Wednesday, 31 January 2018

Buah Kedermawanan

Buah Kedermawanan

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Kemudian Putri Sumanā, disertai oleh lima ratus kereta dan lima ratus dayang,

 mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, dan duduk di satu sisi. Kemudian Putri Sumanā berkata kepada Sang Bhagavā:

“Di sini, Bhante, mungkin ada dua orang siswa Sang Bhagavā yang setara dalam hal keyakinan, perilaku bermoral, dan kebijaksanaan, tetapi yang satu dermawan sedangkan yang lainnya tidak.

Tuesday, 30 January 2018

Kamma Seorang Pemburu

Kamma Seorang Pemburu

Di Rajagaha seorang pemburu mencari nafkah dengan menembak dan membantai rusa siang dan malam.

Dia mempunyai teman, seorang pengikut awam. Pengikut awam ini, walaupun tidak berhasil membujuk agar dia berhenti melakukan tindakan-tindakan jahat, dapat menggugah dia (untuk berperilaku) bajik pada malam hari.

Saturday, 27 January 2018

KEBAHAGIAAN

KEBAHAGIAAN

Orang miskin makan makanan yang sederhana sudah nikmat sekali. Tetapi, bagi orang yang kaya raya, makan makanan yang mewah baru merasa nikmat. Kalau kita periksa, di dalam makanan yang sederhana dan makanan mewah itu, adakah kebahagiaan di sana? Tidak ada! Senang dan nikmat adanya di dalam pikiran.

Kalau orang kaya kita beri makanan yang sederhana menjadi kecewa dan jengkel. Apakah kecewa dan jengkel itu ada dalam makanan itu? Ternyata tidak ada! Kecewa dan jengkel ada di dalam batin. Kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri. Kita tidak perlu mencarinya jauh-jauh. Kebahagiaan muncul di dalam diri kita ini, bukan di luar.

Agama apapun tidak bisa menghadiahkan kebahagiaan. Semua agama hanya bisa menunjukkan caranya, kita sendiri yang harus melaksanakannya. Semua itu bergantung kepada kita sendiri. Siapa yang membuat bahagia? Kita sendiri.

Siapa yang membuat tidak bahagia? Kita sendiri juga. Kebahagiaan bergantung pada perubahan yang kita lakukan di dalam diri kita. Kalau kita berani mengubah sikap hidup kita, menghancurleburkan keserakahan, keakuan; tidak hanya untuk menjaga gengsi, tetapi benar-benar ingin menghancurkan nafsu keburukan, maka kebahagiaan akan muncul dalam batin kita. Dan jika kebahagiaan sudah muncul di dalam batin, kita akan merasa bahagia setiap saat.

Cobalah renungkan, kebahagiaan ada di dalam diri kita, tidak ada dalam makanan, tidak ada dalam pakaian, tidak ada dalam rumah yang bagus, juga tidak ada di dalam mobil yang berganti-ganti.

Apa saja yang kita hadapi, bisa membuat kita menderita, karena penderitaan itu kita yang membuatnya sendiri. Sebaliknya, kita juga bisa untuk tidak membuat penderitaan.

Jadi kalau menghadapi apapun, entah itu urusan suami, istri, pembantu, pekerjaan, tetangga, panas, dingin, untung, rugi ; buatlah agar tidak menjadi menderita, karena kita sendiri yang bisa membuat menjadi penderitaan atau tidak menjadi penderitaan.

"Bersahabatlah Dengan Kehidupan".

(Y.M Sri Pannyavaro Mahathera)

Thursday, 25 January 2018

PELIMPAHAN JASA

Kesaksian dari bapak Apeng tjoa.. Semoga bisa membantu menjawab
PELIMPAHAN JASA.
Pengalaman saya membuktikan ajaran Sang Buddha ternyata benar apa yang saya alami.
Sekitar tahun 1983 Papa saya sakit keras komplikasi, sakit sesak nafas, jantung..., mengharuskan dibawa ke Rumah Sakit dan dirawat.
Selang beberapah saat, Papasaya ngorok, koma, sepertinya Papa saya sangat menderita dengan penyakitnya.

Tuesday, 23 January 2018

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Januari 2017

[14:09, 10/28/2017] +62 816-1391-986: Persaingan, manusia memang memiliki klesa (kekotoran batin) bersaing, kini persaingan sudah ditampilkan secara terbuka, tidak malu-malu lagi, lingkungan kecil mencakup perorangan sedangkan lingkungan besar mencakup organisasi, kini baik di Tiongkok maupun di luar negeri, bidang pekerjaan mana yang tidak ada persaingannya, sehingga memikirkan segala cara untuk merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri.


Sejak usia kecil, anak-anak sudah diajarkan bersaing, seolah-olah kalau tidak bersaing maka kelak tidak bisa bertahan hidup, ini sudah salah, pemikiran ini adalah pemikiran yang salah. Insan suci dan bijak jaman dulu, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, tidak ada yang melontarkan perkataan begini, pahala diperoleh bukan hasil dari persaingan, tetapi diperoleh dari menghapus kejahatan dan menimbun kebajikan secara berkesinambungan.


Pahala yang telah diperoleh ini takkan hilang, tidak ada musuh yang datang merusaknya, mengapa demikian? Oleh pahalamu ini merupakan hasil dari menimbun kebajikan, jadi anda bukanlah orang kaya baru atau orang kaya mendadak. Orang kaya mendadak adalah orang yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta kekayaan.


Orang yang kaya secara halal adalah orang yang menimbun jasa kebajikan berkesinambungan, bahkan ada yang sepanjang hidup menimbun kebajikan, menimbun kebajikan selama dua generasi, tiga generasi, lima generasi, perorangan juga begini, organisasi juga begini.


Pada jaman dulu, keluarga Tiongkok merupakan keluarga besar, sembilan generasi tinggal seatap, begitu banyak orang tinggal bersama dalam satu rumah, lantas apakah ada persaingan di dalamnya? Ada, tetapi orang yang belajar ajaran insan suci dan bijak memahami bahwa bersaing itu ada batasnya, tidak boleh terlampau, terutama insan suci dan bijak jaman dulu memberitahu pada kita bahwa menderita kerugian adalah berkah.


Kita rugi sedikit agar orang lain dapat untung sedikit, ini juga menimbun kebajikan, orang begini setiap generasinya akan berjaya. Sedangkan orang licik yang suka mengambil keuntungan dari orang lain, merupakan petanda keluarga yang menderita kegagalan. Generasi demi generasi dalam keluarganya akan kian terpuruk, sampai akhirnya keluarga cerai berai dan meninggal dunia. Dari mana semua ini? Dari kemerosotan moral. Maka itu hendaknya menjalani hidup dengan benar, jangan sampai menyimpang dan jatuh ke jalan sesat.


Orang licik yang suka mengambil keuntungan dari orang lain, pada akhirnya keluarga cerai berai dan meninggal dunia, ini disebut tidak memikirkan akibatnya, kelak jatuh ke tiga alam rendah, setelah masa hukumannya selesai dan memperoleh kesempatan lahir jadi manusia, bertemu dengan musuh-musuhnya yang datang menagih hutang padanya, kelahiran demi kelahiran saling membalas, bukankah ini sungguh mengerikan!


Kita mesti jelas akan hal ini, betapa miskin dan susahnya hidup ini, saya juga takkan berani menipu orang lain, merampas milik orang lain, mengapa demikian? Ini merupakan dosa berat, akibatnya jatuh ke tiga alam penderitaan, maka itu tidak boleh dilakukan!


Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Januari 2017

Saturday, 20 January 2018

3 Tips Meningkatkan Kesadaran dari Bhante Uttamo

3 Tips Meningkatkan Kesadaran dari Bhante Uttamo

Dikutip dari : https://michaelbliss.co/

Waduh, kenapa ya tadi saya ngomong gitu ke dia? Pernahkah kamu mengalami kejadian seperti itu? Kejadian dimana kamu baru menyadari menyakiti orang lain setelah ucapan tersebut terucap dari mulut kamu? Apabila pernah, berarti kesadaran kamu kurang baik. Pada dasarnya, setiap manusia pasti memiliki kesadaran. Perbedaannya adalah orang yang dalam hidupnya sering sadar dan orang yang sering tidak sadar. Dan untuk meningkatkan kesadaran, tidak diperlukan bakat tertentu, yang artinya semua orang pasti bisa asalkan rajin berlatih.

Friday, 19 January 2018

Berbagai manfaat dana kepada individu.

Berbagai manfaat dana kepada individu.

Pemberian Dana kepada Berbagai Jenis Individu


Buddha menjelaskan 14 jenis pemberian (dana) kepada penerima individu:

Thursday, 18 January 2018

Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Kehidupan Kita di Masa Lampau ?

Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Kehidupan Kita di Masa Lampau ?

Pada saat ini, pikiran kita dibatasi oleh ketidaktahuan, membuatnya menjadi sukar untuk mengingat masa lalu. Juga, banyak perubahan yang terjadi dengan pikiran dan tubuh kita sejalan dengan proses mati dan dilahirkan kembali, menyebabkan pengingatan kembali menjadi sukar.

Tetapi, fakta bahwa kita tidak mengingat sesuatu, tidak berarti bahwa sesuatu itu tidak ada. Kadang-kadang kita bahkan tidak ingat dimana telah meletakkan kunci mobil kita. Kadang juga kita tidak ingat menu apa yang kita hadapi di meja makan sebulan yang lalu.

Wednesday, 17 January 2018

Apakah Buddha Dhamma itu kuno?

Apakah Buddha Dhamma itu kuno?

“sungguh bahagia jika kita hidup tanpa membenci diantara orang-orang yang membenci”

Kalau kita melihat agama Buddha 'secara sekilas' maka kita akan dihadapi pada satu tanggapan bahwa agama Buddha adalah agama yang tidak menarik, agama yang kadang-kadang terlihat bersifat mistis dan sudah tidak lagi cocok dengan kehidupan modern seperti sekarang ini.
Mengapa demikian?

Tuesday, 16 January 2018

RENUNGAN KESABARAN

RENUNGAN KESABARAN

Kesabaran seseorang seharusnya diperkuat dengan berpikir mereka yang tidak memiliki kesabaran akan menderita akibat ketidak sabarannya sendiri dan melakukan sesuatu yang akan membawa penderitaan pada kehidupan selanjutnya.

Ia seharusnya berpikir, sekalipun penderitaan ini timbul akibat perbuatan salah orang lain.
Tetapi tubuhku merupakan tempat berlangsungnya penderitaan ini dan perbuatan
Yang menimbulkan penderitaan tersebut merupakan milikku (akibat dari karma yang berbuah)

Ia juga seharusnya berpikir, penderitaan yang aku terima akan membebaskan dari hutang – hutang (buah)
Karma burukku, bila tidak ada seorang pun yang berbuat kesalahan bagaimana aku dapat melatih dan menyempurnakan Kesabaranku?, sekalipun saat ini Ia berbuat kesalahan tetapi dahulu Ia mungkin seorang yang murah hati terhadapku.

Selanjutnya ia juga seharusnya berpikir, semua makhluk bagaikan anak – anakku sendiri dan
Orang tua manakah yang manjadi marah dan dendam karena kesalahan yang dilakukan oleh anak – anaknya?

Akhirnya ia harusnya berpikir, Ia berbuat salah padaku (mungkin) karena kesalahan yang ada dalam diriku,
Aku harus berusaha untuk melenyapkan kesalahan itu (bukan sebaliknya berbuat kesalahan yang baru).

(Cariyapitaka atthakata – 290)

PIKIRAN

PIKIRAN

Ada Yg Mengatakan bahwa Sesungguhnya Medan Peperangan Terbesar Berada di PIKIRAN Kita,
Karena PIKIRAN Itu Sangat Kuat & Dapat MEMPENGARUHI Kehidupan Seseorang.

Ada Pepatah Mengatakan: Menabur Dalam PIKIRAN Akan Menuai TINDAKAN,

Menabur TINDAKAN Akan Menuai KEBIASAAN.

Menabur KEBIASAAN Akan Menuai KARAKTER

Sunday, 14 January 2018

TUMIMBAL LAHIR

TUMIMBAL LAHIR (Patisandhi / Punabhava)

AJARAN mengenai tumimbal-lahir sangat erat hubungannya dengan Hukum Karma. Ajaran tumimbal-lahir dalam agama Buddha membuktikan adanya kehidupan makhluk yang berulang-ulang.

Tumimbal-lahir (patisandhi/punabbhava) bukan berarti pemindahan atau penjelmaan. Dalam agama Buddha tidak dikenal pemindahan atau penjelmaan dari nama (bathin/jiwa) setelah seseorang meninggal dunia.