Wednesday, 1 May 2019

AKIBAT YANG TIDAK BAJIK

AKIBAT YANG TIDAK BAJIK
Oleh Ven Pa-Auk Tawya Sayadaw

Ketika sebuah kamma dengan salah satu dari tiga akar yang tidak bajik (lobha, dosa, dan moha) ini matang pada saat kematian, kesadaran penyambung kelahiran kembali (patisandhi.citta) akan menjadi kesadaran hasil yang tidak bajik (akusala.vipaka.citta), yang berarti akan terlahir kembali pada salah satu dari alam hewan, alam hantu, atau salah satu neraka. Tidak mungkin terjadi sebaliknya.



1. “Ini tidak mungkin, para bhikkhu, tidak ada alasan di mana seseorang dengan perilaku buruk secara jasmani, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancurnya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali di tujuan yang baik, alam surga, tidak ada kemungkinan demikian yang diketahui. Tetapi tentu saja mungkin, para bhikkhu, demikian diketahui, bahwa memiliki perilaku buruk secara jasmani, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancurnya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali dengan kekalahan total, di tempat tujuan yang buruk, tempat menakutkan, di neraka: kemungkinan demikian diketahui.”

2. “Tidak mungkin, para bhikkhu, tidak ada alasan di mana seseorang dengan perilaku buruk dengan ucapan, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancurnya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali di tujuan yang baik, alam surga, tidak ada kemungkinan demikian yang diketahui. Tetapi tentu saja mungkin, para bhikkhu, demikian diketahui, bahwa memiliki perilaku buruk dengan ucapan, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancurnya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali dengan kekalahan total, di tempat tujuan yang buruk, tempat menakutkan, di neraka: kemungkinan demikian diketahui.

3. “Tidak mungkin, para bhikkhu, tidak ada alasan di mana seseorang dengan perilaku buruk dengan pikiran, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancur-nya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali di tujuan yang baik, alam surga, tidak ada kemungkinan demikian yang diketahui. Tetapi tentu saja mungkin, para bhikkhu, demikian diketahui, bahwa memiliki perilaku buruk dengan pikiran, oleh karena itu, disebabkan oleh itu, pada saat hancur-nya jasmani, setelah kematian, akan terlahir kembali dengan kekalahan total, di tempat tujuan yang buruk, tempat menakutkan, di neraka: kemungkinan demikian diketahui.”

Kamma dengan salah satu dari tiga akar tidak bajik juga selalu menuntun pada kelangsungan perputaran dari satu kehidupan demi kehidupan.

Di neraka-neraka, alam hantu dan alam hewan, kesadaran-kesadaran yang muncul hampir semua hanya yang tidak bajik, mengakar pada keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Kegelapan batin sangatlah kuat di alam-alam rendah dan sangat, sangat jarang kesadaran bajik muncul di sana. Itulah mengapa hampir tidak mungkin bagi makhluk-makhluk di alam-alam rendah itu dapat terbebaskan.

Kelahiran kembali di alam manusia adalah selalu akibat dari kamma yang bajik. Meskipun demikian, diantara mayoritas besar, orang-orang awan yang tidak terpelajar, kesadaran-kesadaran secara dominan mengakar pada keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Hanya kadang-kadang kesadaran-kesadaran bajik muncul. Dan di antara orang-orang awam yang tidak terpelajar, kegelapan batin sangat dalam. Itulah mengapa, ketika umat manusia meninggal dunia, mereka hampir selalu terlahir kembali apakah di alam neraka, di alam hantu, atau alam hewan.

Kelahiran kembali di alam-alam dewa kesenangan indra selalu karena kamma bajik yang superior. Itulah mengapa dewa-dewa alam kesenangan indra menikmati kesenangan indra yang superior. Dan tubuh mereka, wajah mereka, mata mereka, corak kulit mereka, pakaian mereka, dan tempat tinggal mereka sangat-sangat indah. Oleh sebab itu, sayangnya, disana sangat banyak nafsu, rasa iri, dan kekikiran. Itulah mengapa, ketika dewa-dewa alam-alam kesenangan indra meninggal, mereka juga hampir selalu terlahir kembali apakah di neraka, alam hantu, atau alam hewan.

Di alam-alam dewa yang lebih tinggi, alam Brahma, tidak ada kesadaran-kesadaran yang berakar pada kebencian bisa muncul. Tetapi di sana selalu ada kemelekatan dan keinginan pada kehidupan, yang mana berakar pada keserakahan. Seorang Brahma juga mungkin berpikir bahwa kehidupannya adalah abadi, dan berpikir bahwa ia adalah pencipta alam semesta, seorang tuhan yang maha kuasa dan maha tahu: itu adalah pandangan salah, yang mana berakar pada keserakahan.

Pada saat seorang Brahma meninggal, ia tidak akan pernah secara langsung menuju neraka, alam hantu, atau alam hewan. Saat kamma yang menghasilkan kelahiran kembali di alam Brahma telah habis, ia bisa terlahir kembali di alam Brahma yang lebih rendah, atau di alam dewa atau alam manusia.

No comments:

Post a Comment