagainya dalam bentuk alamiah mereka, ketika
mereka muncul, merupakan hal yang paling penting buat seseorang yang
ingin terbebas. Tanyalah pada diri Anda sendiri setiap waktu :
“Bagaimana perasaan saya sekarang ?”
“Apakah yang terjadi sekarang ?”
“Apa yang sedang terjadi sekarang ?”
Contoh
: kita harus berjalan setiap hari, bahkan jika hanya menuju atau dari
mobil, Anda dapat mencatat sebagai “berjalan”, “berpikir”. Hampir setiap
orang harus naik dan turun tangga di dalam aktivitas rutin mereka,
tidak ada yang dapat dilakukan pada saat itu, maka praktikkanlah
mencatat dalam batin, “melangkah”, “sakit”, “keengganan”, “kemalasan”,
“berpikir”, atau “merencanakan”, dan lain-lainnya.
Saat
mengendarai mobil, sekali lagi, catat secara umum (bukan secara spesifik
semua kegiatan dan gerakan !) dan terutama pada kondisi batin/ emosi
seperti tidak sabar, frustasi, marah, takut, cemas, mengantuk! dan
sebagainya.
“Compu-Dhamma” ketika Anda sedang menunggu komputer
terhubung dengan internet atau menemukan beberapa file yang telah lama
hilang, jangan duduk di sana dan berkeluh kesah, catat, “menunggu”,
“tidak sabar”, “bosan”, “tidak puas” atau apapun yang Anda rasakan. Pada
saat itu, komputernya sudah siap dan dapat melanjutkan pekerjaan dengan
damai.
Kirim metta via internet! Atau coba ini, “Semoga setiap
orang yang sedang bekerja dengan komputer mereka sekarang sukses dan
terbebas dari segala bentuk tekanan batin!”
Kadang-kadang kita
merasa malu atau merasa bersalah karena kurang melatih meditasi. Maka
hanya catat, “malu, malu” atau “bersalah, bersalah, bersalah”, pada saat
ini Anda sedang bermeditasi! Dan tanpa rasa malu atau bersalah tetapi
dengan keseimbangan, obyektifitas dan kedamaian.
Ketahuilah
meditasi adalah mengenai kehidupan apa adanya. Kita tidak harus
mengambil waktu khusus duduk bermeditasi di hadapan patung Buddha,
lakukan di mana saja, lakukanlah sekarang!
Jika tubuh Anda sakit,
jangan biarkan pikiran Anda menjadi sakit. Jika Anda terluka, perhatikan
sakit, frustasi dan gelisah, refleksikan dan proyeksikan, mengetahui
apa yang sedang berubah, berfluktuasi. Jika Anda mempunyai penyakit yang
tidak kunjung sembuh, kemudian bertanya, “Kenapa saya?”, berkeluh kesah
atau gelisah tidak akan membantu. Segala sesuatu mempunyai sebab, tanpa
suatu sebab tidak akan ada akibat. Semua yang muncul akan lenyap. Ini
adalah sifat alamiah dari hukum Karma. Sadari secara penuh dan obyektif
atas perubahan Anda, pengalaman saat ini dan segala sesuatunya adalah
baik sebagaimana apa adanya. Bahkan jika Anda tidak merasa baik, adalah
baik untuk tidak merasa baik. Anda baik-baik sebagaimana apa adanya.
Rileks dan hiduplah pada saat ini.
Jangan berharap perhatian 100 %;
haraplah hanya 5%,
Anda tak akan kecewa.
AKHIR VIPASSANA
Tujuan
dari semua ini adalah untuk menggantikan khayalan dengan mengembangkan
kebijaksanaan dan welas asih, untuk mengurangi dan menghapus penderitaan
di dalam diri kita dan semua makhluk............ ISTIMEWA!!!!!!
BEBERAPA POINT UTAMA
Kewaspadaan terhadap pikiran
Perhatian pada aktivitas sehari-hari
Kesinambungan perhatian.
Y.M. Bhikkhu Chanmyay Sayadaw
Selalu mengingatkan kita pada “3P”
Latihan
Kesabaran
Pantang menyerah
METTA – CINTA KASIH
Jika
Anda sungguh-sungguh mencintai diri Anda, Anda tidak akan menyakiti
orang lain. Jika Anda sungguh-sungguh mencintai diri Anda, Anda akan
mudah mengasihi orang lain. Semoga saya / semua makhluk terbebas dari
gangguan dari dalam dan dari luar. Semoga saya / semua makhluk
berbahagia dan damai.
Semoga saya / semua makhluk sehat dan kuat.
Semoga saya / semua makhluk dapat mempertahankan kebahagiaan saya
sendiri / mereka sendiri.
Metta spesifik ditujukan pada diri
sendiri dulu, kemudian ditujukan pada setiap individu menurut urutan,
sesepuh yang dihormati, teman dekat (bukan kekasih), orang netral dan
musuh, kemudian diakhiri dengan memancarkan metta pada semua makhluk.
Metta
secara umum dapat dipancarkan dalam lingkaran terpusat. Pertama ulangi
untuk diri Anda sendiri sampai kuat. Kemudian Anda katakan, “Semoga
semua makhluk yang ada di ruangan ini bebas dari gangguan dari dalam
maupun dari luar semoga mereka berbahagia”. Ulangi kalimat tsb sampai
Anda merasakannya. Kedua, “Semoga semua makhluk yang ada di dalam
bangunan ini”, dan seterusnya. Kemudian, “Semoga semua makhluk yang ada
dalam lingkungan, dalam kota ini, dalam negara ini, benua, dunia, alam
semesta dan tutup dengan, “Semoga semua makhluk dimanapun berada
.......”.
Ketika sedang bepergian; Semoga semua makhluk di
perjalanan ini bebas dari penderitaan, bebas dari gangguan dari dalam
maupun dari luar.....
Ketika bekerja; Semoga semua rekan kerja
saya, baik senior maupun junior, bebas dari kemarahan dan stress, semoga
mereka semua sukses, makmur dan bahagia.
Ketika makan; Semoga semua makhluk yang telah menderita karena membawa makanan ini terbebas dari penderitaan mereka.
Ketika
seseorang sakit; visualisasikan mereka kuat dan sehat dan pikirkan,
“Semoga ia terbebas dari penderitaan, semoga ia menjadi sehat dan kuat
dan sebagainya.”
No comments:
Post a Comment